Oh, Anak Itu [3a]

29 7 8
                                    

From : dhynat02@gmail.com

Sorry yaa, slow respon banget akuu, huhu. Emang lagi ngejar deadline nih, edit-edit naskah yang masuk ke penerbit:'))

Tolong banget yaa, kalo tanya-tanya tuh langsung ke nomerku aja. Masih nyimpen kan? Nomer lama kok, asli deh.

Masa tanya hal seserem ini di beranda laman blog resmiku, sih??

Masa tanya hal seserem ini di beranda laman blog resmiku, sih??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-*●*-

Ok, ya, memang awalnya mau protes.

Tapi mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur, untung saja langsung kuhapus. Kuharap, tidak ada satupun penggemarku yang baca. Aku hanya takut, perjalanan karir menulis yang telah kujalani sampai saat ini harus hancur dalam 2 menit, hanya karena postinganmu di sana.

Ya, siapa sih yang tidak mau berpikir negatif kalau isinya begini?

Jujur, kalau aku membaca postingan seperti itu, lalu kuklik "read more

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur, kalau aku membaca postingan seperti itu, lalu kuklik "read more..." pasti langsung berspekulasi yang aneh-aneh.

Kalau begitu, percuma saja kubangun citra diri yang sangat cantik selama kurang lebih 21 tahun ini.

Ah, lupakan. Maaf saja, aku memang sedikit emosional. Tapi aku menekankan benar-benar; tolong perhatikan di tempat mana kamu cari perhatian.

Paham, Lena? Terima kasih.

Kalau disuruh menceritakan tentang Irina menurutku versiku sendiri, hm, sebenarnya aku tidak terlalu bisa. Mungkin kebanyakan orang akan menilai dia baik, bisa juga disalahartikan menjadi sok baik. Keduanya benar menurutku, tidak ada yang salah. Perkara baik atau sok baik, Irina memang seperti itu orangnya. Ya, kepribadiannya labil.

Itu yang kutangkap, ketika pertama kali melihatnya.

Eh, terlalu cepat. Lebih baik, kuceritakan bagaimana sampai aku bisa masuk ke dalam barisan perkawanan Irina.

Di suatu siang yang terlalu terik, bagiku yang lebih suka berteduh di kegelapan daripada mencari keringat, tiba-tiba saja ada kakak kelas yang mendatangi kelasku. "Windhy, dipanggil bu Erna."

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang