Friend? [2b]

22 7 19
                                    

-*•*-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-*•*-

Di suatu hari, sebetulnya aku tak ingin menemui kak Irina. Iya, karena aku sering merasa rendah diri sebagai seorang kakak. Tapi siapa sangka, guruku malah menyuruhku untuk datang ke kelasnya. Hukumanku sih, karena sengaja membolos di kelas beliau. Lalu tertangkap basah, ketika aku rebahan di UKS.

Ngapain? Cuma untuk mengembalikan buku-buku tugas yang dikumpulkan ke beliau. Asli deh, alasan apapun itu tetap saja menyebalkan.

Lama-lama, aku jijik ditatap dengan mata berbinar oleh Irina. Iya, itu yang aku dapat sewaktu masuk ke kelasnya. "Eh, kenapa dek?"

Itu kak Lena, selaku seniorku di kegiatan wajib Pramuka. Sampai detik ini, aku tetap tidak paham gunanya aku ikut kegiatan itu.

"Ini, disuruh ngembaliin bukunya kakak-kakak sama bu Ismi." Kataku santai, sambil semakin masuk ke kelasnya. Sedikit beruntung, ini jam istirahat.

Jujur, kalau boleh memilih, aku lebih suka kak Lena. Dia terlihat lebih cantik, lebih tegas, dan lebih cerdas dibanding kak Irina. Kerennya lagi, waktu itu dia duduk di kursi guru. Bahkan bangku gurupun memiliki aura takhta ratu kalau kak Lena yang duduk di sana.

Sayang sekali, waktu itu aku tak terlalu dekat dengan Alenna Kimberly.

Sebentar, mau ganti topik. Entahlah, tiba-tiba aku merasa harus waspada semisal hantu Irina datang dan menggedor jendela kamarku dengan wajah penuh amarah.

Omong-omong, ini bercanda. Tertawa tidak? Astaga, garingnya.

Tetapi, beberapa hari yang lalu aku benar pernah menemui hal demikian. Mirip kak Irina, sungguh. Langsung kudoakan sih, pada saat itu.

"Dara, nanti ke rumahku yuk. Sama Lena juga." Ajak kak Irina, sedikit membuatku bergidik. Kenapa semakin aku mengenalnya waktu itu, malah semakin mirip dengan orang lesbian, sih?

"A-ah, oke kak." Dan bodohnya, kenapa aku mengiyakannya? Tidak tahulah itu suara hati, atau memang teriakan jiwa materialistisku yang sering muncul setiap kali melihat Irina atau Lena. Iya, intinya semacam ada dorongan dalam diriku.

Kenapa rasanya mendadak matre ketika melihat Irina dan Lena? Mereka kelihatan seperti orang kaya, bung. Kalau aku dekat dengan keduanya, rasanya seperti memiliki dua sugar mommy—istilahnya jaman sekarang. Iya, kelihatan sekali aku yang paling muda lalu mereka berdua akan berlomba-lomba memanjakan aku.

Uhuk, tolong sucikan sedikit pikiranku. Makin tua, makin tidak ada akhlak saja.

-*•*-

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang