temporary guard

740 42 0
                                    

"terus lo tau darimana kalo gue Kia temen kecil lo?"
Bukannya Kia tidak percaya pada Jivan, tapi dia ingin tahu dari siapa Jivan mengetahui semuanya .

"Kak Athar"
Mengapa selama ini Athar tidak mengatakan apapun kepada Kia? apa mereka menyembunyikan suatu hal lain dari Kia?

"Van, lo dipanggil Jivan. Sekarang katanya"
Belum saja Kia bertanya lebih jelas,Bargi sudah memanggil Jivan.

Tanpa berpamitan kepada Kia, Jivan langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Kia di tempat tersebut dengan kebingungan yang masih menyelimutinya.

"Kenapa Dev?"
Sepertinya hanya Jivan yang memanggil Devan dengan sebutan 'dev'. Karena jika memanggilnya dengan sebutan 'van' maka ia akan merasa memanggil namanya sendiri.

"Gue rasa ada yang ngikutin kita sampai sini. Gue mau kalian semua jaga didepan, tiap malem sampai kita balik lagi ke Jakarta".

Kemarin saat pulang dari supermarket bersama Seren, Devan merasa diikuti oleh 2 orang yang mengendarai motor. Awalnya Devan berfikir bahwa tujuan orang tersebut memang searah degan tujuan pulang mereka. Namun ternyata saat ditengah jalan, kedua orang itu menarik tangan Seren.
Devan berencana untuk membagi jadwal jaga mereka.

"Kita disini masih 7 hari lagi, gue mau bagi jadwal jaga kalian. urut dimulai dari besok. Yang pertama gue, kedua Bargi, ketiga Astley, keempat Rayhan, kelima Ibdar, keenam Ravish, terakhir Jivan. Yang gue sebut namanya, pilih masing masing 6 orang dari sisanya buat nemenin kalian jaga didepan"

Masing masing dari mereka langsung memilih 6 anggota Caztor yang lain sesuai dengan perintah Devan.

"Den, maaf ya kemarin Mang Udjo ngga bersih bersih dulu sebelum kalian datang. Maapin ya kalian jadi bersih bersih sendiri".
Tiba-tiba mang Udjo, si penjaga villa milik keluarga Devan datang. Memang kemarin ketika ingin membersihkan villa tersebut, Bi Ani, istri mang Udjo yang membantu membersihkan villa tersebut sedang sakit.

"Oh iya mang, gapapa. Oh iya mulai nanti malam, mang Udjo ngga usah jaga disini lagi ya"

"Aduh den, saya dipecat ya? Maaf banget den, memang saya salah tapi saya janji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi".

"Bukan mang, maksud Devan mulai nanti malam teman-teman Devan yang mau jaga disini. Mang Udjo istirahat dirumah aja ya, keluarga mang Udjo pasti kangen banget tuh kumpul-kumpul bareng"
Seketika mang Udjo menereskan air matanya. Betapa beruntungnya mang Udjo memiliki majikan seperti Devan.

"Baik Den, terimakasih banyak ya"

"Iya mang sama sama. Ini Devan ada sedikit rezeki. Nanti mang Udjo pakai buat kebutuhan sehari-hari ya"
Devan menyerahkan amplop berisi uang yang ia dapatkan ketika menang olimpiade matematika beberapa bulan lalu. Ia memang sengaja menyimpannya untuk ia berikan kepada mang Udjo.

"Ngga usah den. Mang Udjo sudah ada untuk kebutuhan sehari-hari"
Mang Udjo berusaha mengembalikan amplop pemberian Devan.

"Gapapa mang, dipakai buat keperluan lain juga gapapa. Yang penting bermanfaat"

"Terimakasih banyak den. Mang pamit pulang dulu ya"

"Iya mang, silahkan. Biar diantar teman saya ya mang?"

"Mari mang saya antar"
Bargi langsung menawarkan dirinya untuk mengantarkan mang Udjo.

"Tidak usah den, saya pulang sendiri aja".

"Yaudah, hati-hati ya mang. Sampaikan salam saya ke bi Ani dan anak-anak dirumah"

"Baik den, sekali lagi terimakasih banyak den".

"Sama sama mang"

• • •

Malam ini jadwalnya Devan dan 6 teman lainnya yaitu Rafa, Diaz, Zaidan, Al, Tio, dan zain untuk menjaga villa yang mereka tempati. Malam ini dan seterusnya hanya satu villa yang mereka tempati, karena agar mereka, terutama Kia, Kina, Flora, Seren, dan Eirene lebih aman. Dan tentunya ini ide cemerlang dari Bargi dan Ibdar.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang