Athar's wedding

718 37 3
                                    

   Halooo kawand 🤍
Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote, follow, and share 🌚
Thank you🤍

Hari ini adalah hari yang seharusnya menjadi hari bahagia Athar dan Asya. Namun tidak untuk Athar. Sejak tadi malam, ia tak bisa tidur karena memikirkan apa yang akan terjadi pada hari ini dan bagaimana setelah ia menikah dengan Asya. Bukan hal yang mudah untuk menyetujui suatu perjodohan.

"Bang, udah siap?"
Tanya Kia yang baru saja selesai untuk mempersiapkan dirinya. Entah itu secara penampilan maupun hatinya.

"Siap ngga siap, harus siap"
Tak lama kemudian, Jazziel datang bersama Firman dan Asya.
Asya terlihat sangat cantik, gaun putih yang ia kenakan menambah kesan elegannya.

Kia menatap Asya dengan senyumnya yang sangat tulus. Begitupun dengan Asya. Namun tidak dengan Athar yang tidak mau melihat Asya sedikitpun. Bukan karena Athar benci, namun ia masih berpikir apakah Asya bisa bahagia dengannya? Atau justru ia semakin menambah beban pikiran Asya nantinya?

"Buseeeet, bening banget bini lo"
Galang berbisik pada Athar ketika melihat Asya dengan teliti dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Calon"
Bantah Athar.

"Iya deeeh"

Arvan, Galang, dan Erlan hadir disana untuk mewakili seluruh anggota Starwolf. Memang ini bukan pesta pernikahan besar-besaran, jadi tidak perlu untuk seluruh anggota Starwolf datang. Karena akan membuat suasana menjadi ramai, apalagi di rumah sakit seperti sekarang ini.

Sementara Kia terus menggenggam tangan Athar, menenangkan kakak laki-lakinya itu. Kia masih saja memikirkan bagaimana jika setelah menikah nanti Athar tak perduli lagi dengannya? Apakah Athar akan tetap menjadi penjaganya seperti sebelum ia menikah? Apakah Asya akan menjadi istri yang baik untuk Athar, dan kakak ipar yang baik untuknya?

"Ki, kenapa?"
Arvan berhasil membuat Kia tersadar dari lamunannya.

"Eh gapapa kak"

"Sebentar lagi, Abang punya istri yang berarti itu jadi tanggung jawab abang. Tapi bukan berarti kamu kehilangan abang"
Ucap Athar sambil memeluk Kia dengan erat. Kia merupakan alasannya untuk menerima perjodohan ini.

"Baik bisa dimuali ya ijab qobulnya?"
Kata seorang penghulu yang telah hadir disana.

"Silahkan pak"
Jazziel menjawabnya dengan sangat yakin.
Ijab qobul pun dimulai, Athar mengucapkannya dengan sangat lancar.

Setelahnya semua orang yang ada disana mengatakan 'sah' yang berarti Asya sudah menjadi istri sah Athar. Asya mencium tangan Athar, dan Athar mencium kening Asya. Setelahnya, Athar melihat Kia dan memeluk adiknya.

"Selamat ya bang. Udah ngga jomblo lagi"
Ucap Kia masih dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Makasih, kalo ada cowo yang mau deketin kamu, dia harus ketemu Abang dulu sebelum miliki kamu"
Ucap Athar. Rasa trauma akan kehilangan Kia masih ada dalam dirinya.

Sementara di luar ruangan, Devan dan Reno tetap mengawasi Kia dari jauh. Dan begitupun dengan anggota Caztor lain yang masih menjalankan tugas dari Devan.
Ponsel Devan berdering, membuat Devan harus mengalihkan pandangannya dari ruangan tersebut.

"Gue lihat ada yang mencurigakan dari beberapa anggota Starwolf"
Kata Astley di seberang telepon.

"Lo dimana?"

"Markas Starwolf"

"Gue kesana sekarang"

                                   •   •   •

     Devan sekarang berada di markas Starwolf. Seluruh anggota Starwolf sedang berada disana, kecuali Athar, Galang, Arvan, dan Erlan. Devan terus mengawasi gerak-gerik mereka, dan mendengarkan pembicaraan mereka dari jauh, tanpa sepengetahuan anggota Starwolf.
Ada 3 orang laki-laki yang sepertinya sedang membicarakan hal yang serius. Beda dengan anggota yang lain, mereka sedang bercanda dan sesekali membicarakan tentang pernikahan Athar dan Asya.

"Lo lihat 3 orang itu?"
Tanya Astley kepada Devan. Sedari tadi, pandangan Astley tidak beralih dari sana.

"Iya, gue curiga sama mereka"
Devan mendengarkan mereka beberapa kali menyebut nama Tio dan Seren.

Sialnya, 3 orang tersebut mengetahui bahwa Devan dan Astley sedang berada disana. Ketika melihat ketiganya berdiri dan berjalan menuju tempat tempat Devan dan Astley bersembunyi, mereka langsung pergi dari sana dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Kenapa?"
Tanya Andre, salah satu anggota Starwolf kepada ketiga temannya yang sepertinya sedang mencari seseorang.

"Gapapa"

Setelahnya, Alvian, Rio, dan Dama (ketiga orang tadi) mengejar Devan dan Astley. Mereka tidak akan membiarkan Devan, Astley, maupun anggota Caztor yang lain untuk datang lagi ke markas mereka.
Devan dan Astley berhenti di salah satu cafe yang sudah biasa untuk menjadi tempat persembunyian mereka. Mereka menitipkan motonya pada pemilik cafe agar diletakkan di belakang cafe. Sebenarnya mereka tidak takut dengan ketiga orang tadi, namun rencana mereka untuk mengetahui penyebab utama kematian Seren tidak boleh berakhir disini.

"Sebenernya apa sih awal dari kecurigaan lo?"
Tanya Astley yang masih bingung dengan temannya itu. Padahal penyebab kematian Seren sudah dikatakan dengan jelas oelh dokter yang menanganinya.

"Waktu gue nungguin Seren di rumah sakit, ada yang janggal sama tiga orang tadi"
Ungkap Devan yang kembali mengingat hari dimana Seren meninggalkannya untuk selamanya.
Devan mengambil dompetnya, mengambil sesuatu dari sana.

"Lo tau sendiri kalau gue susah buat jatuh cinta apalagi nyaman sama orang. Dia orang yang bikin gue bisa nyaman dan ngga sebandel dulu"
Kata Devan sambil memegang foto Seren yang tidak pernah lupa untuk ia letakkan di dompetnya.

"Iya gue tau. Perjuangan lo buat dapetin dia juga ngga gampang. Tapi ikhlasin, dia udah tenang disana"
Mendengar kata terakhir yang diucapkan Astley, Devan kembali mengingat kebersamaannya dengan Seren. Waktu-waktu itu tak dapat ia ulang kembali. Tidak ada perempuan yang bisa menggantikan Seren.

"Mas, udah lewat orangnya"
Pemilik cafe yang sebelumnya sudah diberi pesan eh Devan, menghampiri Devan dan Astley setelah melihat tiga anggota Starwolf sudah melewati cafe tersebut.

"Iya makasih"
Devan dan Astley berjalan untuk mengambil motor mereka.

"Mampir dulu ke makam"
Ucap Devan setelah mengenakan helmnya dan mulai melajukan motornya, disusul oleh Astley di belakangnya.

Saat di perjalanan, Devan memberhentikan motornya di depan salah satu toko bunga yang dulu sering ia kunjungi untuk membelikan Seren buket bunga yang sangat Seren sukai. Dulu ia sering membawakannya ketika menjemput Seren di pagi hari untuk berangkat sekolah, sekarang ia akan membawakannya untuk Seren yang sudah dijemput oleh Tuhan.
Devan membelikan buket yang sama seperti yang sering ia berikan kepada Seren ketika ia menjemput Seren untuk berangkat sekolah.

Tak jauh dari sana, sekitar 5 menit dalam perjalanan, Devan dan Astley sampai di makam Seren. Mereka mendoakan Seren.

"Tenang disana ya. Aku do'ain kamu dari sini".
Devan meletakkan buket bunga tersebut di samping batu nisan Seren, dan memegang batu nisan tersebut sebelum ia pergi dari sana.

"WOY!!!"
Teriakan itu membuat Devan dan Astley kaget. Mereka langsung menaiki motonya dengan kecepatan tinggi, dan pergi dari sana. Namun orang tersebut melempar satu balok kayu yang mengenai Astley, sehingga membuat Astley terjatuh dari motonya.

                               •   •   •


...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang