...

My queen 👑

Pukul 6 pagi, Kia sudah siap menggenakan seragam sekolahnya dan membawa tasnya untuk menuju dapur dan sarapan sebelum ia berangkat sekolah.

"Bang Athar, kak Asya bangun yoook udah siang niih"
Ketika melewati kamar Athar dan Asya, ia sengaja membangunkan kedua kakaknya itu.

"Eh suara Kia ya?"
Tanya Athar kepada sang istri karena adik perempuannya itu tak pernah sarapan sepagi ini. Jika sudah siap, ia selalu menunggu pukul 06.30 untuk sarapan.

Athar keluar dengan pakaian kerjanya. Ia sudah menyetujui perintah papanya untuk memimpin salah satu perusahaan papanya yang ada di Jakarta.
Sementara Asya, ia menyusul dengan membawa tas kerja milik Athar. Hari ini adalah hari pertama Athar masuk kerja sekaligus kuliah.

"Buseeeet, keren amat abang gue"
Kia berhenti menyantap nasi goreng yang ada didepannya, dan memperhatikan kakak laki-lakinya dengan tampilan baru di pagi hari ini.

"Lo udah setuju sama papa?"
Tanya Kia memastikan.

"Heem"

"Widiiih keren nih, kerja sambil kuliah bakal sering sibuk nih"

"Lo kalau kerja yang rajin bang, nanti gue sama kak Asya yang habisin duit lo. Iya ga kak?"
Kia mengangkat sebelah alisnya, meminta persetujuan kepada kakak iparnya yang pagi ini terlihat sangat cantik.

"Iya dong, nanti kita belanja sepuasnya"
Jawab Asya sambil melirik suaminya yang sangat tampan itu. Asya merasa beruntung memiliki suami seperti Athar, ya walaupun Athar masih sedikit cuek, namun Asya yakin jika seiring berjalannya waktu Athar pasti akan memperlakukannya selayaknya istri diluar sana yang sangat dicintai oleh suaminya.

"Duit gue, duit kalian juga. Kalo duit kalian, kalian habisin aja sendiri"
Perkataan Athar membuat Kia dan Asya tersenyum bahagia pada pagi hari ini, bukan soal uang yang akan mereka belanjakan sepuasnya, namun jika sudah seperti ini Athar terlihat seperti laki-laki yang bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Sebenarnya, dengan Athar duduk manis dirumah sudah membuatnya mendapatkan banyak uang.

3 orang yang berada dirumah ini memang mereka bisa duduk dengan manis di rumah dan uang akan datang kapanpun mereka mau.
Athar dengan tempat gym yang ia bangun beberapa taun lalu, dengan usaha dan uangnya sendiri. Berawal dari dirinya yang sangat suka pergi ke tempat gym, dan ia berfikir untuk membangun sendiri. Dahulu masih dengan sedikit peralatan olahraga, hingga sekarang yang sudah memiliki 3 cabang di Jakarta, dan 2 cabang di Surabaya. Lalu Asya dengan butiknya, Zalora. Memang butik ini bukan murni dari usahanya sendiri, karena butik ini adalah hadiah dari papanya ketika ia menikah dengan Athar. Belum juga satu tahun, butik Zalora sudah menjadi langganan berbelanja dari beberapa kalangan, mulai dari remaja seusia Kia hingga yang sudah lanjut usia. Dan butik ini ia serahkan kepada salah satu Karyaman yang sangat ia percaya untuk mengelolanya. Sementara Kia dengan cafe yang berdiri semenjak 2 tahun lalu dan masih sekarang sangat ramai pengunjung. Berawal dari Kia yang mendapat pelayanan kurang mengenakkan, kemuadian ia bercerita kepada papanya dan papanya langsung menawarkannya untuk dibangunkan cafe mulai hari itu juga. Tak butuh waktu lama, 2 minggu kemudian Arborea Cafe sudah mulai dibuka dan dilengkapi dengan beberapa menu yang tidak kalah lezatnya dengan restoran restoran besar. Ia tak mengelola restoran itu sendiri, melainkan dibantu oleh sepupu laki-lakinya yang dulu tinggal di Italia.

"Devan ngapain sih masih ngelanjutin rencananya?"
Saat ini Ibdar masih berdiri di sebelah pohon mangga yang sangat besar, ia melihat rumah mewah itu dari kejauhan, menunggu sang pemilik keluar dari sana.

"Lah kalau lo tanya gue, gue tanya siapa?"
Temannya yang sedari tadi berdiri disampingnya itu membuat Ibdar ingin memukulnya, karena mereka berdua sama sama tidak tau sebenarnya apa rencana Devan.

"Noh pohon"
Ibdar mengarahkan kepala Rayhan ke pohon mangga yang dipenuhi semut rangrang.

"Sialan"