"Bang Athar kenapa, kak?"
Kia bingung ketika melihat Athar lemah dantidur di atas ranjang rumah sakit."Gapapa Ki, Athar kuat. Dia pasti sembuh"
Arvan memeluk Kia, berusaha menenangkannya."Ar gue pergi dulu ke markas Tio, anak anak udah kumpul. Lo disini aja"
Galang berpamitan kepada Arvan."Gue ikut"
"Kalau lo ikut, yang jagain Kia siapa? Yakali Athar yang masih merem mau jagain Kia"
Setelahnya, Galang pergi meninggalkan mereka bertiga di ruang rawat yang didominasi oleh aroma obat-obatan tersebut.Sesuai perjanjian, seluruh anggota Caztor dan Starwolf berkumpul di cafe yang tak jauh dari rumah sakit Sehat Medika. Mereka merencanakan suatu hal untuk mencari Seren di markas Tio.
Setelah dirasa yakin dengan rencananya, mereka pergi ke markas besar milik Tio.Setelah sekitar 20 menit perjalanan, mereka telah tiba di markas Tio. Mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Tio, terutama anggota Starwolf. Karena Tio sudah membuat ketua mereka tak sadarkan diri.
"Kita bergerak sesuai rencana"
Devan mengingatkan mereka semua agar tak salah langkah."Oke"
Mereka menjalankan tugas mereka masing-masing. Persis seperti yang sudah mereka rencanakan.Astley bersama 5 anggota Caztor dan 3 anggota Starwolf masuk melalui pintu samping markas tersebut.
Bargi, dan Jivan bersama 8 anggota Caztor dan 5 anggota Starwolf masuk melalui pintu belakang. Karena disana terdapat 3 orang laki-laki yang ditugaskan untuk menjaga Seren agar tidak kabur. Sementara yang lainnya masuk melalui pintu depan. Kecuali Ravish dan Erlan yang membantu mengawasi Devan dan Galang untuk menghampiri Seren.Galang berusaha membuka pintu ruangan yang ia maksud, namun pintunya terkunci.
"Dikunci Van"
"Seren?"
Devan berusaha memanggil Seren, namun tidak ada jawaban dari dalam sana.Akhirnya, dengan terpaksa Devan berusaha menendang pintu tersebut agar dapat terbuka.
"Bentar, kita harus memastikan kalau Seren ngga ada di balik pintu itu"
Dengan secepat kilat, Galang berlari keluar dari markas tersebut. Karena satu-satunya cara untuk mengetahui posisi Seren adalah dari jendela ruangan tersebut yang berada di luar markas.Tak lama kemudian, Galang kembali dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Aman"Devan kembali menendang pintu tersebut agar terbuka. Namun, dari belakang Devan dipukul oleh seorang laki-laki yang menjaga ruangan tersebut.
"Ini jadi urusan gue sama Ravish"
Devan tetap fokus untuk membuka pintu tersebut, sementara Erlan dan Ravish fokus untuk menghabisi lelaki yang ada dihadapannya saat ini.Devan segera menggendong Seren dan membawanya keluar dari markas itu.
"Lo bawa Seren ke rumah sakit. Naik angkot. Nanti motor lo biar dibawa Ambar, dia ngga bawa motor".
Galang menyarankan agar Devan membawa Seren ke rumah sakit menggunakan angkot, karena di daerah ini tidak ada angkutan umum selain angkot."Oke. Gue bawa Seren ke rumah sakit Sehat Medika"
Setelahnya Galang membantu Devan untuk memberhentikan angkot. Ketika Devan dan Seren sudah pergi, Galang kembali masuk ke markas tersebut untuk membantu teman-temannya yang masih berada disana.Saat di perjalanan, Devan terus memandang wajah Seren dengan perasaan bersalah. Andai saja saat Seren menyusul teman-temannya diantar oleh Devan.
Namun, penyesalan selalu dan pasti datang di akhir.• • •
"Gimana Seren?"
Astley membuka pembicaraan dengan bertanya kepada Devan."Masih ditangani dokter"
Setelah kembali dari markas tadi, mereka melihat Devan duduk degan raut wajah yang bingung. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri Devan.
Mereka kembali tanpa luka sedikitpun di tubuh."Kita mau jenguk Athar dulu"
"Eh bar tunggu"
Bargi yang tadinya sudah berjalan, kini ia menghentikan langkahnya ketika merasa namanya dipanggil."Apa?"
"Sampein maaf gue buat Athar".
Setelahnya, Bargi dan seluruh anggota Starwolf dan Caztor pergi ke ruangan Athar.Karena terlalu banyak yang ingin menjenguk Athar, maka mereka memutuskan untuk bergiliran untuk masuk ke ruang rawat Athar.
Yang mendapat giliran pertama adalah Bargi, Astley, Erlan, dan Jivan. Sementara Arvan kelur dari ruangan tersebut."Ki, Athar gimana?"
Astley bertanya kepada Kia yang menangis tanpa suara sambil memegang tangan Athar."Belum ada perkembangan kak"
Suara Kia terdengar sangat sedih dan berat mengucapkan kata-kata itu."Ki, gue mewakili seluruh anggota Caztor termasuk Devan. Gue minta maaf sebesar-besarnya karena udah nuduh lo sama Athar yang nyulik Seren. Coba aja kalau kita ngga nuduh kalian pasti ini semua ngga bakal terjadi"
Astley menundukkan dirinya didepan Kia, ia merasa sangat bersalah dengan apa yang ia dan teman-temannya sudah lakukan."Udah gapapa kak, ini kan emang udah takdir. Bukan salah kalian juga kok"
Kia membantu Astley untuk berdiri.Tanpa aba-aba, Kina, Flora, dan Eirene datang dan langsung masuk begitu saja ke ruang rawat Athar.
"Ki, kita minta maaf"
Kina berucap mewakili Flora, dan Eirene. Mereka memeluk Kia dari belakang dan air mata mereka berhasil lolos begitu saja."Udah lah guys, kalian ngga salah kok"
Kia membalas pelukan mereka.Astley sudah menceritakan semuanya kepada Kina. Setelah mendengar cerita dari Astley, mereka bertiga memutuskan untuk menyusul Kia.
Mengerti suasana, Bargi, Astley, Erlan, dan Jivan keluar dari ruangan tersebut dan mempersilahkan mereka untuk membicarakan apa yang perlu diluruskan.
"Permisi kak. Maaf dokter akan memeriksa pasien Athar. Jadi dimohon untuk kakak kakaknya menunggu diluar ya"
Satu perawat dan dokter masuk dan mempersilahkan Kina, Kia, Eirene, dan Flora untuk keluar dari ruangan tersebut agar tidak menganggu pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter.Kia terkejut ketika melihat sangat banyak orang yang ingin menjenguk Athar. Bukan dari geng Starwolf saja, bahkan anggota Caztor pun berkumpul disana.
"Kenapa?"
Mimik wajah Astley berubah setelah menerima telepon dari seseorang. Dan hal itu membuat Kina bertanya, penasaran."Kita ke Devan sekarang"
Astley berjalan dengan sangat tergesa-gesa ke arah ICU, dan diikuti oleh seluruh anggota Caztor, Starwolf, dan Pasgamov (termasuk Kia)Ketika bertemu dengan Devan, Astley dan Ravish berusaha menghentikan Devan yang sedang memukul dinding rumah sakit berkali-kali. Bahkan hingga tangannya memerah.
"Ada apa sih?"
Tanya Flora yang bingung."Seren pergi"
Jawab Devan singkat."Hah? Kemana?"
Flora bertanya lagi, karena jawaban dari Devan tidak membuatnya mengerti."Seren udah ngga ada Flo. Seren meninggal"
Semuanya terkejut. Entah mereka harus percaya atau tidak. Apakah ini benar-benar terjadi? Ataukah hanya mimpi?• • •

KAMU SEDANG MEMBACA
...
Fiksi RemajaBrigitte Kizia Jazziel, seorang gadis yang mencintai laki-laki yang tidak mencintainya. Perasaan itu sudah ia simpan selama 9 tahun. Namun ia tidak berani mengungkapkan. Devansha Ouranos Mandara, laki-laki yang sangat disegani oleh 250 anggota...