Dinner

688 36 0
                                    

     Sehari setelah menikah, Athar diizinkan untuk pulang dari rumah sakit. Asya selalu menemani Athar ketika di rumah sakit, membuat Kia tenang untuk bersekolah lagi.

"Ki, gimana kak Athar?"
Baru saja sampai sekolah, Kia sudah disambut pertanyaan oleh Flora.

"Baik kok. Hari ini udah boleh pulang"
Jelas Kia.

"Syukur deh, yuk ke kelas"
Flora dan Kia berjalan bersama menuju kelas mereka, karena kelas mereka bersebelahan.

Saat masuk kelas, seluruh temannya yang ada di kelas memandangnya dengan ekspresi yang bertanya tanya. Berita tentang Seren meninggal, dan Athar yang masuk rumah sakit karena melawan Tio sudah diketahui oleh seluruh siswa di SMA Garuda.
Kia mengerti apa yang ingin mereka tanyakan, namun bukan tugas Kia untuk menjelaskan. Devan yang lebih tau semuanya.

Di kelas Devan, mereka sedang membicarakan ketiga anggota Starwolf yang membuat Astley terjatuh dari motornya. Untung Astley baik baik saja, hanya ada sedikit luka kecil di siku dan lututnya.

"Kalo mereka ngga ngelakuin, pasti mereka juga ngga bakal nyerang kalian. Ini pasti mereka merasa terancam"
Ravish menjelaskan kepada keenam temannya yang juga ada disana.

"Coba selidiki dulu deh, kan belum pasti juga"
Bargi menimpali.

"Inget, kita ngga akan bertindak tanpa bukti"
Tambah Jivan. Meningkatkan mereka tentang apa yang sudah mereka setujui ketika gabung dan menjadi anggota Caztor.

"Ray, gimana?"
Tanya Ibdar pada Rayhan yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka.

"Apanya?"
Tanya Rayhan tidak faham.

"Ini yang kita omongin"

"Apa emang?"
Tanya Rayhan lagi. Membuat Ibdar menyesali nasibnya karena memiliki teman se lemot Rayhan.

"Ah, percuma nggomong sama lo. Kantin aja yuk"
Mereka berlima langsung berdiri dan menuju kantin, karena bel masuk kelas akan berbunyi 15 menit lagi.

"Kalian aja, gue engga"
Jawab Devan yang tetap duduk di bangkunya.

Setelah keenam temannya keluar, Devan keluar kelas juga dan menuju kelas 11.
Ketika berada di lorong kelas 11, banyak mata yang tertuju padanya, apalagi perempuan perempuan yang ada di depan kelas. Memang momen yang sangat jarang ketika Devan berada di lorong kelas 11, kecuali ketika Devan menghampiri dan memberi pelajaran kepada adik kelasnya yang membuat masalah.

"Kia ada?"
Tanya Devan ketika ia melihat teman kelas Kia yang berada didepan kelasnya.

"Ada kak. Mau dipanggilin?"
Gadis yang kini menjadi lawan bicara Devan itu, sudah salah tingkah karena Devan menatapnya ketika berbicara dengannya.

"Iya"
Kini, seluruh siswa kelas 11 IPA 1 heboh karena Devan datang ke kelas mereka dan mencari Kia. Selama ini, Devan tak pernah datang ke kelas lain kecuali menghampiri Seren.
Kia menghampiri Devan yang duduk di depan kelasnya.

"Kenapa kak?"
Tanya Kia melihat Devan sedang memainkan ponsel yang ada di genggaman lelaki itu.

"Nanti malem gue jemput jam 8"
Ucap Devan tiba-tiba. Membuat seluruh orang yang ada disana terkejut dan menatap keduanya dengan sangat penasaran.

"Tapi kak, aku nan-"
Belum saja Kia menyelesaikan perkataannya, Devan sudah lebih dulu berbicara.

"Gue ngga suka penolakan"
Ucap Devan, dan setelahnya pergi.

                                       •   •   •

     Sesuai perkataannya, saat ini sudah pukul 8 malam dan Devan sudah berada di depan rumah Kia. Menunggu gadis itu bersiap-siap.
Sebelumnya, Devan telah meminta izin kepada Athar untuk mengajak Kia keluar malam ini. Devan tau Athar tak akan percaya begitu saja dengannya. Maka dari itu, Devan bersedia jika ada anggota Starwolf yang mengikuti mereka, dengan catatan jika mengikutinya dari jarak jauh.

"Mau kemana?"
Tanya Kia setelah berada di mobil Devan. Ya, malam ini Devan menjemputnya dengan menggunakan mobil.

"Ikut aja. Bawel"

Kia menikmati perjalanan pada malam itu. Rasanya sudah lama ia tak keluar rumah pada malam hari setelah kejadian Athar koma.
Ia sangat merindukan suasana malam yang tenang seperti ini. Ditambah lagi dengan rintik hujan yang semakin menambah suasana tenang pada malam itu.
Devan memarkir mobilnya di depan restoran milik papanya.
Ia menggandeng tangan Kia, membuat Kia terkejut.

"Ngga usah kepedean"
Kata Devan yang melihat Kia senyum setelah Devan menggenggam tangannya.

Kia hanya diam dan menuruti kemana Devan mengajaknya pergi. Devan mengajaknya duduk di salah satu tempat yang sudah disiapkan oleh pelayan restoran tersebut.
Tak lama setelahnya, mama dan papa Devan datang.

"Lihat aja siapa yang dateng"
Perkataan Devan membuat Kia menoleh ke belakang.

"Loh, Kia"
Saat mamanya datang, bukan malah Devan yang pertama mendapat pelukan dari mamanya, melainkan Kia.

"Tante"
Kia membalas pelukan hangat itu. Pelukan yang sudah ia rindukan sejak 5 tahun yang lalu. Ia yang selalu ada untuk Kia, karena mama dan papa Kia sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Mereka sudah menganggap bahwa Kia adalah anak gadis mereka.

"Apa kabar sayang?"

"Baik Tante"

Setelahnya, makanan yang sudah dipesan oleh mereka datang. Kia sangat bahagia malam ini. Pertemuannya dengan mama dan papa Devan membuat sedikit bebannya terasa ringan. Ketika Kia masih kecil, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga kecil ini. Mama dan papanya hanya sesekali menemaninya bermain. Namun bagaimanapun, orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya.

"Oh jadi ini Van pacar baru kamu?"
Tanya Hermanto (Papa Devan) kepada anak semata wayangnya itu.

"Uhuk uhuk"
Kia terbatuk mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh orang yang ada di hadapan Devan.

"Iya pa"
Jawan Devan singkat. Membuat Kia menatap Devan, meminta penjelasan.

"Kalo ini sih papa sama mama setuju banget. Nikah besok juga gass. Iyakan ma?"

"Iya dong Pa. Mau tema pernikahan yang gimana? Mama siapin semuanya"

"Ma, Pa, kita kan masih sekolah. Masa mau nikah besok"

"Habis sekolah deh"

"Lihat nanti"

Kemudian mereka menikmati malam itu dengan bercerita tentang masa lalu mereka yang sangat indah. Devan yang masih suka jatuh jika menaiki sepeda, Kia yang cengeng, dan masih banyak lagi yang mereka bahas pada malam hari ini.
Kia berharap, keluarganya bisa sehangat keluarga kecil ini, tidak ada yang memaksakan kehendak satu sama lain.

                                        •   •   •


...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang