sweet smile

126 6 0
                                    

Rumah Kina sudah dibuat ramai dengan beberapa orang yang sedang bersiap-siap untuk liburan. Mereka hanya punya waktu 3 jam untuk bersiap-siap.

"Gue ngga ikutan dulu deh"
Kata Kia yang membuat teman-temannya terkejut.

"Kenapa?"
Padahal Devan sudah merencanakan suatu hal untuk Kia.

"Gapapa. Oh iya Dev, lo ngga usah antar gue pulang, gue bisa......"
Belum selesai Kia berbicara, Devan sudah memotongnya.

"Lo harus ikut"

"Lo masih trauma sama liburan kita beberapa waktu lalu kan?"
Tanya Flora yang mengetahui bahwa raut wajah Kia terlihat sangat gelisah.

"Engg..."

"Gue pastikan itu ngga akan terjadi lagi sama lo. Dan sama kita semua"
Lagi-lagi Devan memotong ucapan Kia.
Jika Devan yang mengatakan, Kia akan percaya kepada lelaki itu.

"Iya deh gue ikutan"

Mungkin siapapun yang melihat kedekatan Devan dan Kia akan menginginkan hal yang sama. Namun sayangnya mereka hanya sebatas teman.

Lagi lagi Devan melihat Kia dari kaca spion yang sedang menikmati perjalanan. Devan menyembunyikan senyumnya dibalik helm kesayangannya itu.

'Shit manis banget senyumnya'
Batin Devan ketika melihat Kia perlahan memancarkan senyumnya yang memang sangat manis, dan membuatnya semakin cantik.

"Dev, lo suka film apa?"
Tanya Kia tiba-tiba yang mengejutkan Devan.

"Ga"

"Hah?"
Kali ini Kia sangat tidak setuju jika perempuan selalu dibilang 'kalau diajak ngobrol waktu naik motor selalu jawabnya hah'. Bukan, bukan si perempuan yang tidak mendengarkannya, namun si laki-laki yang kadang bicaranya membuat semua orang yang mendengar bingung.

"Ga suka nonton"

"Lo mau ngga nurutin permintaan gue? Seminggu aja. Gue jamin lo bakal lebih menikmati hidup"

"Ga tertarik"

"Ih Dev, ini ide bagus tauuuu"

"Apanya yang bagus? Random banget gitu"

Kia yang sebelumnya memperhatikan Devan dari samping, kini ia kembali memperhatikan pemandangan yang ada di sekitarnya. Kalau sudah begini, Kia pasti marah. Dan uniknya, Devan masih hafal sikap Kia, ia menyadari akan hal itu.

"Iya cantik. Gue mau"

'HAH APA? BARUSAN DEVAN BILANG GUE APA?'
Batin Kia yang sudah salah tingkah. Andaikan sekarang ia berada di dalam kamarnya, pasti kasurnya sudah berantakan karena ia lompat lompat tidak jelas.

"Hah? Kenapa Dev?"
Tanya Kia, ia ingin mendengarkan kata-kata itu keluar dari mulut Devan lagi.

"IYA KIA CANTIIIK GUE MAU"
Kia tak menyangka bahwa Devan akan berteriak sekencang ini, apalagi sekarang mereka sedang berhenti di lampu merah. Dan sialnya, teriakan Devan tadi membuat seluruh orang yang ada disana memperhatikan mereka berdua.

"Dev, malu diliatin banyak orang tuh"

"Kenapa emang? Gapapa lah. Biar mereka semua tau kalau gue lagi bonceng cewe cantik"
Jika jalanan sepi, mungkin Kia akan turun dari motor kesayangan Devan itu, dan akan lompat setinggi mungkin di tengah perempatan.

     Kalau saja Kia boleh meminta, ia ingin selamanya seperti ini bersama Devan. Ia ingin Devannya yang dulu kembali lagi. Mungkin Devan lupa, tapi Kia akan selalu ingat kalau 10 tahun lalu Devan pernah berjanji akan selalu bersama Kia sampai mereka besar nanti.

"Dev, kamu rencana mau kuliah dimana?"
Tanya Kia secara tiba-tiba.

"London"

"Hah jauh banget"

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang