Elvern Wijaya

162 12 2
                                    

    Bulan yang bersinar dan bintang yang gemerlap di langit malam yang gelap menemani keseruan mereka malam ini. Tidak satupun dari mereka yang tak menunjukkan senyumnya. Gelak tawa mereka mengisi keheningan rooftop rumah Kina yang memang didesain untuk berkumpul dengan keluarga.

"Lo dirumah sendiri?"
Tanya Rayhan kepada pemilik rumah. Karena dari awal sampai sini ia tak melihat orang tua Kina. Hanya ada 2 satpam dan 2 pelayan di rumah ini yang tadi memberikan beberapa camilan dan minuman untuk mereka.

"Engga, ada papa gue, ada mama, adek, sama kakak. Kakak gue kalo jam segini lagi nongkrong yang lain lagi ikut papa kerja di Eropa"

"Wahhhh oleh oleh bakal dateng nih"
Jawab Ibdar dengan mata berkedip sebelah, tampak menggoda Kina. Tak lama setelahnya, Astley memukul pelan kepala Ibdar yang telah menggoda kekasihnya itu.

"Tenang aja, nanti deh gue bagi paper bag mau?'

"Yahhhhh kalau paper bag mah gue bisa beli sendiri. Camilan apa gitu yang ngga ada di Indo"

"Iya Dar, nanti gue bagi deh"

"Nah gitu dong. Eh gue mau berenang disini boleh ngga sih?"

"Emang lo bawa baju Dar?"
Tanya Rayhan.

"Ya engga sih. Nanti lah gampang itu"

"Gapapa, nanti pakai baju kakak gue ada kok"

"Weh serius lo?"

"Udah santai aja disini mah"

Dengan hati yang sangat gembira, Ibdar dan Reyhan menguasai kolam renang itu pada malam hari ini.

"Kalian serius ngga ikutan?"
Ajak Ibdar, meyakinkan teman-temannya yang lain untuk ikut bersamanya dan Rayhan.

"Gak. Kalian aja"
Jawab Devan yang dari tadi hanya diam.

"Beb kamu cantik banget sih malam ini"
Kata Astley sambil menatap mata indah milik Kina. Teman-temannya yang lain hanya memperhatikan mereka berdua. Ya karena hanya mereka berdua yang berstatus tidak jomblo lagi.

"Berarti aku cuma malam ini aja dong cantiknya?"

"Eh eh ga gitu beb. Tiap hari juga cantik tapi malam ini lebih cantik lagi. Gitu maksud aku"

Gelak tawa kembali terdengar diantara mereka ditemani suara gemercik air yang berasal dari air mancur didekat kolam renang.
Namun, tak lama setelahnya sesuatu yang mengejutkan mereka membuat Devan yang tadinya duduk bersama Kia kini berdiri melihat ke halaman rumah Kina.

"Kenapa Dev?"
Tanya Astley yang ikut panik mendengar beberapa orang yang ramai dibawah.

"Kin, lo janjian sama temen lo yang lain?"
Bukannya menjawab pertanyaan Astley, Devan malah bertanya kepada Kina.

"Engga sih. Kenapa, rame ya dibawah? Mungkin temen kakak gue yang mampir"
Astley sedikit tenang mendengar jawaban dari Kina. Namun tidak dengan Devan.

"Kakak lo anggota geng motor? Atau temen kakak lo anak geng motor?"
Seketika, semuanya melihat ke arah Kina. Seperti yang mereka tahu, belakangan ini memang beberapa geng motor sedang menyerang Caztor. Entah apa akibatnya, namun Devan dan teman-temannya yang lain masih berusaha mencari titik permasalahannya.

"Ngga ada sih kak"
Setelah mendengar jawaban dari Kina, Ibdar dan Reyhan bergegas untuk mengganti baju mereka.

"Harvester. Ada sejak tahun 1998, leadernya Elvern anak Bandung yang kuliah di Jakarta. Dan kabarnya dia leader paling keras kepala dan ditakuti di Harvester. Mereka pernah nyerang bang Athar waktu bang Athar lagi bantu kita buat nyari Seren. Salah satu dari mereka temen baik gue di SMP"
Jelas Devan menurut informasi yang sudah ia dapat beberapa hari lalu.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang