dibawah langit mendung

1.1K 78 0
                                        

     Kia tidak tau dimana dirinya berada, yang ia lihat hanya pohon pohon yang sangat besar yang mengelilingi dirinya. Ya, Kia berada didalam hutan.
Dimana Devan? Kenapa dia sendiri disini? Apa yang harus ia lakukan didalam sini?
Lagi lagi pertanyaan itu muncul di kepala Kia.

Badannya sangat menggigil, perutnya lapar, tak ada tempat nyaman untuk Kia beristirahat dengan tenang. Masih dengan seragam sekolahnya, mau tak mau ia harus tidur sambil bersandar di salah satu pohon besar tersebut.

                                         •   •  •

"Bi, Kia belum pulang?"
Sudah pukul 23.00, namun Kia belum pulang juga. Rasa bersalah dan khawatir mulai menghantui pikirannya.

"Belum den, bibi sudah coba telfon tapi hp nya non Kia ternyata ngga dibawa"
Jelas bi Inem ikut cemas.

"Sial. Gue ga akan maafin diri gue sendiri kalau sampai terjadi apa apa sama Kia"
Athar menggerutu sambil beberapa kali mencoba untuk menghubungi Arvan, namun tak ada jawaban dari sana. Tak berfikir lama, Athar langsung pergi ke rumah Arvan.

                                       •  •  •

"VAN BUKA WOY"
Athar tak menghiraukan apakah si pemilik rumah sudah tidur atau belum.

"Apasih thar. Ngagetin aja lo"
Sangat terlihat dari matanya bahwa Arvan terbangun dari tidur nyenyaknya

"Kia mana? ADIK GUE MANA?"

"Lah gue mana tau, tadikan lo cuma nyuruh gue buat ambil mobilnya, dan udah gue kembaliin juga kan ke lo"
Cemas, bingung, emosi. Rasa campur aduk itu yang saat ini dirasakan oleh keduanya.
Athar terlihat diam saja sambil berfikir, sementara Arvan mengambil kunci motornya dan mengajak Athar untuk mencari Kia malam ini juga.

"Halah kebanyakan mikir lo, berangkat sekarang gue bantu nyari Kia"
Arvan berjalan mendahului Athar.

     Di perjalanan, keduanya memperhatikan jalanan sekitar, siapa tau Kia ada disana. Namun nihil. Tak ada satupun dari Athar atau Arvan yang melihat keberadaan Kia. Arvan memarkirkan motornya di tepi jalan, diikuti oleh Athar.

"Lo tau dimana tempat favorit Kia?"
Tanya Arvan serius, berharap bahwa mereka akan menemukan Kia di tempat tersebut.

"Taman deket rumah gue, tapi gue udah kesana dan Kia ngga ada disana"
Memang sebelum pergi ke rumah Arvan, Athar lebih dahulu pergi ke tempat favorit adiknya itu. Athar tau jika Kia sedang sedih, maka berada di tempat tersebut bisa membuat Kia tenang.

Setelah keduanya terdiam beberapa saat......

"Gue tau."
Tanpa memberitahu apa yang ada dipikirannya, Athar langsung melajukan motornya meninggalkan Arvan sendirian disana.

"Buset, gatau terimakasih banget. Ditinggal lagi gue"
Arvan langsung membuntuti Athar, sampai sampai ia kewalahan karena Athar mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

     Dibawah langit mendung, diatas tanah yang basah, tak lupa perasaan bersalah dan dendam yang menyertainya setiap menit, bahkan detik. Disinilah Athar sekarang, di rumah besar milik keluarga Mandara. Rumah yang dulunya tak pernah absen dari kunjungan Athar setiap harinya.
Suara motor yang begitu bising, membuat Devan terbangun dari tidurnya. Sepertinya ia kenal suara motor siapa yang ada dibawah sana.

"DEVAN KELUAR LO"
Benar saja dugaan Devan, Athar sudah berada didepan rumahnya.

Saat ini melihat Devan seperti melihat santapannya bagi Athar. Tak ada satu atau dua patah kata yang keluar dari mulut Athar setelah batang hidung musuhnya itu nampak sangat jelas didepannya. Tangannya tak tinggal diam, satu pukulan berhasil mendarat di sudut bibir Devan. Laki laki itu balas memukul Athar dan mengenai pelipis kiri Athar.

"Bocah bat sih"
Arvan berusaha melerai keduanya.

"UDAH BEGO"
Tak peduli malam, Arvan sudah sangat lelah melihat Athar dan Devan yang seperti anak kecil ini

"Lo pasti balas dendam ke gue lewat Kia kan? Gausah deh lo sangkutin Kia ke masalah kita. Banci"
Setelahnya Athar langsung pergi meninggalkan Arvan dan Devan. Arvan memaksa Devan agar mau ikut dengannya dan Athar untuk mencari Kia.

Mereka bertiga mengikuti Athar dari belakang, tak tau Athar akan membawa mereka kemana.

                                        •  •  •

    

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang