Cantik

718 44 6
                                    

     "Jadi Devan Kia atau Jivan Kia?"

"Kita lihat aja nanti"
Jawab Flora dengan antusias.

Beberapa hari berlalu setelah kejadian di arborea cafe yang membuat beberapa orang bingung dengan Devan sekaligus Kia.

Sudah lama juga seluruh anggota caztor tidak berkumpul. Rayhan berencana untuk mengajak mereka berkumpul di rumah Devan yang memang sering menjadi tempat mereka untuk berkumpul, karena selain basecamp dan cafe, rumah Devan paling nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul. Selain rumahnya yang luas, orang tua Devan juga sering keluar kota bahkan keluar negeri sehingga membuat mereka sangat nyaman berada disana dalam beberapa waktu. Biasanya mereka akan berkumpul disana selama kurang lebih 3 hari.

"Gue kangen rumah Devan deh"
Saat berjalan di koridor kelas, Rayhan mengawali pembicaraan pada pagi hari itu.

"Bukannya kangen rumah sendiri, malah kangen rumah orang"
Jawab Bargi asal.

"Gue tiap hari di rumah bro, jadi ngga bakal kangen sama tuh gubuk"

"Oh iya deng"

"Gue ikut kalo ke rumah Devan"

"Ibdar kalau gue pergi dia selalu ikut. Ga mungkin ngga ikutan"

"Enak aja lo Rey"

"Ya tapi emang bener kan?"

"Ngaco, engga lah. Emm ya... i-ya sih"

Rayhan langsung merangkul pundak temannya yang jika berjalan selalu di sebelahnya itu.

"Emang bestie gue nih"
Jawab Rayhan sambil menaikkan salah satu alis tipisnya.

"Enak aja lo besta bestie"
Tangan Bargi sudah siap untuk melayangkan pukulannya.

Tak terasa 5 menit lagi bel masuk sekolah sudah bunyi, namun Devan dan teman-temannya masih setia duduk di kantin dan menikmati makanan favorit mereka.

"Kak Dev, tadi ada titipan makanan dari anak kelas 10. Katanya sih dia masak sendiri"
Tak jarang Devan mendapatkan makanan gratis dari beberapa penggemarnya yang bukan hanya teman seangkatannya saja, melainkan 3 angkatan yang ada di SMA Garuda.

"Siapa namanya?"
Tanya Devan kepada seorang gadis yang berdiri didepannya. Ia adalah anak kelas 10, bisa dipastikan bahwa si pengirim makanan ini adalah teman sekelasnya.

"Maaf kak, dia ngga ngizinin buat kasih tau namanya ke kakak"

"Udahlah Dev kalo lo gamau, gue menerima dengan lapang hati kok"
Sahut Bargi.

"LAPANG DADA BRO"

"Habisin, gue ga suka"

Dengan semangat, Bargi melahap makanan yang diberikan oleh perempuan itu. Sementara teman-temannya hanya tersenyum melihat Bargi.

Bruk
"Aduuuuuh, ma-af kak gue ngga sengaja"
Devan menoleh ke arah asal suara itu. Ia menemukan seorang siswi yang seragamnya sudah basah terkena teh hangat, dan seorang laki laki yang sepertinya teman sekelasnya.

"KALO JALAN LIAT LIAT DONG"
Astley, Ibdar, Jivan, Ravish, Rayhan, dan Bargi yang sebelumnya fokus dengan kegiatan mereka di meja makan kantin, sekarang fokusnya beralih ke siswa siswi yang ada di pojok kantin.
Sementara Devan sudah memperhatikan kedua manusia itu sedari tadi.

"Maaf kak, gue ganti makanan lo"
Kia berjalan menuju penjual siomay yang ada di kantin itu.

"Ngga perlu"

"Yaudah gue ganti uang aja"

"LO NGGA DENGER? GUE BILANG NGGA PERLU"

"Beneran gapapa kak?"

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang