Vano

719 51 0
                                    

    Beruntungnya hari ini Kia sudah boleh pulang dari rumah sakit selama satu hari satu malam berada di tempat yang penuh dengan bau obat yang sangat tidak disukai oleh Kia.

"Kalo sakit mendingan kemarin ngga usah ikutan bego"
Baru saja satu langkah memasuki villa milik keluarga Devan itu, Devan sudah menyuguhinya dengan kata kata yang membuat Kia merasa bersalah dan menjadi beban bagi mereka semua.

"Tenang aja. Gue mau pulang, tadi gue udah telfon kak Athar dan mau dijemput sama dia"
Memang ketika di perjalanan menuju ke villa milik keluarga Devan, Kia menelfon Athar agar menjemputnya untuk pulang, karena ia tak ingin lagi merepotkan teman-temannya.

Kia masuk ke dalam kamarnya, dan membereskan semua barang yang ia bawa kesana.

"Lo beneran mau balik, Ki?"
Tanya Kina yang berharap jika Kia tak akan pulang sekarang dan mengikuti seluruh acaranya hingga selesai, dan pulang bersama mereka.

"Iya, gue udah bilang kak Athar tadi"

"Sini hp lo"
Flora mengambil alih ponsel milik Kia yang sebelumnya ada di genggaman Kia.

"Eh, buat apa Flo?"
Yang ditanya sama sekali tak menjawab satu kata pun.

"Halo kak Athar, ini Flora temennya Kia. Maaf kak, Flora tadi lancang ambil hp nya Kia. Tapi ini Flora telfon didepan Kia kok"
Kia, Kina, dan Eirene sama sama terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Flora. Mereka tidak menyangka bahwa Flora seberani itu untuk menelfon Athar dan berbicara langsung dengannya.

"Oke. Ada perlu apa?"
Tanya Athar diseberang sana.

"Kak please ya izinin Kia buat balik sama kita, kita janji bakal jagain Kia"

"Panggil Devan dulu, gue mau nggomong sama dia"
Kia yang mendengar percakapan 2 orang tersebut, kemudian memberi isyarat kepada Flora agar Flora tidak benar-benar memanggil Devan untuk berbicara dengan Athar.

Namun usaha Kia gagal, Flora membawa ponsel Kia ke taman belakang, disana Devan sedang duduk santai bersama Seren.

"Van, kak Athar mau nggomong sama lo"
Flora menyodorkan ponsel kepada Devan, yang sambungan telfonnya belum terputus sejak tadi.

"Awas lo macem macem sama adek gue"
Setelah berbicara satu kalimat tersebut, Athar menutup telfonnya sepihak. Kemudian Devan memberikan ponsel tersebut kepada Flora.

"Gimana?"
Tanya Eirene setelah Flora sudah kembali ke kamar Kia.

"Gatau"
Jawab Flora pasrah dengan raut wajah yang sangat tidak bersemangat.

Setelah Flora memberikan ponsel Kia kepada pemiliknya, satu pesan masuk.

                                     Bang Athar 🤍
                                    
Bang Athar :                                   
Lo ga gue jemput
                                                                    Me :
                                                                   Lah kenapa?
Bang Athar :
Have fun

Kia menunjukkan pesan tersebut kepada teman-temannya. Dan betapa bahagianya mereka ketika tahu bahwa Athar mengizinkan Kia untuk ikut acara mereka.

"Sip"
Flora mengacungkan 2 jari jempolnya.
Raut wajah Flora yang tadinya tidak bersemangat, sekarang menjadi lebih semangat.

"Ki"
Tiba tiba Jivan datang dan mengagetkan mereka yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Kia yang mendengar namanya dipanggil langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri Jivan yang sudah duduk di sofa yang ada didepan kamar.

"Aduuh, ngga disana, ngga disini lihat orang pacaran mulu. Gue kapan woy"
Ucap Ibdar yang melihat keduanya sedang mengobrol sesuatu.

"Berisik"
Jawab Jivan cepat.

"Di taman gue lihat Devan sama Seren, disini gue lihat kalian. Dahlah Flo, kita ke cafe aja"
Ibdar melihat Flora keluar dari kamar, kemudian ia mengajak perempuan itu untuk pergi ke cafe *hanya berdua saja*

"Ogah"
Aduh, padahal Ibdar sudah berharap. Eh malah ditolak sama Flora.

"Ayo buruan"
Ibdar menarik tangan Flora untuk keluar dari villa tersebut, lalu membonceng Flora di jok motor bagian belakang, tentunya motor tersebut adalah motor kesayangan milik Ibdar yang ia beli menggunakan uang tabungannya.

"Ki, gue mau ngasih ini ke lo"
Jivan memberikan satu cincin bermotif kupu-kupu yang sangat cantik dan memakaikannya di jari tengah milik Kia. Kia tak tahu, apa sebenarnya maksud Jivan memberikan cincin ini dan kalung yang kemarin? ditambah lagi dengan motif yang sama.

 Kia tak tahu, apa sebenarnya maksud Jivan memberikan cincin ini dan kalung yang kemarin? ditambah lagi dengan motif yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini apa?"
Tanya Kia yang sangat jelas memperlihatkan wajah bingungnya.

"Waktu kita masih kecil, lo nitipin ini ke gue"

                                        •   •   •

"Kalau lo masih inget, lo biasa manggil gue Vano"
Jelas Jivan yang melihat bahwa Kia masih tidak mengenali Jivan yang dulu.

"Jivano?"
Tanya Kia memastikan.

"Ya, Jivano Rigel Byakta"
Setelahnya, Kia memeluk Jivan dengan sangat erat. Kia menangis haru, rasa rindu yang sudah ia tahan selama 10 tahun, kini sudah terbayarkan.

Ketika keduanya berumur 5 tahun, Jivan dan Kia adalah sahabat kecil yang sangat dekat. Bahkan, Kia lebih dekat dengan Jivan, bukan Athar yang merupakan kakaknya sendiri.
Namun, ketika berumur 7 tahun, keduanya harus berpisah karena Kia harus ikut papa nya yang pindah ke luar negeri untuk memantau bisnisnya yang ada disana. Dan setelahnya keduanya tidak pernah bertemu, hingga SMA Garuda menjadi tempat pertama mereka bertemu kembali setelah 10 tahun lamanya.

'Vano, kupu-kupunya cantik deh'
Vano mengejar Kia yang berlari karena ada kupu-kupu yang menarik perhatiannya.

'Kia udah dong, aku capek'

'cemen kamu, aku aja masih kuat ngejar kupu-kupunya. Ayo Vano kita kejar dia sampai dapat'

'kenapa kamu kejar, kan kupu-kupunya udah ada di tangan kamu'

'mana?'
Tanya Kia kecil yang bingung dengan kupu-kupu yang dimaksud oleh Vano.

'ini. kan Kia juga cantik, jadi udah pas kupu-kupu cantiknya ada disini'
Vano menunjuk cincin bermotif kupu-kupu yang terpasang di jari tengah milik Kia. Cincin itu terlihat sangat besar di jari mungil Kia.

'oh iya bener juga kamu. Yaudah deh, ini kamu bawa dulu. Nanti kalau kita udah gede, aku ambil. Awas ya kalau hilang kamu Kia gigit'.
Ujar Kia sambil menyerahkan cincin itu kepada Vano.

'loh kenapa dikasih ke Vano?'
Kini giliran Vano kecil yang bertanya, ia bingung mengapa Kia memberikan cincin kupu-kupu kepadanya?

'kan kita udah janji kalau bakal sama sama terus sampai gede'

'ya terus kenapa?'
Vano masih bertanya lagi, karena ia masih belum paham dengan apa yang dimaksud Kia.

'yaudah deh pokoknya bawa aja'

'iya Kia'
Vano memasukkan cincin tersebut ke dalam saku celana panjangnya.





...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang