Empat bulan berlalu usia kandungan Aqilla memasuki 9 bulan. Tinggal menghitung hari Aqilla sudah melahirkan.
"Bentar lagi anak aku lahir" ucap Ustad Farel yang sedang duduk berdua dengan istrinya di ruang tamu.
"Anak kita!" Ucap Aqilla tersenyum menatap suaminya.
"Iya deh! Anak kita" ucap Ustad Farel cemberut.
Usai mengucap itu Aqilla berdiri dari duduknya menuju ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Selesai mengambil air putih Aqilla langsung kembali ke ruang tamu untuk duduk.
"Aku engga sabar deh, untuk lihat anak kita lahir nanti" ucap Ustad Farel mengelus lembut perut istrinya.
"Jaga dia baik baik yah" ucap Aqilla menatap serius ke arah suaminya.
"Kita sama sama jaga dia. Oke!" Ucap Ustad Farel memeluk tubuh istrinya.
♡♡♡
Yang di lakukan Aqilla saat ini hanya balik ke kanan, balik ke kiri, balik ke kanan lagi. Pokoknya mondar mandir deh."Kamu kenapa?" Ucap Ustad Farel yabg melihat istrinya mondar mandir.
"Olahraga" ucap Aqilla tanpa melihat wajah suaminya.
"Olahraga apaan?" Ucap Ustad Farel bodo amat.
"Capek!" Ucap Aqilla duduk bersampingan dengan suaminya di atas kasur.
"Makanya duduk aja" ucap Ustad Farel menghapus keringat istrinya.
"Anak kita bentar lagi lahir lo. Kira kira kita kasi nama siapa?" Ucap Aqilla memikirkan nama bayi nya nanti.
"Kalau sudah lahir baru di kasi nama aja, sayang" ucap Ustad Farel tersenyum.
"Sekarang aja, ntar aku engga ada lagi" ucap Aqilla mohon ke suaminya.
"Siapa yah?" Ucap Ustad Farel kebingungan.
"Arkana Elang Putra" nama itu langsung keluar dari mulut Aqilla.
"Arkana. Artinya apa?" Ucap Ustad Farel menatap istrinya.
"Berhati terang. Aku mau anak kita nanti baik, sopan, taat kepada agama, seperti kami" ucap Aqilla tersenyum.
"Arkana" ucap Ustad Farel mengulang nama itu.
Selesai sudah mendapatkan nama untuk calon bayi nya, Ustad Farel dan Aqilla mau jalan jalan ke rumah Umi dan Abi.
"Kita ke rumah Umi yuk" ucap Aqilla.
"Kalau gitu kamu siap siap yah" ucap Ustad Farel langsung memili baju di lemari baju.
Setelah mendapat baju yang dia cari, mereka berdua pun ke rumah Umi menggunakan mobil.
"Aku sangat beruntung memiliki kamu" ucap Aqilla yang berada di dalam mobil bersama suaminya.
"Apa lagi aku" ucap Ustad tersenyum menatap istrinya.
10 menit di perjalanan akhirnya mereka berdua Samapi di rumah Umi dan Abi.
"Assalamualaikum" ucap Ustad Farel yang berada di depan pintu.
"Waalaikumsalam" ucap perempuan paruh baya dari dalam rumah.
"Kalian datang? Kok engga kabarin umi" ucap umi Andini mempersilahkan mereka berdua duduk.
"Mendadak mi" ucap Aqilla sopan.
"Kalau gitu Umi buatin kalian minuman yah" ucap umi Andini meninggal mereka.
Setelah minumannya jadi umi Andini pun membawakan minuman itu untuk anak dan menantunya.
"Nih! Di minum dulu" ucap umi Andini.
Mereka pun meminum minuman tersebut dengan santai di atas sofa.
"Umi bentar lagi gendong cucu" ucap umi Andini yang sedang mengelus lembut perut menantunya.
"Iya Umi!" Ucap Aqilla sangat lembut.
"Mungkin Umi, orang pertama yang menangis terharu saat melihat cucu Umi lahir nanti" ucap umi Andini membayangkan.
"Mungkin juga Umi menangis karena kehilangan seseorang yang umi sayang saat cucu umi lahir nanti" ucap Aqilla.
"Kamu ngomong apa sih?" Ucap umi Andini langsung memeluk menantunya.
"Benar tuh mi' Aqilla sering ngomong gitu" ucap Ustad Farel cemberut.
"Cuma ngomong doang" ucap Aqilla tersenyum.
"Kalau gitu Umi ke dalam dulu yah" ucap umi Andini langsung meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.
"Aku juga mau naik ke atas" ucap Aqilla langsung berdiri dari duduknya.
"Mau ngapain?" Ucap Ustad Farel memegang tangan istrinya.
"Mau istirahat mas" ucap Aqilla langsung tersenyum mantap suaminya geli.
"Mas?" Ucap Ustad Farel langsung menaikkan satu alisnya. Karena baru pertama kali Aqilla memanggil nya dengan sebutan "mas"
"Iya mas!" Ucap Aqilla tersenyum.
"Baru pertama kali loh" ucap Ustad Farel masih bingung.
"Yaudah kalau gitu aku panggil kamu ustad aja" ucap Aqilla memonyongkan bibirnya.
"Panggil mas aja, sayang!" Ucap Ustad Farel langsung menarik tangan istrinya berjalan menuju ke atas.
Mereka berdua pun naik ke atas menuju kamar pribadi Ustad Farel. Sesampainya di sana Aqilla langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk milik suaminya.
"Aku sayang kamu!" Ucap Aqilla langsung menyebut kata itu.
"Sama kok, aku juga" ucap Ustad Farel yang sedang duduk di kuris samping kasur.
"Sayang aku sama kamu itu seperti bumi, tidak akan pernah ada ujungnya" ucap Aqilla bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur.
"Begitu juga dengan aku. Cinta kita akan abadi selamanya " ucap Ustad Farel langsung memegang tangan istrinya.
"Hm" ucap Aqilla meneteskan air matanya menatap suaminya.
~selamanya~
Sorry baru post.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAMANYA (Masa Revisi)
Ficção AdolescenteSedang masa revisi [cinta tak selamanya bersama. ada yang pergi meninggalkan kita untuk mencari yang lain, ada ada juga yang meninggalkan kita untuk selamanya] Aqilla arabella gadis cantik yang dulu nya bobrok dan centil. Sekarang sudah berubah 90%...