AUTHOR POV_
Aran mengendarai mobilnya tampa tujuan. Pikirannya kosong dan tidak ada semangat. Hanya suara deru mobil yang terdengar juga padat nya jalanan kota yang menemani suasana hati Aran saat ini.
Aran bergelud dengan pikiranya lalu ia teringat sesuatu yang membuat nya menghentikan mobilnya secara tiba - tiba, dan membuat para pengendara lain di belakangnya hampir menabrak mobil Aran. Aran tidak perduli, Aran teringat dia harus berkunjung kerumah sakit siang ini, dia sudah berjanji pada seseorang untuk datang tapi cerobohnya dia lupa.
Aran langsung membanting stir dan berbelok untuk menuju Rumah sakit. Iya bahkan tidak memperdulikan para pengendara yang marah padanya karna membahayakan nyawa mereka. Memang seperti itu lah sifat Aran.
Aran turun dari mobil dan langsung memasuki Rumah sakit yang memiliki nama ROYAL,SMITH atau bisa di sebut RYLSMH_ HOSPITAL.
Aran masuk dengan Gayanya yang Anggun dan berwibawa dengan setelan jas yang iya kenakan membuat dia kembali menjadi pusat perhatian.
Di perjalanan dia sudah mencoba melupakan semua yang hari ini ia rasakan, yang iya lihat dan iya lakukan. Besok akan ada banyak hal yang baru jadi dia mencoba melupakan apa yang iya alami hari ini.
Flasback on_
Aran berjalan sembari menatap sendu pusaran kasih sayang yang telah lama hilang.
"Aran datang Bunda...." kata nya lirih.
Setelah itu Aran tak mengatakan apa - apa lagi. Dia tidak sanggup melanjutkannya. Dan hanya diam membisu dengan air mata yang sudah mengering. Sudah sangat lama Aran tak pernah datang mengunjungi tempat ini. Yang dulunya hampir setiap hari selama 7 tahun terakhir ini dia kunjungi.
"Aku selalu menyalahkan Tuhan karna kepergianmu. Aku mulai membenci takdir pada diriku yang membuat segalanya menjadi rumit. Aku membenci setiap hubungan di dalam hidupku karna mu. Kenapa harus meninggal kan? Kenapa harus kau yang pergi?!"
"Aku sendirian Bundaa...Dan sekarang aku tidak bisa merasakan perasaan apapun kecuali sakit dan penyesalan"
"Kemarahan ku takkan membut nya membawamu kembali. Rasa benci ku takkan mengubah duri tajam menjadi hal yang menyenangkan. Sakit..... sudah sering ku rasakan, hinga saat ini rasaa itu masih tetap sama"
"Maaf Bunda.... Aku masih tetap membenci keluarga yang sangat Bunda sayangi"
Kata - kata yang ingin sekali Aran katakan tapi dia tidak cukup mampu untuk mengatakan nya. Dia tau kalau dia mengatakanya mungkin hati Bundanya akan terluka, mendengar dan melihat keadaanya saat ini.
Aran memejamkan matanya menahan semua rasa sakit yang iya sarasakan. Dan sampai akhirnya suara seseorang membuatnya membuka mata.
"Sayang...." kata nya sendu.
"Bundaa..." panggil Aran lirih.
"Maafin Bunda ya sayang...ini semua salahan bunda..kamu baik - baik ya di sini. Jangan pernah berfikir Bunda bakal ninggalin kamu. Bunda selalu ada sayang, meski tak terlihat tapi kamu bisa merasakannya"
"Rasa benci kamu terhadap semesta yang membuatmu tidak dapat merasakan kehadiran Bundaa..."
Dalam waktu singkat bayangan itu perlahan mulai menjauh...jauhh....dan akhirnya menghilang.
Aran sudah tidak dapat membendung air mata nya lagi. Untuk pertama kalinya dalam 7 tahun, dia mendengar kembali suara lembut Bundaanya.
"Anda sangat jahat nyonya Anindhita maheswara" kata Aran berteriak menatap langit dan beluabkan semua rasa sakit yang iya rasakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berteduh { Chikaran } (HIATUS)
Losowe#zahran Enderson #yessica smith "Jangan tinggalin aku Ar" "Payung peneduh yang akan membalut lukamu dan mengobati nya semampuku" ____ "Aku tidak bisa berhubungan dengan orang yang belum selesai dengan masalalunya" "Maaf.. Aran" "Tolong jangan pergi...