AUTHOR POV__
Keringat mengucur di pelipisnya. Seluruh tubuhnya bergetar. Matanya terpejam, iya tertidur dengan gelisah.
Mata yang perlahan terbuka menatap langit - langit kamar mencoba menyadarkan dirinya dari tidur singkat yang terasa sangat panjang.
"Mimpi buruk itu lagi" batin Aran yang baru saja bangun dari tidurnya.
Aran melihat jam dan segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum pergi sekolah.
Aran selalu mimpi buruk belakangan ini dan itu sangat mengganggu nya. Kadang dia sampai tidak tidur untuk menghindari hal itu.
Sudah satu minggu Shani meninggalkan rumah dan selama itu juga Aran belum bisa memberanikan diri untuk datang menemui Shani.
Bahkan Gracio tidak pernah berhenti dan terus mencari Shani walau sebenarnya dia tidak tau istrinya itu berada di mana.
Shani menghilang tampa jejak. Bahkan seluruh usaha Gracio belum ada hasilnya.
Satu mingu sudah Aran selalu menyibukan diri di kantor dan sering pulang larut. Sekolah dan kantor adalah tempat Aran melampiaskan isi pikiranya dan melupakan semua masalahnya.
"Den sarapan nya sudah jadi" ucap mbak Sumini.
Aran menuruni tangga lalu menuju meja makan yang di sana sudah ada papa nya, tumben banget papanya duduk di meja makan itu sepagi ini.
Aran duduk tampa memperdulikan Gracio, bahkan Aran makan dengan tenang tampa bicara dan menganggap kalau di sana tidak ada tuan besar Anderson.
"Papa mau tanya sesuatu sama kamu" ucap Gracio memecah keheningan pagi mereka.
Aran hanya diam dan mendengarkan apa yang di ingin kan papanya itu. Dia melanjutkan makanya tampa bersuara.
"Apa kamu tau, di mana Mami kamu Aran?" ucap Gracio yang mampu membuat Aran menghentikan kegiatan makanya.
"Kenapa Anda menanyakan hal itu pada saya?" ucap Aran dingin.
"Dia Mami kamu Aran" ucap Gracio lagi.
"Bukankah anda suaminya? Harusnya anda lebih tau dari pada saya" ucap Aran dingin.
"Papa yakin kamu tau, katakan di mana Shani" tanya Gracio lagi dia yakin Shani tidak mungkin meninggalkan rumah tampa memberi tau Aran terlebih dahulu. Gracio tau kasih sayang Shani pada Aran sangat lah tulus jadi dia tidak mungkin meninggalkan Aran begitu saja.
"Itu urusan anda dan tante Shani. Bukan urusan saya" ucap Aran lalu bangkit untuk pergi.
"Kamu tau! Mami kamu pergi karna kamu! Dia membela kamu untuk segalahal Zahran Van Khaula!!" Ucap Gracio menghentikan langkah Aran yang ingin pergi.
Aran kembali menatap manik mata papa nya.
"Tau atau tidak nya saya soal keberadaan tante Shani, itu tidak ada hubunganya dengan anda" ucap Aran kemudian berlalu pergi.
"Pagi Tuan Muda" sapa Ollan yang sudah siap untuk mengantar Aran.
Aran tak menjawab dan dia langsung masuk begitu saja dan mengkode Ollan agar menjalankan mobilnya tampa bertanya lagi.
Belakangan ini Aran tidak ingin mengendarai mobil sendiri, pikiranya kacau jadi dia selalu menggunakan supir satu minggu belakangan ini.
_______________Berteduh________________
_________
"Hi! Tikus nakal!" Ucap Reynaan masuk kedalam kamar orang tuanya yang di sana sudah ada Chika yang sedang merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berteduh { Chikaran } (HIATUS)
Random#zahran Enderson #yessica smith "Jangan tinggalin aku Ar" "Payung peneduh yang akan membalut lukamu dan mengobati nya semampuku" ____ "Aku tidak bisa berhubungan dengan orang yang belum selesai dengan masalalunya" "Maaf.. Aran" "Tolong jangan pergi...