19. Kejadian semalam

1.9K 239 13
                                    

________

"Lepasin... sakit..." rintih Fiony karna orang yang menahan tanganya menggenggamnya terlalu keras bahkan sangat.

"Enggak cukup sekali aja gue peringatin lo untuk enggak nyentuh milik gue!" Ucap nya dingin dan menghempas genggaman itu.

"Kamu apa apan sih...kamu kok bela dia! Cewek murah kayak dia...truss kamu ngapain ada di sini?" Tanya Fiony.

Fiony mendapat tatapan tajam dari orang ini.

"Harusnya gue yang nanyak. Ngapain lo di sini?" Ucap nya dingin.

Fiony hanya diam dia sebenarnya takut untuk menjawab, dia juga bingung harus jawab apa, karna apapun jawabanya akan selalu salah di mata orang ini.

"Pringatan terakhir gue! Jangan pernah sentuh milik gue lagi, kalau ini terulang, lo enggak bisa liat dunia lagi"

"Tapi kamu ngapain di sini Ran?" Tanya Fiony masih kekeh.

"Lo enggak liat gue sama Aran lagi jalan emm, kita udah pakek warna baju yang sama, apa belum jelas di matalo" ucap Chika menggandeng mesra tangan Aran, ini adalah rencananya untuk memanas manasi Fiony.

"Lo enggak liat gue sama Aran lagi jalan emm, kita udah pakek warna baju yang sama, apa belum jelas di matalo" ucap Chika menggandeng mesra tangan Aran, ini adalah rencananya untuk memanas manasi Fiony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aran hanya memperhatikan kedua wanita di hadapanya ini.

"LO!! jangan sentuh Aran gue!!....Ran kamu bayar dia berapa sih!" Ucap Fiony emosi.

"Pergi!! Gue enggak mau nyakitin siapapun pergi dari sini sekarang!" ucap Aran penuh penekanan dan menahan emosi.

Fiony yang di tatap seperti itu mulai takut. Dia tau kalau Aran sedang marah akan seliar dan seberbahaya apa seorang Zahran Anderson.

Fiony memutuskan untuk pergi dari sana karna dia tidak mau masuk lebih jauh dalam amarah Aran.

"Sorry" ucap Chika langsung melepas rangkulan tanganya pada lengan Aran.

Aran hanya diam dia juga bingung harus memulai dari mana.

"G..gue duluan ya" ucap  Chika ingin melangkah pergi.

"Gue anter" ucap Aran meraih tangan Chika.

Chika membalik badanya dan membalas tatapan Aran.

"Enggak perlu gue dateng sama supir" ucap Chika.

"Suruh dia pulang sendiri, lo sama gue dan enggak ada penolakan" Ucap Aran tegas.

"Jangan mulai deh" ucap Chika malas, dia sudah tidak mood untuk berdebat lagi dengan Aran karna kalau mereka berdebat tidak akan pernah ada ujungnya.

"Siapa yang mulai? Lo ikut Gue, soal supir lo gue yang atur" ucap Aran menarik Chika menuju mobilnya.

Chika akhirnya pasrah toh percuma nolak kalau dia bicara baik - baik saja tidak Aran dengar.

Chika memberi pesan untuk pak Anton agar pulang terlebih dahulu, dia akan tanggung jawab nanti kalau mamanya bertanya di mana keberadaan dia.

Anton akhirnya pulang dengan rasa hawatir, kenapa gadis ini selalu memiliki ide untuk pulang tampa di antar pikirnya.

Berteduh { Chikaran } (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang