Rose ke pasar bersama sang nenek, untuk berbelanja kebutuhan yang akan mereka masak malam nanti, guna menjamu tamu yang akan di jodohkan dengan sang cucu.
"Ayam, daging, ikan, sayuran, semua sudah" gumam halmeoni.
"Bahan untuk membuat camilan, ayo Rose" sang nenek menggandeng tangan kanan cucu nya.
"Kenapa banyak sekali yang halmeoni beli?" Tanya Rose bingung sambil menenteng tas belanjaan sang nenek.
"Halmeoni tidak tahu apa makanan kesukaan nya, jadi halmeoni mau memasak semua nya saja" jawab sang nenek sambil terkekeh.
Setelah berbelanja dari pasar, Rose pun siap ke sekolah, dengan mengendarai bus umum, tapi belum sempat ia tiba di halte, sebuah motor sport berhenti tepat disamping nya, ia terkejut.
"Ini helm mu, naiklah" Rio menyodorkan helm pada Rose, gadis itu mengerjab bingung.
"Aku hanya ingin mengantar hadiah ku ke sekolah" ujar Rio karena Rose malah menatap nya tajam.
"Huft" Rose mendengus kesal, tapi ia pun akhir nya naik ke atas motor Rio.
Deg
"Kenapa wangi tubuh nya sama dengan Lim?" Batin Rose curiga.
"Mungkin mereka hanya memakai parfum dengan merk yang sama" Rose tak ambil pusing.
Mereka pun tiba di Gangnam Senior High School, Rose turun dari atas motor Rio, dan memasuki pintu gerbang sekolah nya, tanpa melepas helm nya, mungkin dia lupa.
Joy menyambut kedatangan Rose dengan wajah panik dan cemas.
"Kamu tidak apa-apa kan Rose?" Sambut nya, Rose pun bingung tak mengerti.
"Aku dengar kamu di jadikan bahan taruhan oleh oppa, jadi aku takut Rio sudah. . ." Joy tersentak sendiri, karena ia kelepasan.
"Jadi kamu tahu yang sebenar nya Joy?" Lirih Rose kecewa, ia melepas dengan kasar genggaman tangan Joy.
"Aku baru tahu Rose" jelas Joy, berusaha mengejar Rose.
"Cukup, menjauh lah dari ku mulai sekarang, aku tak sudi berteman dengan pengkhianat seperti mu" ucap Rose tajam, ia melangkah memasuki ruang kelas nya sambil menangis kecewa.
Sepulang sekolah, Rio kembali menjemput Rose dan mengantar nya langsung ke cafe, memikirkan perjodohan nanti malam membuat Rose sampai tak fokus, hingga tak merasa curiga dari mana Rio tahu tempat ia bekerja.
Dan malam nya, Rio menghentikan motor nya tepat di hadapan Rose yang baru keluar dari cafe, gadis itu memutar malas kedua matanya.
"Apalagi?" Kesal nya putus asa.
"Aku hanya menjeput hadiah ku, dan mengantar nya pulang" jawab Rio acuh, ia lalu membuka helm yang selama ini menutupi identitas nya dari Rose.
"Lim?" Rose terperanjat, Rio mengangguk sambil tersenyum lucu.
"Limario" Rose menjabat tangan Rose yang masih mematung tak percaya.
"Jadi kamu. . ." Rose langsung kesal mengetahui jika selama ini ia di bohongi oleh Rio.
Plak
Plak
"Aww. . . Rose sakit" Rio mengaduh.
"Aku marah pada mu, karena membohongi ku selama ini" marah Rose sambil memukuli tubuh Rio secara asal, gadis itu masih belum sadar jika Rio adalah cucu nyonya Jung, karena sekarang, yang ia tahu Rio dan Lim adalah orang yang sama itu saja.
"Ayo pulang" ajak Rio, Rose masih memasang wajah cemberutnya kala mantan rekan kerja nya itu membonceng nya menuju ke rumah tuan Park dengan motor sport nya.
Sesampai di rumah keluarga Park, tanpa Rose minta, Rio pun ikut turun.
"Kenapa kamu ikut turun?" Ketus Rose.
"Pulang sana" usir nya
"Aku tamu ya Rose di rumah ini" tolak Rio.
"Aku tidak meminta mu untuk berkunjung" elak Rose percaya diri, yang memang gaya bicara nya cenderung lebih kasar, dan blak-blakan pada Lim, dan itu menjadi kebiasaan saat ia tahu siapa Lim yang adalah Rio juga itu.
Mendengar perdebatan di luar, halmeoni pun keluar.
"Lim, ayo masuk nak" ajak nya, Rose mengerjab, bagaimana bisa sang nenek mengajak Rio masuk, padahal kata nya akan ada tamu yang tak lain dan tak bukan adalah namja yang akan di jodohkan dengan nya, Rio menjulurkan lidah nya ke arah Rose dan mengejek gadis itu.
"Ish" kesal Rose menghentakan langkah kaki nya menyusul Rio memasuki rumah.
"Selamat malam harabeoji" sapa Rio membungkuk hormat pada tuan Park.
"Ayo, masuklah nak" balas tuan Park
"Ini sudah lewat jam makan malam sebenar nya, jadi ayo kita langsung saja" ajak nya, sambil menepuk-nepuk bahu calon cucu menantu nya.
"Sejak kapan dia seakrab itu dengan harabeoji?" Batin Rose menatap interaksi kedua nya yang seperti nya sudah sangat akrab itu, Rose melirik curiga sambil berjalan menuju dapur untuk membantu sang nenek menyiapkan makanan.
Kini mereka berempat telah duduk di meja makan dengan lesehan tanpa bangku, hanya meja bundar yang tak terlalu lebar.
"Woah, kenapa banyak sekali makanan nya" ujar Rio sumringah, Rose melirik kesal.
"Halmeoni tidak tahu apa makanan kesukaan mu, jadi halmeoni memasak semua nya" kekeh nenek Park malu-malu.
"Lim suka semua halmeoni, tenang saja, nanti akan Lim habiskan semua" ujar Rio tak ingin membuat halmeoni kecewa.
"Masakan halmeoni memang tak ada dua nya, pasti Lim akan menyukai nya nanti" puji harabeoji tentang masakan istrinya, halmeoni pun tersipu.
"Ayo kita makan" ajak harabeoji, halmeoni pun mulai menyendokan nasi ke mangkuk harabeoji, tapi tuan Park malah menyodorkan mangkuk nya ke arah Rose.
"Rose ambilkan sayur dan lauk untuk calon suami mu" ujar nya menyodorkan mangkuk yang sudah terisi nasi.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
FanfictionTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?