25. Perjodohan

1.2K 232 78
                                    

Rose meneteskan air mata nya diatas boncengan motor yang Rio kendarai, ia terpaksa menurut dengan apa yang diperintahkan oleh orang asing bagi nya itu, kini ia pasrah hendak dibawa kemana, dan menyesal  pernah menjadi kekasih dari Chanyeol, meski ia mencintai nya, kini Rose tentu membenci pria yang telah tega menjadikan nya sebagai bahan taruhan.


Rio memberhentikan motor nya tepat di depan rumah Rose, gadis itu bahkan tak sadar jika ia sudah tiba di rumah sang kakek.

"Turunlah, kita sudah sampai" ujar Rio, dan dengan polos nya Rose turun dan berdiri di samping motor orang yang mengantar nya itu.

"Masuklah, itu rumah mu bukan?" Kata Rio, Rose mengerjap kaget.

"Bukan kah. . ."


"Sudah malam aku pulang" pamit Rio yang langsung tancap gas meninggalkan Rose di halaman rumah nya, Rio menyembunyikan motor nya, ia menghampiri kedai ramen harabeoji Park, yang nampak sepi.

"Lim, kamu sudah datang nak?" Sapa halmeoni.

"Ne halmeoni" jawab Rio tersenyum lebar.


"Duduklah, biar harabeoji buatkan ramen spesial untuk mu" halmeoni meminta Rio untuk duduk, dan memberi nya sebotol soda dingin.


"Ini makan lah" harabeoji menaruh semangkuk ramen yang masih mengebul panas dihadapan Rio.

"Gumawo harabeoji" ucap Rio sebelum menyantap nya, pasangan suami istri itu terkekeh menatap Rio yang begitu lahap memakan ramen, seperti menunggui cucu nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gumawo harabeoji" ucap Rio sebelum menyantap nya, pasangan suami istri itu terkekeh menatap Rio yang begitu lahap memakan ramen, seperti menunggui cucu nya sendiri.

"Besok harabeoji tidak berjualan" kata tuan Park, Rio langsung mendongak menatap laki-laki tua itu.


"Datanglah ke rumah, aku mengundang mu makan malam" ujar tuan Park.


"Ne harabeoji" jawab Rio.

Ramen dagangan harabeoji Park pun habis, Rio membantu mengemas dan mendorong nya pulang.

"Harabeoji, maaf, Lim tidak bisa berkunjung, malam ini ada pekerjaan lain" alasan Rio yang ingin menghindar dari Rose.



"Oh, baiklah, terima kasih ne, jangan lupa, besok jemput Rose dari cafe" jawab harabeoji


"Berhati-hatilah di jalan nak" pesan halmeoni.



"Ne harabeoji, halmeoni" Rio membungkuk hormat sebelum pergi.



"Dia anak yang sopan kan, yeobo?" Tanya tuan Park sambil mendorong gerobak ramen nya ke samping rumah.



"Benar yeobo, dia juga anak yang baik, tak pernah mengantar pulang cucu kita lewat dari tengah malam" imbuh nyonya Park memuji Rio.



"Aku ingin menjodohkan nya dengan cucu kita, kamu setuju kan?" Tanya tuan Park.



"Apa dia bersedia yeobo? Lim pemuda yang tampan, pasti banyak gadis yang menyukai nya" ragu sang istri.


"Dia bersedia, aku sudah berbicara dengan nya" jawab tuan Park.


"Halmeoni, harabeoji" sapa Rose yang membuka pintu utama, karena mendengar suara kakek nenek nya yang baru datang.



"Kamu sudah pulang Rosie?" Balas sang nenek, sedangkan harabeoji hanya diam dan acuh melewati sang cucu begitu saja, Rose menunduk, ia sedih tahu sang kakek masih marah pada nya.



"Jangan khawatir, harabeoji mungkin hanya sedang kecapekan saja" hibur sang nenek.


"Rose, harabeoji ingin berbicara pada mu" panggil sang kakek, Rose menoleh lega, mendengar tuan Park akhirnya mau berbicara dengan nya.


"Ne harabeoji" Rose duduk di depan sang kakek sambil menunduk hormat.



"Rosie, usia harabeoji dan halmeoni saat ini sudah tidak muda lagi, cepat atau lambat, Tuhan pasti akan memanggil kami pulang" tutur harabeoji membuat  mata Rose menjadi sendu, jika ditanya tentu sampai kapan pun ia tak akan siap ditinggal oleh kakek dan nenek nya yang telah merawat Rose semenjak kecil.


"Oleh sebab itu, harabeoji ingin menjodohkan mu dengan namja, yang bisa harabeoji percaya, bahwa dia mampu menjaga mu, dan melindungi mu di saat kami sudah tak ada nanti" lanjut sang kakek, Rose terkejut bukan main, ingin menolak tidak berani, Rose memang sangat takut, hormat dan segan pada kakek dan nenek nya itu.



"Besok jangan pulang terlambat, harabeoji telah mengundang nya makan malam" imbuh tuan Park, ia kemudian berdiri dan memasuki kamar nya.



"Halmeoni" tangis Rose akhir nya pecah dipelukan sang nenek yang sedari tadi hanya diam, menyaksikan pembicaraan suami dan cucu nya.


"Jangan menangis, tak ada salah nya menuruti kata-kata harabeoji ne" hibur nyonya Park sambil mengusap-usap punggung cucu satu-satu nya itu.


"Kamu adalah harta kami satu-satu nya, wajar jika kami menginginkan yang terbaik untuk mu, percaya lah pada harabeoji, ia pasti tak ingin menjerumuskan mu pada pilihan yang salah, dia hanya ingin kamu berada di tangan pria yang tepat, tak harus kaya, tapi jika ia adalah pria yang bertanggung jawab, kami yakin, dia pasti akan mampu membahagiakan mu" tutur nya untuk meyakinkan sang cucu agar tak menolak perjodohan ini, Rose mengangguk dalam isakan nya di pelukan halmeoni.


"Nah, tidurlah, besok pagi temani halmeoni ke pasar ne, berbelanja untuk menyiapkan makan malam, besok halmeoni dan harabeoji mengambil libur, demi tamu istimewa di rumah kita" tutur sang nenek sambil mengusap air mata cucu nya, Rose pun kemudian berdiri, dan beranjak menuju ke kamar nya.



"Cucu ku, kami hanya tak ingin terlambat, meninggalkan mu disaat kamu belum memiliki pasangan yang tepat, kami khawatir kamu akan sendirian nanti, atau jatuh ditangan pria yang tak bertanggung jawab, kami takut, kamu yang sedari kecil kami jaga, hanya disia-sia kan oleh namja yang salah, bagaiamana halmeoni dan harabeoji harus menjawab pada appa dan eomma mu nanti" batin halmeoni menatap punggung sang cucu yang memasuki pintu kamar tidur nya.






#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang