Suasana terasa canggung bagi Rose, ia duduk di samping Rio.
"Rose" panggil BoA grandma
"Ne nyonya" jawab Rose sungkan
"Rio adalah cucu pertama ku, ini grandpa nya Rio, dan yang itu mama dan daddy nya Rio" BoA grandma memperkenalkan satu per satu keluarga nya, kecuali Yoshi dan Yuna karena tahu jika mereka pasti sudah berkenalan tadi, Rose membungkuk hormat pada tuan Jung, Yuri dan Jessica, ia tak sadar jika calon ibu mertua nya masih meragukan ketulusan Rose.
"Kamu di terima di sini, jangan sungkan ne" ujar tuan Jung.
"Ne tuan" jawab Rose gugup, Yuna menopangkan dagu nya diatas meja makan sambil melirik penuh cinta pada oppa nya Rio, Rose yang menyadari itu pun dalam hati dibuat gemas dengan tingkah si maknae, Yoshi melirik ke arah Rose, ia penasaran, karena sebagai anak kedua dari sang ibu, tentu ia juga ingin merasakan punya seorang noona.
Rose menyenggol lengan Rio agar menatap Yuna yang sedari tadi memperhatikan nya, dan Rio pun hanya melirik tajam tak peduli.
"Sayang, bisa tolong ambilkan mama sayur tumis itu" pinta Jessica pada Rio, si sulung menoleh ke arah sayur yang ternyata berada di dekat Rose, gadis itu pun menyadari nya, ia lalu mengambil nya.
"I-ini nyonya" kata Rose menyodorkan piring sayuran ke arah Jessica, yang wajah nya langsung berubah ketus, ia menerima pemberian Rose, tapi kemudian meletakan kembali dan tak jadi mengambil sayur nya, Rose pun menunduk, sekarang ia baru sadar jika mama Rio tidak menyukai nya.
"Oppa" Yuna berbisik menyodorkan piring kecil nya yang berisi puding coklat pada Rio, meminta agar dipotongkan, tapi Rio mengabaikan nya, Yuna pun menjadi kecewa, wajah nya nampak murung, melihat itu, tentu Rose pun merasa tak tega.
"Biar unnie yang melakukan nya, boleh kan?" Tanya Rose meminta ijin, Yuna langsung tersenyum antusias dan mengangguk cepat, mereka sudah selesai makan malam tapi masih belum beranjak untuk menikmati dessert berupa puding coklat.
"Rose, kapan kami bisa bertemu dengan orang tua mu nak?" Tanya Yuri, Rose tersentak mendengar pertanyaan ayah sambung Rio itu.
"Rose hanya tinggal dengan harabeoji dan halmeoni, tuan" jawab Rose sendu.
"Orang tua Rose sudah tidak ada, appa meninggal saat saya masih dalam kandungan, karena kecelakaan kerja, sementara eomma meninggal saat melahirkan saya dalam kondisi mengalami, preklamsia" jelas Rose, Rio langsung menoleh kaget pada sang kekasih, begitu juga dengan keluarga Jung yang lain, mereka terkejut dengan pengakuan Rose.
"Maaf, kami turut berduka cita" kata Yuri merasa bersalah.
"Terima kasih tuan" balas Rose tersenyum paksa.
"Ku dengar kamu baru saja lulus sekolah, apa benar?" Tanya tuan Jung.
"Ne tuan"
"Mau melanjutkan kuliah di mana?" Tanya nya lagi
"Saya tidak melanjutkan kuliah tuan Besar, saya memilih bekerja saja" jawab Rose lagi.
"Lanjutkan lah kuliah, kamu lulusan terbaik bukan" ujar tuan Jung, Rose bingung untuk menjawab.
"Jika yang kamu khawatirkan adalah biaya nya, itu akan menjadi urusan ku nanti" Jessica langsung menatap tak suka pada sang ayah yang hendak membiayai kuliah Rose.
"Pilih lah sesuka mu, kampus mana saja, dan laporkan saja nanti pada ku" lanjut tuan Jung, Rose menatap ragu pada Rio, yang malah tersenyum sumringah, sambil mengusap-usap tangan kanan Rose.
"Grandpa serius dengan penawaran nya, ambil saja kesempatan ini" Rio berusaha meyakinkan sang kekasih.
"N-ne tuan, terima kasih" akhir nya Rose setuju.
"Keputusan yang tepat Rose, jangan khawatir tentang pekerjaan di cafe, kamu bisa datang setelah kuliah" BoA grandma ikut mendukung nya.
"Ne nyonya" jawab Rose sungkan.
"Unnie, Yuna mau puding nya lagi, aku ambil, dan unnie yang potongkan ya?" Tanya Yuna setelah menghabiskan puding pertama nya.
"Iya" jawab Rose, Yoshi tahu Rose tak sedingin hyung nya, tapi ia masih malu-malu.
"Unnie bekerja di cafe grandma kan?" Tanya Yuna lagi.
"Iya benar" jawab Rose sambil memotong-motong puding milik Yuna.
"Apa Yuna boleh mengunjungi unnie di cafe?"
"Tentu saja boleh" balas Rose.
"Oppa, kata unnie boleh" seru Yuna ke arah Yoshi yang langsung gelagapan salah tingkah dan malu karena kepolosan dongsaeng nya, Rose terpingkal dengan reaksi lucu Yoshi, tapi tidak dengan Rio, ia tetap diam dan tak ikut bergabung dengan Rose dan Yuna.
Kini, Rio tengah mengendarai motor matic nya bersama sang kekasih yang akan ia antar pulang setelah makan malam di rumah keluarga Jung.
"Jangan katakan apa pun terlebih dahulu pada harabeoji dan halmeoni, ne" pesan Rio pada Rose.
"Kenapa?"
"Aku tak ingin membebani harabeoji, pelan-pelan saja kita beri pengertian pada nya" jelas Rio
"Baiklah, aku menurut dengan mu saja" jawab Rose.
Rose tak mengatakan pada Rio tentang kekhawatiran nya pada sang mama, yang terlihat tidak menyukai nya, karena Rose tak ingin menciptakan masalah baru diantara hubungan anak dan ibu yang memang tidak akur itu, ia memeluk erat pinggang Rio dari belakang, sambil tersenyum sendiri, mengingat kekonyolan nya yang sampai pingsan saat mengetahui siapa keluarga Rio.
Harabeoji dan halmeoni baru saja tiba di rumah sepulang dari berjualan ramen, Rio pun buru-buru turun dari motor nya untuk membantu mendorong gerobak memasuki pekarangan rumah.
"Lim bantu harabeoji" ujar nya.
"Oh, sudah pulang nak?" balas harabeoji.
"Sudah harabeoji"
"Ayo masuk dulu, temani harabeoji minum teh" ajak tuan Park yang tak pernah mendapatkan penolakan dari Rio, itu lah sebab nya ia menyukai Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
FanfictionTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?