43. Menuntut

1.3K 241 84
                                    

Rio tengah memakaikan helm baru yang kemarin mereka beli pada sang dongsaeng, Yuna terus tersenyum menatap bangga dan penuh cinta pada sang oppa, setelah memastikan jika helm yang di pakai Yuna sudah aman, Rio pun berdiri.


"Mommy, Yuna berangkat dengan oppa ne" pamit si kecil.


"Ne, hati-hati, jangan banyak bergerak dan pegangan pada oppa" pesan Jessica.



"Bila perlu, peluk oppa yang erat dari belakang" canda Yuri membuat Yuna terkikik malu-malu dan lucu.

"Kami berangkat" pamit Rio.

"Hati-hati boy" sahut Yuri.


"Ingat, jangan mengebut sayang" pesan Jessica.


Rio mendudukan Yuna di jok belakang, memastikan dongsaeng nya itu duduk dengan nyaman.

"Sudah siap?" Tanya Rio.


"Lets go oppa" seru Yuna, Rio pun kemudian melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, tanpa sepengetahuan nya mobil Yuri mengikuti nya dari belakang, tentu saja karena pasangan Yulsic itu penasaran.

Setiba di sekolah Yuna, teman-teman nya mengerubungi motor sport milik Rio, menatap kagum juga takjub, mereka ingin melihat siapa yang diantar dengan motor keren itu, Rio pun turun membantu Yuna membuka helm nya.


"Wah, Yuna" seru teman-teman si maknae heboh.


"Aku sudah mengatakan nya bukan, jika dia oppa ku, sekarang kalian percaya kan?" Ejek Yuna membalas teman yang dulu membully nya.


"Kami percaya, maafkan kamu Yuna-yaa" ujar mereka menyesal.



Yuri dan Jessica tersenyum senang, menatap kejadian yang melibatkan Rio dan Yuna di seberang jalan sana.


"Kamu senang kan boy, memiliki hyung seperti Rio?" Tanya Yuri melanjutkan perjalanan nya dengan mengantar Yoshi lebih dahulu, setelah memastikan Yuna dan Rio tiba di sekolah dengan selamat.


"Ne dadd, hyung orang yang baik" jawab Yoshi.


Setelah mengantar Yuna, Rio melajukan motor nya ke sekolah, ia melihat mobil sang ayah sudah terparkir di depan pintu gerbang, Karina sendiri sudah di kelas mungkin.


"Boy" Yoong menghadang laju sepeda motor sang putra yang hendak memasuki area sekolah, Rio menghentikan motor nya.


"Kapan kamu siap makan malam dengan papa?" Tanya Yoong.

"Rio belum tahu" jawab nya dingin


"Rio mau dimana? Resto, rumah papa atau rumah grandpa?" Bujuk Yoong, yang justru malah membuat Rio tak nyaman dan kesal.


"Rio tidak mau" ketus nya langsung menarik gas motor nya, marah pada sang ayah yang terus memaksa nya.


Sepulang sekolah, Yoong telah menunggu Rio di kediaman keluarga Jung, hendak kembali meminta sang putra untuk makan malam bersama, Rio menghela nafas jengah dengan kelakuan sang ayah.

"Rio bilang tidak" tegas sang putra begitu melihat sang ayah di ruang tamu rumah grandpa Jung.


"Papa dengar, kamu juga habis makan malam dengan dongsaeng dari mama mu, lalu apa beda nya mereka dengan papa? Rio harus adil, jika bisa menerima mereka, terima juga Karina dan Giselle" tuntut Yoong.


"Papa meminta Rio bersikap adil?" Tanya Rio, Yoong mengangguk.

"Sekarang Rio tanya, siapa yang memulai ketidak adilan ini?"


"Siapa dulu yang mengusir Rio dan mama dari rumah?"

"Siapa dulu yang membuang kami?" Teriak Rio marah, ia sudah lelah sepulang sekolah, ditambah kedatangan sang ayah yang menuntut nya, membuat Rio mudah tersulut emosi.

Rio memang kina baru merasa jika Yoong dulu mengusir nya dan sang mama secara halus, karena setelah sekian tahun, tiba-tiba sang ayah sudah memiliki keluarga baru di rumah yang pernah mereka tempati dulu.


"Baru sekarang papa menuntut Rio untuk berbuat adil, kemana papa selama ini? Bukan kah papa meninggalkan kami karena keluarga baru papa?"


Mendengar teriakan Rio, ahjuma pun terkejut bukan main, ia menunggu Rio di kamar nya.


"Apa papa masih tidak sadar jika hilang nya kebahagiaan Rio selama ini, di mulai dari papa?"


"Tidak, bukan papa, tapi mama mu, semua berawal dari mama mu, tanyakan semua pada nya, jangan hanya menyudutkan papa" Yoong berusaha membela diri.


"TERSERAH, KALIAN SEMUA SAMA SAJA" teriak Rio menggelegar, ia lalu berlari menaiki tangga menuju ke kamar nya, sementara ahjuma nampak gelisah menunggu Rio.

Brak


Rio membanting pintu kamar rumah nya.



"Ahjuma" adu nya yang langsung memeluk erat sang pengasuh sambil terisak.



Keesokan hari nya, Yoong datang seperti biasa, dengan membawakan sarapan masakan sang istri untuk putra nya, ia menemui ahjuma Kim yang biasa menghidangkan nya.


"Bawa pulang saja tuan, mulai hari ini, anda tak perlu repot untuk datang kemari hanya demi sarapan untuk Rio" tolak ahjuma Kim


"Tapi ahjuma. . . "



"Percuma, percuma anda membuat perut nya kenyang, tapi terus menerus menyakiti hati putra anda" sindir ahjuma Kim.


"Inilah bukti, sebaik apa anda menjadi ayah dari tuan muda, sebagai orang tua kandung, tentu anda harus nya hafal bagaimana cara mendekati nya tanpa menyakitinya" tutur ahjuma yang ikut kesal pada Yoong, karena ia terlalu menuntut tapi tidak berkaca pada diri sendiri.


Yoong pulang dengan langkah gontai, tak ada lagi yang berpihak pada nya kini, ia tadi nya menaruh harapan lebih pada ahjuma Kim yang bersedia membantu nya menghidangkan makanan dari sang istri, tapi kini semua telah berubah, ahjuma Kim kini berdiri diseberang nya.

Yoong selalu menunggui Rio di depan pintu gerbang, tak ada yang dia lakukan selain menatap iba pada sang putra yang selalu mengabaikan nya, karena masih marah, Rio enggan memperbaiki hubungan nya dengan sang ayah.




#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang