21. Gaji

1.1K 218 71
                                    

Setengah bulan sudah Rio bekerja di cafe sang nenek, hari ini ia dan yang lain akan menerima gaji bulanan, setelah cafe tutup, seluruh pegawai berkumpul di ruangan nyonya Jung, yang telah bersiap dengan amplop coklat di tangan nya.

Para pegawai dipanggil satu per satu dan menerima gaji mereka.

"R-ri. . ."


"Uhuk" Rio pura-pura tersedak.


"Lim" ralat sang nenek yang langsung paham dengan kode dari cucu nya.


Wajah-wajah ceria nampak jelas dari para pegawai The Jung Cafe And Dessert, termasuk Rose yang menerima gaji pertama nya, sedangkan Rio gaji selama dua minggu karena dia pegawai baru jadi gaji nya akan disamakan tanggal penerimaan nya dengan gaji para pegawai lama.


"Ini untuk mu" kata Rio menyerahkan seluruh isi amplop nya pada Rose, gadis itu mengerjab bingung.


"Tapi ini milik mu Lim" tolak Rose.



"Itu milik mu, anggap saja aku membayar makan malam ku selama ini" kata Rio, Rose pun menerima nya dengan ragu.



"Setidak nya ambil lah setengah nya untuk kebutuhan mu" bujuk Rose.


"Aku tidak membutuhkan nya, aku hanya butuh energi dari mu" jawab Rio yang langsung menaiki motor nya, Rose membeku mencerna kata-kata pria itu.

"Ayo kita pulang" ajak Rio, gadis itu pun kemudian menaiki jok belakang sang pemuda.

"Apa benar dia menyukai ku?" Batin Rose menatap punggung lebar di hadapan nya itu.

"Tidak, tidak mungkin" gumam nya.

"Aku turun disini saja" ujar Rose saat melihat sang kakek dan nenek nya menyeberang jalan sambil mendorong gerobak ramen nya, yang sudah kosong.



"Kenapa?" Tanya Rio menghentikan motor nya.


"Itu harabeoji dan halmeoni, aku harus membantu nya, aku pulang bersama mereka, bye" pamit Rose melompat turun dari motor Rio dan berlari menghampiri kakek nenek nya.


"Halmeoni, biar Rose yang membantu harabeoji" seru nya.

"Rose, kamu sudah pulang sayang?" Kaget sang kakek, Rose pun membantu mendorong gerobaknya dari samping.

"Sudah harabeoji, hari ini Rose menerima gaji pertama" ceritanya antusias.


Set

"Biar aku saja harabeoji" ujar seorang pemuda yang tiba-tiba menggantikan posisi kakek Park.

"Siapa kamu anak muda?" Tanya tuan Park terkejut.

"Lim?" Rose kaget tak percaya, dan langkah mereka pun terhenti.

"Kamu mengenalnya Rose?" Tanya halmeoni


"Iya, dia teman kerja ku halmeoni" jawab Rose


"Saya Lim, halmeoni, harabeoji" Rio membungkuk hormat sebelum melanjutkan perjalanan nya mendorong gerobak, Rose tertegun menatap Rio.


"Teman mu baik sekali Rose, dia juga sopan" puji harabeoji Park, Rose bingung, ia tersenyum canggung pada sang kakek, karena baru kali ini melihat Rio membantu selain diri nya baik di cafe atau pun di luar.


"Motor mu bagaimana?" Tanya Rose mengejar langkah Rio.



"Biarkan saja disana" jawab Rio tak khawatir.



"Kalau hilang?"




"Beli lagi" jawab Rio santai, Rose berkali-kali menatap cemas ke arah motor Rio yang semakin jauh ditinggal di belakang sana.




"Lim, ayo masuk dulu, halmeoni buatkan susu hangat" ujar nyonya Park pada Rio


"Ne halmeoni" Rio tak ingin membuat nenek Rose kecewa dengan penolakan nya, jadi dia mengiyakan saja.



"Ini minumlah, selagi masih hangat" ujar wanita paruh baya itu menghidangkan segelas coklat hangat untuk tamu nya.



"Gumawo halmeoni" Rio lalu menyesap coklat nya, Rose ke kamar nya untuk membersihkan diri, lalu bergabung dengan Rio di ruang tamu.


"Kamu tinggal dimana Lim?" Tanya harabeoji.



"Lim tinggal di Gangnam, harabeoji" jawab Lim, mereka tak curiga, mungkin karena kurang pengalaman.


"Kamu punya dongsaeng?" Tanya halmeoni.




"Saya anak tunggal halmeoni" jawab Rio



"Pantas kamu mandiri dan mau bekerja keras" puji harabeoji.


"Maaf harabeoji, halmeoni, Lim harus pulang, sebelum grandpa mencari" pamit Rio.


"Oh baik lah baik lah, segera lah beristirahat ne" pesan tuan dan nyonya Park.


"Ne, terima kasih" ucap Rio, Rose pun mengantar nya, ia hendak ikut Rio sampai di tepi jalan besar dimana Rio menaruh motor nya tadi, tapi pemuda itu menolak nya.



"Tidak perlu, kamu segeralah tidur, besok kita masih harus bekerja lagi, kamu juga pasti lelah kan" ujar Rio, ia lalu berjalan sendirian meninggalkan rumah Rose yang masih mematung menatap punggung pemuda itu yang kian menjauh.

"Tidak perlu, kamu segeralah tidur, besok kita masih harus bekerja lagi, kamu juga pasti lelah kan" ujar Rio, ia lalu berjalan sendirian meninggalkan rumah Rose yang masih mematung menatap punggung pemuda itu yang kian menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Rio pergi, Rose pun memasuki rumah nya, menuju ke kamar nya, karena ia penasasaran dengan gaji pertama yang ia terima.


Srek


Rose membuka amplop nya, dan tersenyum lebar, gaji yang ia terima ternyata jauh lebih besar dari yang ia bayangkan selama ini.


"Aku akan semakin semangat bekerja jika seperti ini" gumam nya senang sambil memeluk amplop berisi uang nya itu.



Tiba-tiba Rose teringat, dengan amplop gaji milik Rio yang tadi diberikan pada nya, ia lalu membongkar tas nya lagi dan mengambil nya.



Srek

Rose merobek ujung amplop dan mengeluarkan uang nya untuk ia hitung, dan. . .




Mulut Rose menganga tak percaya dengan apa yang ia temukan, yaitu gaji dua minggu milik Rio, ternyata lebih banyak, tiga kali lipat dari gaji nya selama sebulan.


"Kenapa bisa begini?" Bingung Rose tak mengerti.



"Apa nyonya Jung lupa atau salah hitung?" Batin Rose bertanya.


"Besok aku akan bertanya pada Lim" batin Rose penasaran, ia lalu menyimpan uang nya, dan bersiap-siap untuk beristirahat, karena besok ia masih harus ke sekolah dan bekerja lagi.





#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang