Rio menyantap sup gomtang buatan ibu tiri nya yang dikirim Yoong pagi itu, setiap hari, tapi Rio masih belum menyadari nya, setahu Rio, itu adalah buatan ahjuma Kim.
"Ahjuma, Rio berangkat" teriaknya berpamitan, ia lalu mengendarai motor sport nya ke sekolah, Karina berpapasan dengan Rio di pintu gerbang, tapi Rio mengabaikan nya.
Sepulang sekolah
"Nanti kamu datang kan?" Tanya Jenno pada Rio yang telah bersiap diatas motor nya.
"Aku mungkin datang terlambat" jawab Rio.
"Kenapa?" Tanya Jaehyun.
"Menjalankan misi ku" jawab Rio terkekeh, yang lain pun paham.
"Aku tunggu di sirkuit, jangan sampai tak datang" pesan Seulgi, Rio mengangguk, ia lalu pulang ke rumah, berganti baju dan motor, lalu berangkat ke cafe, Rose belum datang, jadi dia masih santai.
"Ingat, jangan terlalu capai, tidak semua pekerjaan harus kamu yang mengerjakan, panggil saja Mark untuk pekerjaan yang berat-berat" pesan grandma BoA, pada sang cucu yang tengah mengganti baju nya dengan seragam pegawai.
"Kamu dengar grandma kan boy?" Tanya BoA grandma karena merasa diabaikan oleh sang cucu.
"Ne grandma, Rio dengar" jawab sang cucu.
"Kamu ambil alih tugas grandma saja ya?" Tawar sang nenek dengan wajah bersalah nya, tak tega melihat sang cucu yang berdandan ala cleaning service.
"Tidak grandma, cepat grandma pergi, nanti dia curiga melihat grandma disini" Rio mendorong tubuh sang nenek keluar dari ruangan khusus pegawai.
Dan benar, Rose datang dari pintu samping, seperti biasa, gadis itu tersenyum manis menyapa pegawai lain, dengan wajah polos tanpa make up nya, Rio pun di buat tertegun, dan semakin jatuh pada pesona Rose.
Rio segera meraih alat untuk mengepel, dan memulai pekerjaan nya, membersihkan lantai cafe, Luna terbahak dibalik showcase cake dan Mark menepuk jidad nya, karena Rio tak tahu cara memakai alat itu, ia pun segera menghampiri cucu majikan nya itu dan memberi les singkat sebelum Rose keluar dari ruangan pegawai setelah berganti seragam.
Rose memulai pekerjaan nya, dengan mengechek stock cup minuman dan lain-lain
"Lim, ayo ikut aku" perintah nya pada Rio, yang tengah membersihkan alat pel yang baru saja selesai ia gunakan.
"Iya" jawab Rio terburu-buru, Rose membawa Rio ke gudang stock, untuk mengambil gelas cup, box cake, plastik, dan lain-lain, Rio sampai kerepotan membawanya, dan Rose sendiri juga membawa banyak barang di kedua tangan nya, tak biasa bekerja tentu membuat Rio mudah lelah, ia beristirahat dengan duduk di lantai samping cafe.
"Ini makanan mu" Rose menyodorkan kotak makan nya seperti biasa, dengan kasar, Rio mendongak.
"Tapi aku tidak punya uang" ujar Rio.
"Aku memberikan nya gratis pada mu" ketus Rose, Rio pun menerima nya, lalu memakan nya.
Waktu nya cafe tutup, BoA grandma sudah pergi sejam lalu, Rio membantu pegawai yang lain menutup nya.
"Rose" Rio berlari menghampiri gadis itu.
"Ayo pulang dengan ku" tawar Rio, Rose nampak berpikir.
"Aku membawa motor" Rio menunjuk motor matic nya, Rose ragu, tentu saja dia takut.
"Aku tahu kamu tidak percaya pada ku, tidak masalah, aku bisa mengerti" ujar Rio, ia lalu berbalik menuju ke motor nya, Rose jadi diliputi perasaan tak enak, ingin dia berkata iya, tapi takut Rio akan berbuat macam-macam di tengah jalan nanti, Rose menggedikan kedua bahu nya, lalu berjalan menyusuri trotoar, nekat pulang sendiri dengan berjalan kaki, Rio merogoh kantong nya, mengirim pesan di group chat nya.
"I need your help guys"
Rose berjalan sambil bergumam sendiri menyanyikan lagu kesukaan nya untuk mengusir rasa takut nya, tapi lagu nya tiba-tiba terhenti, saat melihat ada seorang pria duduk di trotoar jalan, tak lama ada motor lain muncul dua orang, jadi total ada tiga orang disana, panik, Rose pun berbalik arah sambil berlari kecil, kembali ke parkiran cafe tempat ia bekerja.
"Aku bersedia pulang dengan mu" ucap nya dengan nafas tersengal pada Rio yang akan menyalakan motor nya.
"Bukan kah kamu tidak percaya padaku?" Tanya Rio.
"Aku berubah pikiran" jawab Rose yang tanpa di minta langsung naik ke boncengan motor Rio, pemuda itu menahan senyum, ia lalu menarik gas motor nya pelan, ia tentu tak ingin cepat-cepat sampai di rumah sang gadis, mereka melewati tiga pria yang tadi membuat Rose ketakutan, mereka berkacak pinggang sambil menggeleng menatap Rio, karena mereka adalah Jaehyun, Jenno dan Seulgi, yang sengaja Rio hubungi tadi, Rose beringsut di balik punggung Rio menyembunyikan wajah nya saat melewati teman-teman Rio tadi.
"Dimana rumah mu?" Tanya Rio pura-pura tak tahu, Rose pun memberikan petunjuk di mana rumah nya berada.
Rio tersenyum lebar setelah Rose turun dan memasuki rumah nya, ia kemudian melajukan motor nya untuk menemui sahabat-sahabatnya tadi.
Jenno dan Seulgi terpingkal sambil memegangi perut nya.
"Astaga Rio, dia lugu sekali" ujar Jaehyun sambil terbahak.
"Itulah kenapa aku tertarik padanya" balas Rio.
"Meski ia kasar dan tidak percaya pada ku, tapi sebenar nya dia baik, buktinya dia mencarikan ku pekerjaan, ya meski kalian tahu kan, dan memberikan makan malam nya untuk ku padahal kami belum saling mengenal" lanjut Rio mengagumi sifat Rose yang kadang sulit di tebak.
"Sepertinya dia gadis yang mandiri" puji Jenno.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Fiksi PenggemarTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?