"Aku senang mendengar nya, sudah seharus nya memang begitu" ujar Jaehyun mendengar cerita Rio jika ia akan pergi bersma Yuna nanti sore.
"Aku bangga pada mu" Jenno merangkul bahu Rio dan mengacak-acak rambut nya.
"Tinggal keluarga papa mu" ujar Seulgi yang langsung menarik perhatian Jenno dan Jaehyun, Rio yang tadi nya terkekeh pun langsung terdiam.
"Jangan bersikap tak adil, jika kamu bisa menerima keluarga baru mama mu, kamu juga harus bisa menerima kehadiran keluarga baru papa mu, kalau kamu belum bisa memaafkan nya, cukup kamu ingat jika kedua dongsaeng mu tidak bersalah, seorang anak tak pernah bisa memilih dari orang tua mana ia akan dilahirkan, karena aku yakin, Karina juga pasti tidak mau dilahirkan dari perbuatan dosa kedua orang tua nya" nasihat Seulgi panjang lebar, Jaehyun dan Jenno tak berani menambahi, tapi dalam hati mereka membenarkan kata-kata Seulgi.
"Entahlah" jawab Rio acuh.
"Coba beri kesempatan ayah mu untuk memperbaiki kesalahan nya, seperti hal nya ibu mu" lanjut Seulgi.
Pulang sekolah, Rio menggeber motor nya keluar dari parkiran sekolah, ia melihat Karina berdiri sendirian di depan pintu gerbang menunggu jemputan sang ayah yang belum juga datang, tapi Rio mengabaikan nya, Jaehyun menatap cemas pada Karina, ingin ia memberi tumpangan, tapi jok nya sudah di duduki oleh si beruang bodoh, sementara Jenno sudah lebih dulu mengejar Rio.
Ckit
Rio menghentikan laju motor nya dengan mendadak, kata-kata Seulgi terngiang di telinga nya, tentang kedua dongsaeng nya yang lain dari sang ayah, ia lalu memutar arah motor nya, Jenno menoleh penuh tanya menatap Rio yang melaju kencang.
"Kita lanjut saja, biarkan dia pulang sendiri nanti" ajak Jaehyun dari atas motor nya pada Jenno, mereka pun pulang tanpa menunggu Rio yang ternyata menghampiri dongsaeng nya, ia berhenti tepat di depan Karina berdiri, lalu menyodorkan helm yang biasa dipakai Rose, tanpa mengatakan apa-apa, Karina pun tersenyum lebar, ia senang sang oppa mulai perhatian pada nya.
Rio melajukan motor nya menuju ke rumah sang ayah, dan menurunkan Karina di depan pintu gerbang rumah nya, ia menunggu sang dongsaeng melepas helm dengan kesulitan, Rio pun membantu nya, melihat wajah sang oppa dari dekat, membuat Karina menahan nafas.
"Oppa memang tampan, pantas banyak gadis yang menggilai nya" batin Karina bangga.
"Oppa tidak masuk dulu?" Tanya Karina, Rio menggeleng.
"Gumawo oppa" seru Karina karena Rio langsung menarik gas motor nya, gadis itu berjalan memasuki pintu gerbang rumah nya sambil senyum-senyum girang.
"Karina, dimana daddy?" Sambut Seo mommy curiga, karena sang putri pulang sendirian, gadis itu menggedikan kedua bahu nya dengan senyum yang masih terukir di bibir nya.
Breem . . . Brem . . .
Suara mobil Yoong terdengar memasuki halaman rumah, Karina dan sang mommy terdiam menunggu sang ayah masuk.
"Seohyunie" teriak Yoong panik
"Momny" Giselle ikut berteriak sambil berlari memasuki rumah nya.
"Karina/unnie?" Kaget Yoong dan Giselle.
"Apa?" Jawab Karina tanpa dosa.
"Daddy dari sekolah dan tak mendapati mu disana, bagaimana cara mu pulang?" Tanya Yoong cemas, khawatir juga marah, Karina mengerjab bingung, karena baru kali ini melihat sang ayah marah, Seo mommy dan Giselle menatap penuh selidik pada si sulung.
"Karina diantar Rio oppa tadi" jawab nya polos.
Deg
Amarah Yoong pun menguap mendengar ucapan sang putri, Giselle terbelalak tak percaya, ia cemburu.
"Unnie curang, pasti unnie merengek pada oppa kan?" Ujar nya tak percaya.
"Kamu iri kan? Cemburu kan?" Ejek Karina jahil, ia lalu berjalan meninggalkan keluarga nya menuju ke kamar, Yoong dan Seo mommy masih bengong tak percaya.
"Ish, unnie menyebalkan" gerutu Giselle kesal, ia menyusul Karina sambil menghentak-hentakan kedua kaki nya.
"Semoga Rio bisa segera menerima kita" harap Yoong menatap sang istri.
Di tempat lain, setelah menukar motor nya dengan mobil, Rio pun menjemput Rose ke cafe, lalu ke rumah sang ibu untuk menjempu Yuna, karena ia sudah berjanji akan membawa nya membeli helm baru, begitu tiba di rumah sang mama, penjaga pintu gerbang pun segera mempersilakan Rio masuk, Rose terlihat lebih bersemangat di banding Rio, mereka pun keluar dari mobil.
"Tuan besar, tuan muda datang" beri tahu salah satu pegawai di rumah Yuri.
"Tuan muda?" Yuri bingung, karena selama ini, Rio belum pernah mengunjungi rumah nya, jadi tak mungkin dia, lalu siapa? Yoshi? Bercanda, Jessica ikut menebak-menebak, Yuna sudah berlari keluar menyambut sang oppa, karena kemarin mereka sudah membuat janji.
"Kita masuk dulu ya oppa, tunggu Yuna ganti baju dulu" oceh si bungsu sambil menarik tangan kanan Rio memasuki rumah, Rio hanya pasrah dan mengikuti langkah dongsaeng nya bersama Rose.
"R-rio" kaget Yuri tak menyangka, ia gugup, grogi tapi juga bahagia, akhir nya sang putra sambung mau mengunjungi rumah nya, ia langsung berdiri, dan Jessica pun ikut bingung, rasanya begitu canggung dan terharu.
"Sayang" sapa nya, Rio merasa kikuk.
"Oppa tunggu ya" pesan Yuna melepas genggaman nya dari tangan Rio.
"Unnie, ayo bantu Yuna berganti baju" seru nya yang kini berpindah menggandeng tangan calon kakak ipar nya itu, sebenar nya ada pengasuh Yuna, dia ikut membuntuti sang majikan kecil bersiap jika ia membutuhkan sesuatu.
"Kalian mau kemana? Sudah makan? Mau sesuatu?" Jessica menarik tangan kiri Rio menuju ke ruang keluarga, Yuri mengikuti istri dan putra nya dari belakang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
FanfictionTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?