20. Tak Curiga

1.1K 222 86
                                    

Semenjak itu, Rose kini selalu pulang bersama Rio, takut bertemu preman di jalan, hal ini tentu membuat Rio semakin senang dan bersemangat.

Rio sedang makan nasi pemberian Rose, dan gadis itu terpaksa membersihkan tumpahan kopi karena ulah seorang anak salah satu pelanggan nya, dengan alat pel, Rio yang baru selesai makan pun segera menghampiri Rose, dan mengambil alih pel nya.

"Biar aku saja" kata Rio.

"Ok, setelah ini, jangan lupa bantu aku di gudang ya" pinta Rose, Mark, Luna dan Jaemin terbelalak mendengar ucapan Rose, karena hanya dia yang berani memerintah Rio, cucu pemilik cafe itu pun mengangguk.

"Rose" panggil Luna.

"Ya unnie?"

"Apa kamu tidak merasa jika Lim menyukai mu?" Selidik Luna, Rose menoleh menatap Rio yang masih sibuk mengepel.

"Tidak unnie" jawab Rose polos.

"Oh, baiklah" Luna kemudian ke dapur untuk mengambil cake yang sudah matang.

Rose menata stock bahan di gudang, sementara Rio yang membantu nya mengangkat barang yang berat-berat, peluh pemuda itu bercucuran.

Hap

Rio mengangkat gelas cup dan menaruh nya di rak bagian atas, sambil berdiri di samping Rose yang menyusun kardus box, Rio menunduk menatap gadis di samping nya yang tengah sibuk itu, spontan tangan kanan nya mengusap keringat di pelipis kanan Rose.


Deg

Rose mendongak menatap Rio, keduanya baradu pandang, otak Rose terasa kosong, aroma parfum Rio membuat nya terbuai untuk beberapa saat.

"A-aku ke toilet dulu" pamit nya buru-buru, melihat Rose keluar dari gudang, Luna, Mark dan Jaemin pun berlari ke gudang sambil membawa segelas minuman untuk Rio, mereka takut dan mencemaskan Rio, karena sudah di wanti-wanti oleh grandma BoA, soal cucu nya.



"Rio kamu tidak kelelahan kan?" Cemas Luna menyodorkan segelas air putih ditangan kanan nya pada Rio, begitu juga dengan Jaemin dan Mark.


"Hyung haus kan?" Tanya Jaemin menyodorkan segelas air juga.



"Minum lah hyung" Mark tak mau kalah.



Di toilet Rose membasuh wajah nya dengan air karena rasa panas yang menjalar karena ulah Rio tadi.


"Tidak tidak aku tidak boleh jatuh pada preman itu, aku sudah menyukai orang lain, dan hati ku hanya menginginkan Chanyeol saja, bukan Lim" batin Rose mencoba mengusir pikiran nya tentang Rio.

Ia lalu kembali ke gudang, karena tak enak meninggalkan Rio terlalu lama.




Jeng. . . Jeng. . .




Glek




Luna, Jaemin dan Mark langsung meneguk air dalam gelas masing-masing begitu Rose kembali dari toilet, mereka takut gadis itu curiga dengan perhatian yang mereka berikan pada Rio.



"Kenapa kalian disini semua?" Tanya Rose tak curiga, ketiga nya terkejut, salah tingkah karena tak tahu harus beralasan apa, wajah nya nampak kikuk.



"Hanya ingin mengechek kalian saja, karena di depan sepi" jawab Luna asal.



"Oh" jawab Rose, ia lalu keluar lagi, mengambil dua gelas air putih dan memberikan satunya pada Rio, ketiga pegawai yang lain pun beringsut, Rio tersenyum lucu.


Tink


Pintu cafe terbuka, seorang gadis nampak masuk, dengan langkah percaya diri nya.




"Joy" sapa Rose terkejut dengan kedatangan sahabat dekat nya itu.



"Rose, aku datang untuk mengunjungi mu" seru Joy, Rio menatap interaksi Rose dan Joy dari balik pintu dapur.


"Sebelum nya, tolong aku ingin memesan jus semangka, dan satu slice cake pisang oreo" ujar Joy mendekati meja kasir yang dijaga oleh Rose, setelah membayar gadis itu pun duduk di bangku yang telah di sedia kan.



"Baiklah, tunggu sebentar ne" ujar Rose.


"Lim" panggilnya pada Rio.


"Ya?" Jawab Rio menghampiri Rose.


"Bisa tolong ambilkan buah semangka" pinta Rose memohon, Rio tentu tak bisa menolak nya, hanya Rose, yang berani memerintah Rio, karena ia tak tahu siapa pemuda itu, Joy melirik pria yang dipanggil Rose tadi.



"Ini Joy pesanan mu" Rose meletakan jus dan cake di meja Joy.


"Sebentar lagi aku istirahat, kamu mau menunggu ku kan?" Tanya Rose.



"Ok, aku juga akan menikmati cake ini lebih dulu" jawab Joy.



Setelah istirahat, Rose pun menghampiri Joy yang menunggu nya di parkiran mobil, sementara Rio menikmati nasi nya dari Rose di samping cafe.


"Siapa pemuda itu Rose?" Tanya Joy penasaran



"Lim, pegawai baru yang aku ceritakan pada mu dulu" jawab Rose.

"Jadi dia yang bernama Lim?" Kaget Joy.



"Iya, kenapa?" Rose mengerutkan kening nya.



"Aku seperti tidak asing dengan wajah nya" gumam Joy berusaha mengingat.



"Tapi aku lupa dimana" lanjut Joy.



"Dia hanya preman yang sering memeras orang-orang di depan sana" terang Rose, Joy tidak langsung percaya.

"Tapi dia seperti nya baik" kata Joy, Rose menggedikan kedua bahu nya, mereka mengobrol sambil menatap setiap pergerakan Rio.


"Kamu pulang jam berapa Rose?" Tanya Joy mengalihkan pembicaraan


"Jam sepuluh malam" jawab Rose.


"Malam sekali, apa harabeoji menjemput mu?"



"Tidak, harabeoji kadang belum pulang jam segitu, Lim akan mengantarku dengan motor nya" jawab Rose.


"Bukan kah dia terlalu baik untuk ukuran preman, atau jangan-jangan dia baik karena menyukai mu?" Tebak Joy, Rose terbahak.



"Jangan konyol, dia bukan type ku, kamu tahu kan siapa yang ku sukai" kekeh Rose.



"Ya ya ya, malam minggu nanti, aku ingin mengajak mu ke sirkuit, menonton oppa balapan" beritahu Joy.



"Balapan?" Kaget Rose.


"Iya, kata mu menyukai oppa, masa kamu tidak tahu hobby nya Rose?" Ejek Joy, yaa, Chanyeol adalah kekak sepupu Joy.



"Baiklah, jemput aku di cafe ya" antusias Rose.



#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang