EPILOG

1.9K 210 40
                                    

Rose masih kuliah, sebentar lagi ia wisuda, ia sedang mengerjakan skripsi nya, dengan perut yang membesar, karena hamil anak pertama nya dengan Rio, sedangkan sang suami masih melanjutkan kuliah nya, tak perlu khawatir dengan masa depan, karena Rio lah pewaris perusahaan Jung nanti nya, dan Rose akan mewarisi dua cafe milik grandma BoA, dua cafe lain nya akan jatuh ke tangan Yoshi dan Yuna, di tambah, Rio pasti juga akan mendapatkan warisan dari Yoong ayah kandung nya.



"Hi istri ku" sapa Rio yang tengah menjemput sang istri ke kelas nya.



"Kalian membuat ku cemburu" keluh Solar teman sekelas Rose.



"Yaa, suami ku memang pandai membuat istri nya tersipu malu" goda Rose ikut menimpali.



"Kalian sama saja" sungut Solar pura-pura kesal.


Jaehyun dan Jenno juga kuliah di tempat yang sama dengan Rio, berbeda dengan Seulgi yang memilih bekerja di perusahaan Yuri sebagai asisten nya.




"Ayo sayang, kita pulang, sebelum ada yang semakin cemburu" ujar Rio.



"Yak!" Teriak Solar kesal, Rio malah semakin terbahak, sambil menuntun sang istri menuju ke parkiran.


"Jaehyun-ahh, jangan lupa, waktu Karina pulang sekolah" seru Rio mengingatkan sahabat nya itu yang sedang makan siang di kantin bersama Jenno.



"Ne, aku akan menjemput nya sebentar lagi" jawab Jaehyun



"Rio-yaa" panggil Jenno, Rio pun menghentikan langkah nya



"Ada apa?" Tanya nya



"Aku ingin meminta ijin dari mu" jawab Jenno.




"Ijin? Soal apa?" Rio saling bertatapan dengan sang istri.




"Ijin untuk mengencani Giselle" jujur Jenno, Rio terlihat kesal, dan Jenno pun langsung melarikan diri, takut dengan amukan Rio, Rose terpingkal.



"Enak saja dia mau mengencani Giselle, dia itu masih anak-anak, masih Junior High School" omel Rio sepanjang jalan menuju ke mobil nya.


Rio melarang harabeoji dan halmeoni berjualan ramen, jadi mereka hanya ada di rumah dan menanam sayuran di sekitar pekarangan.




"Aku rindu pada halmeoni dan harabeoji" ujar Rose yang memang setelah menikah tak pernah lagi tinggal di rumah kakek nenek nya, ia hanya berkunjung saja, tapi tak sampai menginap.



"Okey, kita ke sana sekarang" Rio mengemudikan mobil nya, menghubungi orang rumah jika ia akan menginap di rumah kakek mertua nya, ahjuma Kim pun menyiapkan baju untuk Rio dan Rose, kemudian meminta Minho untuk mengantar nya ke rumah keluarga Park.



"Lim, kamu datang nak?" Sapa halmeoni yang tengah menyirami tanaman sayur nya, menyambut sang cucu menantu kesayangan.



"Ne halmeoni, kami merindukan kalian" balas Rio menuntun sang istri.



"Yeobo. . . Yeobo" seru halmeoni memanggil sang suami.


"Cucu ku" sambut harabeoji.



"Ayo masuklah, harabeoji akan memotong ayam untuk kalian nanti" kekeh nya senang menyambut kedatangan cucu nya.



Saat Rio sedang mandi, Minho datang membawakan pakaian ganti untuk tuan muda nya, Rose yang menerima nya.


"Ayo oppa, tunggu saja di dalam" ajak Rose, Minho duduk di ruang tamu, menunggu jika Rio masih membutuhkan sesuatu.



"Hyung" sapa Rio setelah berganti pakaian



"Ada yang Rio butuhkan lagi?" Tanya Minho



"Ada hyung, aku ingin besok rumah ini di renovasi, tak perlu total, biar kenangan nya masih terjaga, cukup cat ulang, perbaiki yang rusak, dan ganti semua kasur di rumah ini" titah Rio.



"Baik, besok hyung laksanakan" balas Minho.



Rio dan Rose tengah berbaring diatas kasur lusuh nan tipis di kamar Rose dulu, ia menatap sendu dan khawatir pada sang suami yang biasa tidur nyaman di kasur tebal nan mewah.



"Oppa pasti tidak nyaman kan?" Tanya Rose tak enak.



"Siapa bilang?



"Tidur dikasur seperti ini"



"Tempat ternyaman ku itu kamu, selama kamu berada disisi ku, seperti apa pun tempat nya, aku akan merasa nyaman dan baik-baik saja" jawab Rio mengusap-usap perut sang istri yang terharu dengan jawaban sang suami.


"Aku mencintai mu oppa" ucap Rose.




"Aku juga mencintai mu istri ku" balas Rio.



Dan benar saja, Rose terus terjaga mencemaskan sang suami yang malah tertidur pulas, ia sibuk mengagumi wajah tampan Rio yang meski awal nya dulu menyebalkan, tapi Rio memperlakukan nya seperti seorang ratu, padahal ia lebih muda, tapi selalu mengalah, meski tegas fan terlihat garang, dingin dan angkuh, tapi Rio tak pernah membentak nya, ia hanya akan diam jika marah, dan jika sudah mereda, ia akan mengatakan apa yang membuat marah dan itu justru membuat Rose menaruh rasa hormat yang tinggi pada suami nya.



"Oppa, dengan ragu Rose membangunkan suami nya" dan hebat nya Rio, meski ia lelah, ia sangat mudah untuk dibangunkan.



"Hm?" Rio langsung terbangun.



"Perutku mulai kontraksi" beritahu Rose, Rio langsung terduduk.



"Kita ke rumah sakit sekarang, tapi jangan bangunkan harabeoji dan halmeoni, aku tak ingin mereka ikut panik, besok biar Minho hyung yang menjemput mereka" ujar Rio, Rose mengangguk, Rio pun menggendong nya menuju ke mobil dan membawa nya ke rumah sakit.




Rio tak mengabari keluarga nya, karena ini sudah jam dua malam, hanya ahjuma Kim yang ia hubungi, dan datang bersama Minho untuk menemani Rio dan Rose di rumah sakit.



Ahjuma terlihat beberapa kali merapalkan doa, untuk Rose yang sedang berjuang di ruang bersalin bersama suami nya, sampai hampir dua jam, Rio akhir nya keluar sambil menggendong bayi mungil dengan kedua lengan nya.




"Ahjuma, aku sudah menjadi seorang ayah bagi putri kecil ku" ucap Rio begitu keluar dari ruang bersalin, ahjuma Kim meneteskan air mata nya haru juga bangga pada Rio, ia lalu menghampiri nya dan mengambil alih sang bayi.



Rio lalu menghubungi seluruh anggota keluarga nya, setelah baby Livy lahir, mereka semua terkejut karena di beri tahu setelah Rose melahirkan.

Rio lalu menghubungi seluruh anggota keluarga nya, setelah baby Livy lahir, mereka semua terkejut karena di beri tahu setelah Rose melahirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa baru menghubungi kami sekarang?" Protes Jessica, Rio hanya tersenyum.



"Kami tak ingin membuat kalian cemas dan panik" jujur nya.



"Tapi kamu berhasil membuat kami semua kesal" sungut sang mama memangku cucu perempuan nya, Yuna nampak mengusap-usap pipi gembul baby Livy yang menggemaskan.



"Ayo Livy, cepat kita pulang, lalu bermain boneka bersama nanti" celetuk nya polos yang mampu mengundang tawa.











T A M A T










Bonus ya?

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang