BoA grandma menyerahkan kepengurusan cafe di tempat Rose bekerja pada sang cucu menantu, sedangkan dia sendiri mengurus yang berada di Gangnam, sebenar nya tak hanya ada dua cafe The Jung dessert, di Korea sendiri ada lima, dua di Seoul dan tiga lain nya di kota besar macam pulau Jeju, Busan dan Daegu, Rose memang mengambil jurusan mangement bisnis, jadi sekalian ia bisa menerapkan ilmu yang ia dapat dari kampus, Rio sendiri sebentar lagi juga akan lulus Senior High School.
"Oppa" seru Karina saat melihat Rio dan teman-teman nya di parkiran sekolah, bersiap untuk pulang.
"Daddy tidak bisa menjemput ku hari ini" adu nya, ingin diantar pulang.
"Oppa ada janji dengan Yoshi" alasan Rio, Jaehyun melirik sang gadis, ingin menawarkan diri tapi sungkan dengan Rio.
"Jaehyun-ahh" panggil Rio.
"Y-ya?" Jawab Jaehyun gugup.
"Bisa tolong antar Karina pulang? Kalian searah bukan?" Pinta Rio, Jaehyun gelagapan, dalam hati tadi berharap, tapi kini setelah harapan nya terkabul, dia malah gugup, Jenno terpingkal dengan reaksi Jaehyun.
"Hyung ipar yang pengertian" celetuk Seulgi, Karina cuek karena ia tak paham.
"Hati-hati ne" pesan Rio memakaikan helm yang biasa di pakai oleh Rose, pada sang dongsaeng.
"Ne oppa" jawab nya, patuh, setidak nya, perhatian Rio mampu mengobati kekecewaan nya karena sang oppa tak bisa mengantar pulang.
"Jaehyun-ahh, hati-hati bawa dongsaeng ku ne" ujar Rio pada sahabatnya itu, Karina terkikik girang.
"Ne" yakin Jaehyun.
Mereka pun lantas menaiki motor masing dengan tujuan yang berbeda, Rio ke rumah sang ibu, untuk bertemu dengan Yoshi, karena ia sudah berjanji akan menemui nya.
Dan Yoshi sudah menunggu nya di lapangan basket di depan rumah mereka, yang memang baru saja di bangun oleh Yuri, Rio langsung turun dari motor nya, dan melepas jaket serta atasan seragam nya.
"Yeay oppa datang" seru Yuna, Yoshi pun menghentikan permaianan nya sendiri, menoleh ke arah sang hyung, sambil tersenyum lebar.
"Lempar bola nya" teriak Rio, Yoshi pun melakukan nya, Rio pun mulai mendribel bola, dan sang dongsaeng berusaha menghalangi nya.
"Ayo oppa, kalah kan dia, masuk kan bola nya" semangat Yuna dari tepi lapangan.
"Jangan biarkan Yoshi oppa yang menang" seru nya lagi, memberi dukungan pada Rio, Jessica dan Yuri yang baru pulang dari tempat kerja pun di buat heran dan hanya bisa menggelengkan kepala nya, melihat Rio masih dengan celana seragam nya dan hanya memakai kaos dalaman bermain bola basket bersama Yoshi, peluh bercucuran membasahi kepala dan wajah mereka.
"Oppa minum dulu, minum dulu" Yuna tak sabar menginginkan Rio untuk rehat sejenak, dengan nafas tersengal, ia pun menuruti dongsaeng nya itu, yang mengulurkan sebotol air mineral.
"Buat ku mana?" Tanya Yoshi karena dia pun juga haus.
"Ambil sendiri, kita musuh ya" sungut Yuna sengit, Yoshi berdecak kesal, Rio terkekeh, Yoshi sering mengganggu Yuna, jadi gadis kecil itu lebih condong ke Rio yang tak pernah membuat nya menangis.
"Oppa oppa, Yuna juga mau memasukan bola nya ke dalam keranjang" pinta nya sambil berlari memungut bola orange itu, Rio pun berdiri, lalu memberikan botol air mineral nya pada Yoshi, tanpa sepengetahuan Yuna, lalu mengangkat tubuh dongsaeng nya yang paling kecil itubdari belakang.
"Nah masukan" ujar Rio
Slep
"Yeay" seru Yuna girang sambil mengangkat kedua tangan nya keatas.
Rio tak merasa terbebani dengan status nya yang kini memiliki dua keluarga, sebisa mungkin ia akan berlaku adil, kadang menginap di rumah sang ayah, kadang di rumah sang ibu, sesekali dan itu pun ia membawa serta Rose, yang akan tidur di kamar Giselle, atau tidur dengan Yuna.
Beberapa bulan kemudian
Rio telah lulus dari sekolah nya, seluruh keluarga hadir di acara wisuda nya, membuat sekolah pun jadi heboh, karena hanya Rio sendiri yang memiliki keluarga besar.
"Lee, maafkan cucu ku membawa seluruh keluarga nya" ujar grandpa Jung pada sang kepala sekolah yang dulu adalah hoobae nya di kampus.
"Tidak masalah hyung, aku lebih suka melihat Rio seperti ini, dari pada ia membuat kekacauan dengan murid dari sekolah lain" kelakar sang kepala sekolah.
"Ayo oppa, dan unnie, berfotolah bersama, biar Karina yang ambil gambar nya" bujuk Karina pada Rio dan Rose yang masih malu-malu bermesraan di depan yang lain.
"Nanti saja di rumah" tolak Rio.
"Tidak, pokok nya harus sekarang" Giselle ikut memaksa.
Cekrek
Karina mengambil foto secara candid sebelum oppa dan unnie nya itu menghindar, dan itu lah jadi nya, tawa canggung dan salah tingkah.
"Ayo kita foto bersama kalau begitu" seru Yoshi yang paling heboh, yang lain pun ikut semangat, mengambil posisi masing-masing berdiri di samping kiri kanan Rose dan Rio, mereka telah bersiap sampai Yuna berujar. . .
"Lalu siapa yang mengambil foto nya?" Tanya Yuna polos, mereka pun saling bertatapan lucu dan terpingkal saat menyadari bahwa tak ada yang akan mengambilkan foto keluarga mereka.
"Biar aku saja" interupsi mr Lee sang kepala sekolah.
"Ah, ne ne ne, gumawo Lee" balas grandpa Jung.
Murid lain ikut senyum-senyum sendiri melihat keributan yang timbul karena anggota keluarga Rio yang begitu banyak.
Sepulang dari wisuda, acara akan dilanjut di rumah kediaman Jung untuk mengadakan pesta kelulusan Rio, dan membahas rencana pernikahan Rio dan Rose.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
أدب الهواةTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?