28. Mulai

1.2K 237 53
                                    

Rose memasuki cafe dari pintu samping dengan bibir cemberut, Luna yang pertama kali berpapasan pun menegur nya.

"Rose, bukan nya itu tadi Lim?"

"Iya aku benci dia unnie, aku benci" kesal Rose.

"Kesal kenapa?" Selidik Luna

"Dia membohongi ku unnie, selama ini dia ternyata menyamar" cerita Rose, Luna awal nya terkejut, tapi ia pura-pura tak tahu.

"Menyamar bagaimana?" Tanya nya penasaran.

"Dia itu aslinya bukan preman unnie, tapi pembalap liar di sirkuit anak motor yang terkenal unnie" jawab Rose, Luna mengangguk paham, dalam hati menertawakan kepolosan Rose

"Dan yang lebih menyebalkan nya lagi, kami di jodohkan oleh harabeoji, padahal aku membenci nya" adu Rose, Luna terbelalak.

"Enak sekali harabeoji nya Rose menjodohkan mereka, Pilihan nya memang tidak salah" batin nya terkejut dan sedikit cemburu pada nasib Rose.

"Jangan membenci nya, siapa tahu pilihan harabeoji memang tepat" balas Luna.

Saat menjemput Rose, Rio tak sengaja berpapasan dengan sang grandma yang juga hendak pulang.

"Tunggu Minho-yaa" ujar nyonya Jung, ia penasaran ingin melihat sang cucu.

"Selamat malam hadiah ku" sapa Rio tersenyum lebar pada Rose yang baru keluar dengan wajah jutek nya, pemuda itu menyambut nya dengan memakaikan jaket yang ia bawa dari rumah, karena setiap malam Rose tak pernah mengenakan jaket, Minho menahan senyum, BoA grandma menggeleng tidak percaya dengan kelakuan cucu nya.

"Besok minggu aku jemput ya?" Tanya Rio pada Rose dalam perjalanan pulang.

"Kamu libur kan" tanya Rio lagi.

"Hm" jawab Rose singkat.

Dirumah keluarga Jung, Minho menceritakan apa yang dia lihat dengan nyonya Jung tadi, ahjuma Kim pun cemas mendengar penuturan Minho, ia takut Rose akan mempermainkan Rio, apalagi Rio bilang Rose belum mencintai nya.

"Minho, apa salah jika aku menemui gadis itu?" Tanya ahjuma Kim.

"Sebaiknya jangan ahjuma, nyonya besar bilang, gadis itu belum mengetahui identitas tuan muda, aku khawatir jika ia tahu nanti akan ada dua kemungkinan, satu, dia bertahan karena harta, kedua, dia kabur karena merasa tak pantas, kedua nya tak ada yang baik untuk tuan muda, sebaiknya kita tunggu saja dulu ahjuma" bijak Minho, wajar ahjuma cemas, ia adalah saksi hidup semenderita apa Rio dulu.

Minggu pun tiba, Rio mendatangi rumah Rose sambil menteng paper bag berisi cake dari cafe sang nenek, tapi Rose tak menyadari itu.

"Selamat siang harabeoji, halmeoni" sapa Rio.

"Lim, selamat siang nak" balas harabeoji dan halmeoni.

"Harabeoji, halmeoni Lim hendak mengajak Rose keluar, bolehkan?" Tanya Rio sambil meletakan cake nya diatas meja makan.


"Tentu nak, dia kan calon istri mu" jawab harabeoji.

Blush

Wajah Rio merona mendengar ucapan sang kakek, ia malu-malu dan dan jantung nya berdebar aneh, tapi Rio menyukai nya, sampai rasa nya ia ingin berteriak.

"Rose" panggil halmeoni.

"Ne halmeoni" jawab Rose yang langsung keluar dari kamar nya, dengan wajah cemberut, Rio tetap terpesona.

"Ne halmeoni" jawab Rose yang langsung keluar dari kamar nya, dengan wajah cemberut, Rio tetap terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik, seperti biasa nya" gumam nya tanpa sadar yang membuat halmeoni dan harabeoji terkekeh.

"Oops" Rio langsung menunduk malu karena kelepasan.


"Pergilah, hati-hati ne" pesan harabeoji melepas Rio dan Rose keluar, dengan motor matic Piaggio nya, menuju ke mall, untuk berbelanja alat sekolah.

Rio nampak serius memilih buku, dan semua perlengkapan nya yang telah habis, ia menatap ke arah Rose yang tengah memegangi sebuah kotak pensil yang lucu.

"Ambilah apa pun yang kamu mau" bisik Rio, Rose terjengkit kaget, tapi ia ragu meski sangat menginginkan nya.

"Ambil saja" Rio merebut kotak pensil itu dari tangan Rose dan membawa nya ke kasir, Rose melirik dompet Rio, ia terkejut dengan merk nya.

"Sebentar lagi kamu lulus kan? Mau kuliah dimana?" Tanya Rio begitu keluar dari toko peralatan tulis.

"Aku mau bekerja saja" ketus Rose, Rio menggandeng tangan gadis nya memasuki sebuah toko baju, Rose mengerutkan kening nya, bingung.

"Kita beli baju kerja untuk mu kalau begitu" ajak Rio.

"Kamu punya uang?" Rose meragu.

"Semalam aku menerima gaji" bohong Rio, yang tanpa bekerja pun bisa membeli apa-apa, tinggal tunjuk.

Rose yang belum pernah ke mall untuk berbelanja pun nampak bengong, terdiam melihat Rio mengambil beberapa potong baju untuk nya.

"Jangan terlalu banyak, uang mu akan habis nanti" cegah Rose.

"Tidak apa-apa asal untuk mu" jawab Rio, Rose tertegun.

"Bukan kah sudah jelas? Orang yang baru kamu kenal rela menghabiskan waktu dan uang nya demi diri mu, jika bukan karena cinta, lalu apa lagi?" Batin Rose menatap wajah samping Rio yang tengah membayar belanjaan mereka.

"Bukan kah sudah jelas? Orang yang baru kamu kenal rela menghabiskan waktu dan uang nya demi diri mu, jika bukan karena cinta, lalu apa lagi?" Batin Rose menatap wajah samping Rio yang tengah membayar belanjaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya menghabiskan waktu di mall sampai menjelang malam, setelah makan di sebuah restauran, Rio dan Rose pun bersiap untuk pulang, tapi di pintu masuk, Rio berpapasan dengan keluarga mama nya.

"Rio, hey boy" sapa Yuri, Rio membeku.

"Oppa" seru Yuna antusias setiap bertemu Rio, cinta kedua nya setelah sang ayah, Rio menghindar, ia melewati keluarga nya begitu saja, dan menarik tangan Rose untuk ia ajak berlari.

"Boy" Teriak Jessica mengejar sang putra.

"Sayang" teriak nya, Rose kebingungan, tapi ia pasrah, Yoshi yang tadi nya juga hanya diam, kini ikut mengejar hyung nya, Rio bersembunyi dibalik dinding sebuah toko yang sudah tutup, ia menyandarkan punggung nya dengan nafas terengah, tapi raut wajah nya nampak berbeda, Rose tak berani bertanya, yang ia tahu ada luka yang tersirat jelas di kedua mata Rio.


"Siapa mereka? Dan kenapa kamu berubah seperti ini?" Batin Rose bertanya, ia mencemaskan Rio






#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang