Ahjuma Kim dan Rose ke rumah sakit, setelah pengakuan Jessica, untuk menggantikan ketiga sahabat Rio berjaga, begitu juga dengan Yuri dan Yoong, mereka di luar kamar berjaga jika sewaktu-waktu sang putra membutuhkan sesuatu.
Dua hari kemudian, Rio pun terbangun, ia awal nya terlihat linglung dan bingung saat membuka kedua mata nya.
"Rose, Rio bangun" seru ahjuma Kim pada gadis yang tengah membereskan baju kotor milik Rio itu, ia langsung berlari menuju bangsal.
"Rio, sayang" panggil Rose sambil mengusap-usap rambut sang kekasih.
"Haus? Minum ya?" Tawar Rose, Rio mengangguk, ahjuma pun memanggil dokter, kedua pasang orang tua Rio pun berdiri harap-harap cemas, juga lega karena Rio telah siuman, meski masih ada selang infus dan selang oksigen di hidung dan tangan kiri nya, mereka tak berani masuk, karena takut Rio akan menolak nya.
Hari keempat di rumah sakit, Rio sudah terlihat jauh lebih baik, sudah bisa makan dengan di suapi oleh Rose.
"Haah. . . Bayi besar ahjuma sudah tidak membutuhkan ku lagi rupa nya" canda ahjuma menggoda Rio dan Rose, gadis itu merona.
"Tidak tidak, sampai kapan pun Rio tetap butuh ahjuma" balas Rio.
"Dan butuh orang tua mu juga" sahut Rose, Rio langsung terdiam, dan menolak suapan sang kekasih.
"Boy, papa, mommy, daddy dan mama, sudah menunggu mu dari empat hari yang lalu, mereka akan memberi penjelasan yang Rio mau" tutur ahjuma Kim.
"Terlambat" dingin Rio menolak kedatangan keempat orang tua nya.
"Tidak ada kata terlambat sayang, sebelum semua nya pergi menghadap Sang Pencipta, dan kamu akan menyesal nanti, kamu masih lebih baik sekarang, memiliki empat orang tua yang semua nya sayang pada mu, sedangkan aku, hanya memiliki halmeoni dan harabeoji, aku tak tahu seperti apa ayah dan ibu ku" ujar Rose lembut, agar Rio mau menerima kehadiran kedua orang tua nya, Rio menggeleng, tetap pada pendirian nya.
"Apa kamu tidak merindukan Yuna? Kebahagiaan mu lengkap sekarang, punya dongsaeng banyak, yang semua sangat mengidolakan mu" bujuk Rose lagi.
"Baiklah, tapi kamu dan ahjuma temani aku ne" akhir nya Rio pun luluh, Rose pun memberi kabar membahagiakan ini pada Yoong dan Jessica, mereka pun tak sabar untuk bertemu Rio
Ceklek
Rio dalam keadaan duduk diatas bangsal, dengan punggung yang di ganjal bantal, ia menatap tanpa ekspresi pada kedua orang tua kandung nya yang baru saja memasuki kamar nya.
"Boy" Yoong dan Jessica langsung memeluk putra semata wayang mereka.
"Maafkan papa ne" sesal Yoong
"Maafkan mama juga, sekarang Rio boleh mengetahui alasan nya" ujar Jessica merasa bersalah.
"Meski mungkin terlambat, tapi setidaknya tak ada lagi yang akan mengganjal di hati Rio lagi nanti" ujar Yoong.
"Papa dan mama menikah di usia muda, semua berawal dari papa yang ingin memberikan kehidupan yang layak untuk mu dan mama, sedang kan mama mu dia adalah wanita mandiri yang tidak bisa hanya duduk diam di rumah, kami sama sibuk, sampai saling mengabaikan dan mencari perhatian dari orang lain, jangan salahkan mama, mommy atau pun daddy, semua salah papa, yang seharus nya bisa menjaga keutuhan keluarga kita, bukan malah mencari pengganti yang lain, tak akan ada ketidak pedulian jika dulu kami berkomunikasi dengan baik, hingga timbul lah kesalahpahaman" jelas Yoong.
"Satu nasihat papa, karena Rio sudah memiliki calon sekarang"
"Jangan pernah mengabaikan pasangan mu bangun komunikasi yang intens agar tak tercipta kesalahpahaman yang jika dibiarkan akan menjadi bola salju yang bisa menghancurkan keluarga mu nanti" nasehat Yoong sambil menggenggam dan menepuk-nepuk tangan kanan Rio, sementara Jessica meletakan telapak tangan kiri Rio di pipi nya.
"Kamu bisa menerima penjelasan papa kan boy?" Tanya Yoong, sejujur nya, Rio sudah tak peduli dengan alasan perpisahan kedua orang tua nya, berkat nasihat Rose, gadis yatim piatu yang telah mencuri hati nya, yang tak mengeluh meski hanya kehidupan sederhana yang bisa kakek nenek nya berikan, tak menuntut untuk di sekolahkan lebih tinggi karena keterbatasan ekonomi.
"Ya" Rio mengangguk.
"Mau menerima dongsaeng dan mommy mu kan?" Tanya Yoong lagi.
"Uhum" Rio lagi-lagi mengangguk.
"Gumawo ne" Yoong mendekap kepala si bungsu.
"Ribuan kata maaf memang tak akan mengembalikan waktu yang sudah terlewati, tapi papa akan mengganti semua nya semampu papa" ucap Yoong, kini ia lebih bisa memahami si sulung, jadi ia tak langsung membawa anak dan istri nya ke rumah sakit, menunggu Rio benar-benar lebih baik dahulu, dan siap bertemu kedua dongsaeng dan ibu tiri nya.
"Waktu nya mandi" seru seorang perawat dari balik pintu kamar Rio, mengantar air hangat untuk pasien nya.
"Ahjuma" panggil Rio, karena hanya dengan wanita itu lah Rio tidak sungkan atau pun malu.
"Kenapa memanggil ahjuma?" Tanya Rose heran, Yoong dan Jessica pun mengerutkan kening nya penasaran menatap Rio.
"Rio hanya mau di mandikan oleh ahjuma" jawab nya.
"Kamu pikir dua hari pingsan kemarin siapa yang memandikan mu?" Tanya Rose
"Ahjuma" jawab Rio sok tahu, Rose menggeleng.
"Aku" jawab nya tanpa dosa, Rio terbelalak, ia membeku, sang ayah dan sang ibu pun sama terkejut nya dengan pengakuan polos Rose, tapi mereka kemudian tertawa dengan reaksi Rio yang menggemaskan dan lucu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
FanfictionTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?