34. Calon Mertua

1.3K 242 78
                                    

Rio panik melihat sang kekasih tak sadarkan diri, ia pun lalu menggendong nya ke kamar tamu yang berada di lantai bawah.

"Hyung, tolong hubungi dokter hyung" ujar Rio cemas, ia membaringkan Rose diatas kasur.

"Sebaik nya kita keluar, biar Rio dan ahjuma yang menangani Rose" ujar BoA grandma, menggiring Jessica dan Yuna keluar kamar.

"Eomma, dia siapa? Kenapa dia bisa berada di rumah ini? Dia adalah gadis yang aku lihat bersama Rio di mall waktu itu" penasaran Jessica.

"Kita ke ruang tengah, eomma jelaskan" jawab BoA grandma

"Yoshi oppa, tolong bawa dongsaeng mu ke dapur ne, di kulkas grandma punya banyak puding dan cake" ujar BoA pada kedua cucu nya yang lain.

"Ne grandma" jawab Yoshi yang kemudian menggandeng tangan kanan Yuna menuju dapur, dan ada beberapa asisten rumah tangga yang lain disana.


"Bibi, grandma bilang aku boleh mengambil cake dan puding di kulkas" beritahu Yoshi.


"Baik tuan muda" jawab sang bibi yang kemudian menyiapkan apa permintaan Yoshi dan Yuna.


Di ruang tamu

"Gadis itu adalah Rosseane Park, salah satu pegawai eomma di cafe, yang juga adalah kekasih Rio" beri tahu BoA grandma.


"Dia yang membawa kembali cucu ku yang dulu, Rio yang ceria dan aktiv telah kembali, dan aku memaksa kalian untuk merestui hubungan mereka" ancam Jung grandpa.


"Kami merestui nya appa, pilihan Rio akan selalu kami dukung, karena kami percaya pada nya" jawab Yuri menggenggam tangan kiri sang istri yang sepertinya masih belum bisa menerima kehadiran Rose.



Sementara di kamar tamu, dokter Sunny sedang memeriksa Rose, yang masih belum sadarkan diri.


"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, dia baik-baik saja, dia hanya mengalami shock" jelas sang dokter, Rio pun lega.


"Cukup beri dia air minum nanti begitu sadar, tak perlu ada obat kimia" lanjut sang dokter.


Dokter Sunny pun pulang dengan di antar oleh Minho, tapi sebelum nya, ia berpamitan terlebih dahulu pada keluarga Jung.


"Bagaimana dok?" Tanya tuan Jung.


"Tidak ada yang perlu di khawatirkan tuan, dia hanya mengalami shock saja, sebentar lagi dia pasti siuman" jawab dokter Sunny.



"Oh baiklah, terima kasih dokter" tuan Jung menyalami nya.


Rose tentu berharap jika bisa, ia ingin pingsan lebih lama, dan di saat ia bangun nanti, sudah berada di rumah sang kakek, karena Rose belum siap untuk bertemu dengan keluarga Jung, terutama calon ibu mertua nya, Jessica, ini membuat Rose merasa tertekan, di tambah dengan keterkejutan nya mengetahui jika sang majikan adalah nenek kandung Rio, membuat Rose semakin shock, kejutan demi kejutan dia terima dalam waktu hampir bersamaan, tentu ia tak kuat untuk menerima nya, sampai ia tiba-tiba pingsan.


"Eeghh. . . Rio" lirih nya begitu sadar.



"Hey, aku disini" Rio lalu mendekati sang kekasih.



"Pusing?" Tanya Rio.



"Sedikit" jawab Rose



"Ini, minumlah" Rio menyodorkan segelas air putih ke mulut Rose.



"Dimana ahjuma?" Tanya Rose, karena tak menemukan ahjuma Kim di kamar tempat ia beristirahat.


"Ahjuma sedang menyiapkan makan malam, sebentar lagi kita keluar ya" ajak Rio, Rose menggeleng.


"Aku takut" rengek nya memelas pada Rio jika ia tak ingin ikut makan malam bersama keluarga Jung.


"Jangan takut, mereka juga akan menjadi keluarga mu nanti" bujuk Rio terkekeh lucu


Ceklek


Yuna mengintip kamar tamu oppa nya, dengan senyum malu-malu, awal nya Rose terkejut, tapi ia lalu tersenyum memanggil Yuna agar ia masuk.



"Hey, kemarilah" panggil Rose, Yuna pun membuka lebar pintu kamar dan tersenyum manis pada Rose, melangkah percaya diri mendekati gadis yang adalah calon ipar nya itu.



"Siapa nama mu?" Tanya Rose.


"Nama ku Yuna, unnie, umurku lima tahun" jawab nya dengan suara yang lucu, Rose terkikik gemas, Rio membuang tatapan nya memunggungi Yuna dan Rose, yang sadar akan perubahan raut wajah Rio yang terlihat tak senang.


"Kamu lucu sekali, Yuna sudah sekolah?" Tanya Rose lagi dan gadis kecil itu mengangguk mantap, sesekali ia melirik Rio tanpa melunturkan senyum nya.



"Yuna" panggil Yoshi dari ambang pintu kamar, Rio lalu berdiri dan menjauh menuju ke jendela, pura-pura menutup tirai, hanya untuk menghindari kedua dongsaeng nya, Yuna menoleh ke arah Yoshi.


"Ayo keluar, jangan ganggu Rio oppa" tegur Yoshi.


"Tidak, Yuna tidak mengganggu kami, siapa nama mu, kemari lah" balas Rose, Yoshi nampak gelisah, ingin menolak tak berani, berkata iya dia takut pada hyung nya, Rose duduk di tepi ranjang sambil memangku Yuna, ia kembali memberi kode pada Yoshi untuk mendekat, dan pria muda itu pun melangkah ragu.


"Aku Yoshi, noona, empat belas tahun" Yoshi membungkuk memperkenalkan diri nya dengan sopan pada Rose.


"Aku Rose. . ."



"Anak-anak, makan malam sudah siap" ahjuma Kim memotong ucapan Rose, Yuna langsung melompat turun dari pangkuan Rose.


"Ayo unnie, kita makan bersama" dia menarik paksa tangan kanan Rose dan menyeret nya keluar dari kamar.



"Rio" panik Rose, sang kekasih menoleh, dalam hati ia menertawakan kecemasan Rose, tapi ia kemudian melangkah keluar melewati Yoshi begitu saja, yang menunduk tak berani menatap hyung nya.


Yuna begitu antusias membawa Rose ke ruang makan keluarga, yang mana disana sudah ada, tuan dan nyonya Jung, Yuri dan Jessica, semua menatap ke arah Rose, disusul Rio di belakang nya, dan yang paling belakang ada Yoshi, Yuri tersenyum senang, menatap anak-anak nya satu per satu, Rose terlihat sangat kikuk.






#TBC




Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang