42. Sekolah

1.3K 231 47
                                    

Yuri dan Jessica mondar-mandir gelisah, saking semangat nya, mereka tak bisa diam menunggu kedatangan anak-anak mereka yang sudah tiga jam lebih, padahal, yang ditunggu malah tengah asyik makan malam bersama.


"Yuna mau di suapi oppa ya?" Pinta si kecil, Rio pun pasrah, Yuna sangat manja pada Rio, karena oppa pertama nya itu tak pernah menggoda nya, beda dengan Yoshi yang jahil.


"Noona, aku alergi kacang" bisik Yoshi pada Rose, gadis itu terkejut.



"Untung kamu belum memakan nya boy" ujar Rose lega, ia lalu menukar pesanan Yoshi dengan milik Rio yang langsung melirik tajam, Yoshi menunduk takut.


"Makan ne, jangan takut, hyung tidak marah pada mu" bujuk Rose.


Rio adalah orang yang paling akhir menyelesaikan makan nya, karena ia harus menyuapi Yuna lebih dahulu, selesai makan malam, mereka pun pulang, Rose bergelendot manja di lengan kiri Rio, sementara Yuna di gandeng oleh Yoshi.


"Bagaimana rasa nya?" Tanya Rose, Rio mengerutkan kening nya.

"Berbelanja dengan mereka?" Lanjut Rose.

"Biasa saja" jawab Rio acuh



"Tidak kah kamu merasa bangga pada diri mu sendiri, karena mereka membutuhkan mu?"


"Apa kamu tidak sadar, Yuna dan Yoshi sangat mempercayai mu, membutuhkan mu sebagai oppa dan hyung nya, mereka bahkan menaruh rasa segan dan hormat pada mu, kamu tahu tidak?"


"Yuna yang membanggakan dan memamerkan mu pada teman-teman nya, Yoshi yang lebih berani jujur pada mu dari pada ke daddy, apa itu masih kurang jelas?"


Rio terdiam mencerna kata-kata Rose sambil menatap punggung kedua dongsaeng nya itu, entah apa yang ada di dalam pikiran nya, tak ada yang tahu.


"Mereka pulang, yeobo, mereka pulang" seru Yuri memanggil sang istri saat melihat mobil Rio memasuki pintu gerbang rumah nya, Jessica yang dari toilet pun segera berlari dan ikut mengintip bersama sang suami lewat jendela ruang tamu, Rio menenteng tas berisi helm pink milik Yuna, sementara Yoshi menenteng tas berisi bola basket.

"Wah, apa yang Yoshi beli? Bukan kah hanya Yuna yang akan membeli helm?" Batin Yuri menebak-nebak, tapi Jessica sudah menarik tangan kanan sang suami menuju ke sofa depan tv, dan berakting seolah tak terjadi apa-apa sebelum nya.


Ceklek



"Mommy!" Seru Yuna begitu memasuki rumah, ia langsung berlari kecil menuju ke ruang keluarga.


"Hey, sudah pulang sayang?" Tanya Jessica menyambut kedatangan sang putri, Yuna berdiri di hadapan sang ibu.



"Ne mommy"



"Mana helm yang Yuna beli?" Tanya Jessica sambil merapikan rambut sang putri, Yoshi, Rio dan Rose pun masuk.


"Yoshi, kamu beli apa?" Tanya Yuri pura-pura terkejut, yang ditanya tersenyum senang.


"Oppa, mana helm milik Yuna?" Pinta si kecil, Rio pun lantas menyerahkan nya pada sang pemilik.


"Lihat mommy, ini helm baru Yuna, bagus tidak mommy?" Pamer nya menunjukan helm warna pink yang lucu.


"Woah keren" puji Jessica sumringah.


"Oppa yang memilihkan nya mommy" kata Yuna menunjuk Rio yang hanya diam, padahal Rose tak berhenti tersenyum melihat antusiasme di keluarga Rio


"Oppa memang pandai memilih" Jessica ikut memuji si sulung, Yoshi membuka tas nya, dan mengeluarkan bola basket yang di beli nya tadi.

"Bola basket?" Kaget Yuri.


"Ne daddy, Yoshi ikut ekstra basket di sekolah, dan ini hyung yang membelikan nya" cerita Yoshi, Jessica dan Yuri pun saling bertatapan haru.

"Kenapa tidak bilang pada daddy?" Yuri kaget karena Yoshi sebelum nya tak pernah bercerita apa-apa tentang ekstra yang ia ikuti, yang ditanya menggaruk tengkuk nya salah tingkah, bingung mau menjawab apa.

"Besok pagi, Yuna ke sekolah dengan ku" ujar Rio dingin, tak menyebut dia meminta ijin pada siapa, karena memang ia masih canggung dengan keluarga baru sang mama.


"Yuna mau berangkat dengan oppa besok?" Tanya Jessica pura-pura tak percaya.



"Ne mommy, naik motor nya oppa" seru Yuna girang.


"Kalau begitu, bangun pagi besok ne" ujar Jessica pada sang putri.


"Kami pulang" pamit Rio singkat.


"Kenapa buru-buru? Kalian sudah makan belum?" Tanya Yuri yang masih ingin menahan Rio dan Rose di rumah nya.


"Sudah" jawab Rio singkat.


"Sudah malam tuan, Rio besok harus ke sekolah" alasan Rose mewakili Rio yang masih irit bicara.


"Baiklah, hati-hati ne" Yuri pasrah.


"Besok sarapan di sini, mama tunggu" pesan Jessica memaksa, Rio tak menjawab, ia segera membalik kan tubuh nya.


"Hyung" Rio langsung menoleh kembali pada dongsaeng laki-laki yang memanggil nya.

"Gumawo" kata Yoshi tersenyum pada Rio, sang hyung hanya mengangguk.



Keesokan hari nya

Rio datang memenuhi janji nya pada Yuna, gadis itu sudah berdandan rapi sambil menyilangkan kedua tangan nya dibalik punggung, ia berdiri di depan pintu utama rumah nya, menunggu sang oppa datang, senyum nya langsung merekah saat melihat motor milik Rio memasuki pekarangan rumah.



"Ayo oppa, kita sarapan dulu" ajak Yuna menarik tangan kanan Rio.


"Selamat pagi hyung" sapa Yuri


"Selamat pagi oppa" Jessica ikut menyapa, Yoshi tersenyum dengan kadatangan hyung nya.


"Ayo, duduk lah, mau makan nasi atau roti?" Tanya Yuri perhatian, ia ikut sibuk menyiapkan apa yang hendak Rio makan.


"Roti" jawab Rio singkat, karena sebenar nya ia sudah sarapan di rumah, tapi juga tak ingin mengecewakan keluarga mama nya.


Rio telah lebih dulu bisa menerima keluarga sang mama, awal nya karena Rose yang kerepotan menghadapi perkelahian Yoshi dan Yuna di cafe, tapi lambat laun, ia luluh oleh sikap polos Yuna, ia tahu si maknae itu sangat menyayangi nya.






#TBC

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang