Yoong dibuat sakit kepala, ia kebingungan memikirkan cara untuk mendekat istri dan anak-anak nya pada Rio, karena ia berencana untuk membawa sang putra tinggal bersama.
Tiba-tiba sang putri bungsu pulang dari sekolah dalam kondisi menangis hebat, Yoong panik.
"Sayang ada apa?" Tanya Yoong pada sang putri yang menangis dipelukan mommy nya, yang ditanya malah semakin menjadi tangis nya, Yoong menatap si bungsu Giselle, yang kini duduk di junior high school, tapi dia menggeleng tak mengerti.
"Karina mau pindah sekolah daddy, Karina mau pindah" isak nya
"Iya, tapi kenapa?" Tanya Yoong penasaran.
"Minum dulu, tenang lah, ada daddy dan mommy" ujar Yoong memberikan segelas air putih yang diambilkan oleh pembantu rumah tangga nya.
"Mereka bilang Karina merebut salah kekasih salah satu senior di sekolah, padahal waktu itu dia hanya membantu ku mengumpulkan tugas ke ruang guru" jelas sang putri sesenggukan, Yoong dan Seo saling bertatapan.
"Mereka menyamakan Karina dengan mommy, yang merebut suami orang, apa itu benar daddy?" Tanya Karina polos.
Deg
Yoong dan Seo menunduk, kesalahan mereka dulu, kini berimbas kepada sang putri, Yoong murka, keesokan hari nya, ia mendatangi sekolah sang putri, ia menarik Karina untuk mengundurkan diri dari sekolah Itaewon Senior High School.
"Apa tidak sebaiknya tuan pikirkan dulu, jangan mengambil keputusan saat emosi tuan" cegah sang kepala sekolah, karena Yoong adalah wali murid yang paling aktiv dan banyak memberi sumbangan pada sekolah.
"Tidak, keputusan ku sudah bulat, kalian telah bersikap tidak adil pada putri ku" marah Yoong.
Karina sudah tidak sekolah lagi, karena belum mendapat sekolah baru setelah sang ayah meminta pengunduran diri pada kepala sekolah nya yang lama, ia hanya melamun, dan termenung saja di rumah.
"Sayang, ayo kita jemput dongsaeng mu, daddy pulang malam hari ini, jadi dia tak bisa menjemput nya" ajak Seo mommy pada putri bungsu nya, ia sengaja agar Karina tak banyak melamun di rumah, sambil menunggu sang ayah menemukan sekolah baru yang cocok, gadis cantik itu pun segera berdiri dan memakai jaket nya, berjalan dengan malas menuju ke mobil sang mommy.
Giselle berjalan tergesa menuju ke mobil sang nommy yang sudah menunggu di seberang jalan.
"Hi momm, unnie" sapa nya.
"Hi sayang, bagaimana sekolah hari ini?" Balas sang mommy, Karina tak menyahut, dia acuh.
"Menyenangkan momm, olah raga basket, Giselle menyukai nya" cerita si bungsu, mobil mereka berhenti di lampu merah, di susul sebuah motor sport merah berhenti tepat di samping mereka.
"Rio oppa" gumam Karina lirih, tapi suara nya masih terdengar oleh mommy dan dongsaeng nya yang langsung menoleh ke samping kiri, mereka hanya bisa menatap sendu, tanpa berani menyapa, karena terakhir bertemu, Rio terlihat menolak kehadiran keluarga baru nya itu.
"Sabar ne, oppa kalian masih sibuk mengejar cita-citanya, setelah lulus nanti, dia pasti akan mencari kalian" hibur sang mommy, Giselle dan Karina hanya menatap sang mommy penuh harap, lampu menyala hijau, Rio langsung menarik gas motor nya dalam-dalam, meliuk-liuk mendahului pengendara lain, Seo mommy menahan nafas ngeri melihat cara Rio mengendarai motor nya.
"Daebak" Seru Giselle kagum, Karina melongo takjub pada sang oppa yang tak menyadari keberadaan mereka.
"Pasti menyenangkan punya oppa di rumah" gumam Giselle, Karina menoleh kebelakang, seolah mengiyakan khayalan dongsaeng nya itu.
Malam nya
Sepulang kantor, Yoong di sibukan dengan aktivitas baru nya, mencari sekolah baru untuk sang putri.
Deg
Yoong menemukan foto putra pertama nya di laman situs Seoul Internasional Senior High School.
"Yeobo" panggil nya pada sang istri.
"Ne oppa" Seo mommy muncul dari toilet di kamar mereka.
"Lihat" tunjuk Yoong pada foto putra nya.
"Seoul Internasional Senior High School" gumam sang istri.
"Foto nya" ujar Yoong lagi.
"Rio" Seo mommy terkejut menatap foto putra sambung nya dipajang sebagai iklan penarik perhatian calon murid baru di situs Seoul International SHC.
"Bagaimana kalau kita sekolahkan Karina disana?" Ide Yoong antusias.
"Tapi oppa. . . " Seo mommy meragu, Rio belum bisa menerima keberadaan mereka, tentu ia takut jika Rio malah jadi tak nyaman dan melampiaskan nya pada putri mereka yang tak tahu apa-apa.
"Ada Rio di sana, dia pasti akan menjaga dan melindungi dongsaeng nya" semangat Yoong, ia tak memahami wajah cemas dan khawatir sang istri.
"Oppa. . ." Yoong menatap sang istri serius.
"Rio belum mau menerima kami, bagaimana dia akan menjaga dongsaeng nya? Aku takut kehadiran Karina disana malah akan membuat Rio tak nyaman dan semakin membenci kita" Seo mommy berusaha memberi penjelasan pada sang suami tentang ketakutan nya.
"Tidak tidak, Rio tidak seperti itu, aku yakin, percaya lah pada ku" ujar Yoong.
"Dengan mereka berada di sekolah yang sama, mungkin akan membawa dampak baik untuk kemajuan hubungan kita nanti" harap Yoong.
"Besok aku akan mendaftar ke sana, dan menemui Rio" kata Yoong lagi, ia segera beranjak ke kasur nya untuk beristirahat.
Giselle menyusul sang unnie ke kamar nya.
Bruk
Dia menjatuhkan diri nya disamping Karina yang tengah membaca buku pelajaran nya sendiri, meski ia belum sekolah lagi.
"Unnie unnie, Giselle dengar, unnie akan disekolahkan di tempat Rio oppa" bari tahu nya antusias, Karina langsung menoleh pada sang maknae keluarga Im.
"Serius? Dari mana kamu mendengar nya?" Tanya Karina penasaran.
"Dari obrolan daddy dan mommy tadi" jawab nya polos, Karina langsung terduduk, dengan wajah gelisah nya.
"Unnie takut" lirih nya cemas.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Hayran KurguTentang Rio, pemuda delapan belas tahun dan berasal dari keluarga yang berantakan, jatuh cinta pada Rose, gadis biasa yang bekerja di sebuah toko roti, bagaimana usaha Rio dalam mendekati Rose, dan menghadapi masalah keluarga nya.?