"Aelah lemah lo!"
Gerombolan cowok cowok SMA Galang Pertiwi tengah berkumpul di warung belakang sekolah. Itu sudah menjadi kebiasaan, tapi keramaian akan mereda ketika jam sudah sore dan semua murid sudah pulang kerumah masing masing.
Altarel dan Dirga sedang duduk dengan tangan yang berada di atas meja. Rifki memakan suapin terakhir gorengan ditangannya. Ia kini berperan sebagai sebagai wasit dalam adu panco dengan peserta Altarel melawan Dirga. Altarel menggulung lengan seragamnya keatas.
"Gak usah banyak gaya, Rel. Kalo lo kalah, gue ketawa paling kenceng!" ujar Dirga mengejek Altarel yang memamerkan otot bisepnya sedaritadi.
"Pede gila lo! Kalo lo kalah, buatin pr biologi gue, deal?" tanya Altarel.
"Okay! Kalo gue menang, kasi gue duit. Gue mau jalan sama cewek," ujar Dirga menantang.
"Belagak punya cewek aja lo! Kingkong lokal!" ejek Dion. Cowok itu ikut duduk didekat mereka dengan membawa secup esteh ditangannya.
"Lo gak usah ngehina ketampanan gue yang tidak manusiawi ini! Banyak yang mau sama gue, cuma gue kere, gitu doang problemnya," ujar Dirga namun sambil tertawa.
Rifki memulai hitungan 1, 2, 3. Setelahnya, meja dipukul menandakan permainan dimulai. Posisi masih seimbang diawal permainan. Dirga menambahkan tenaganya, hal itu membuat Altarel makin mengeraskan juga tenaganya untuk membuat tangan Dirga bergerak kearah berlawanan.
"YAMAHA KUDASIII!!!" teriak Dirga berusaha mempertahankan tangannya yang hampir jatuh.
"Kalah lo anjir!"
Permainan selesai dengan predikat Altarel mengalahkan Dirga. Altarel tertawa sombong, ia melemaskan tangannya kembali. "Sok sih lo!" komentar Altarel.
"Buatin tugas bio gue, besok harus udah selesai," Altarel kembali mengingatkan.
Altarel merogoh saku celananya untuk mengambil rokok. Laki laki itu meminjam korek pada ibu ibu penjual yang ada disana lalu menyulut rokoknya hingga mengeluarkan asap. Saat duduk sambil bercanda gurau, Haikal menyenggol lengannya.
"Diliatin tuh," ujar Haikal, ia menunjuk perempuan diseberang sana yang memperhatikan Altarel.
Altarel masih duduk ditempatnya. Pandangan matanya dan Aeris bertemu. Gadis itu nampak kesal mungkin karena altarel mengganggu waktunya. Aeris tak berani melangkahkan kakinya menuju warung itu, karena isi dari warung itu laki laki semua.
Aeris mengerucutkan bibirnya kearah Altarel. Ia sungguh jengkel dengan laki laki ini. Altarel hanya melihatnya dan tak memberitahunya alasan dirinya harus menemui Altarel siang hari ini.
Altarel tertawa kecil. Senyuman kecil terbit di bibirnya. Ia menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya keatas. Dengan tidak ada hatinya, Altarel malah pura pura tidak melihat keebradaan Aeris, ia membiarkan gadis cantik itu menunggunya disana sembari dirinya menghabiskan rokoknya.
Beberapa menit berlalu, kerumunan disana sudah mulai hilang. Hanya ada beberapa orang disana. Aeris menghela napasnya, ia memberanikan diri menyebrang jalan kecil dan menyusul Altarel menuju warung itu.
Bughhh.....
Dengan tidak ada dosanya, Aeris malah menggeplak kepala belakang Altarel dengan tangannya. Altarel terkejut, ia refleks mengaduh sakit akibat perbuatan Aeris. Dion sampai tersedak kuah mie akibat perbuatan nekat Aeris.
"Aduh!"
Altarel membalikkan badannya. Ia menatap Aeris dengan tatapan heran. Gadis itu menatapnya dengan tajam seperti anak kecil yang marah gara gara mainannya direbut. "LAMA!" bentak Aeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!