ALTAREL versi 2.
Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi.
happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
happy reading!🦋 3,5k komentar for next!
•••••
Altarel memarkirkan mobilnya di belakang sekolah. Cowok dengan baju atasan berwarna hitam namun masih mengenakan celana abu sekolahnya itu berlari kecil menuju warung yang dihuni teman temannya. Sepulang sekolah, mereka sudah merencanakan untuk melakukan sesuatu yang gila. Kehadirannya disambut dengan sangat hangat oleh teman temannya.
"WOI BRO! MY MAN!!" teriak Dirga dengan sangat heboh. Ia berlari keluar dari warung lalu merangkul Altarel dengan rangkulan persahabatan. Altarel tertawa kecil ketika teman temannya menghampirinya satu persatu.
"Mundur kagak lo pada?! Gue gak mau ya jadi rebutan para Yanto. Kalo Yanti ya gak apa apa, gue peluk satu satu," ujar Altarel.
Mereka semua saling pandang, namun setelahnya mereka malah makin mendekat. Mereka semua mengambil peran dan memegang di setiap sisi tubuh Altarel lalu mengangkatnya. Altarel berteriak akibat kedua tangan dan kakinya dipegang lalu diangkat naik hingga ia kini terlihat seperti seorang raja.
"Woi anjing! Turunin woi!"
Mereka mengarak Altarel kesepanjang jalan dengan teriakan yang hebat hingga menarikperhatian banyak siswa yang masih berdiam disekolah. Altarel menutup wajahnya sambil tertawa karena ia sungguh malu saat ini. "Woi malu anjir! Turunin woi!" teriaknya lagi.
Banyak desas desus yang mengatakan bahwa Altarel ada di halaman belakang sekolah. Tiba tiba saja, warung belakang sekolah ramai dikunjungi oleh anak anak karena ingin melihat Altarel lagi. "Kenapa pada kesini dah? Malu anjir banyak cewek cewek tuh!" teriak Altarel. Akhirnya setelah itu, mereka semua menurunkan Altarel kembali.
Altarel langsung terlihat kikuk ketika semua mata memperhatikannya. Di tangan mereka terdapat hadiah hadiah seperti bunga dan coklat. "Firasat gue nggak enak...." gumam Altarel.
"Pasti mereka mau ngasi hadiah yang terakhir buat lo. Semacam salam perpisahan," ujar Dion.
"Lo kagak mau kan Rel? Biar itu jadi urusan kita, tapi hadiahnya bagi rata, gimana?" kata Rifki memberi jalan agar jangan sampai menolak pemberian mereka.
