"SAH!!"
Tangis bahagia serta sorakan sorakan terdengar begitu semua saksi berteriak Sah! Apa tadi? SAH?! Ia masih belum menyangka hal ini terjadi padanya. Pernikahan yang akan menyatukannya dengan manusia disebelahnya ini. Serta pernikahan yang menyatukan dua keluarga sekalius. Tanggung jawab serta hal hal dalam dunia pernikahan akan menantinya sebagai istri, teman, serta menantu untuk seterusnya.
Air mata mengalir di pipi cantik milik perempuan yang kini sudah sah menjadi istri seorang pria tengil disebelahnya. Aeris menunduk lesu, semua penolakannya sudah tak berguna sama sekali karena sekarang secara sah, Altarel adalah suaminya.
"Cengeng banget lo!" cibir Altarel. Ia bahkan merasakan bagaimana lelahnya Aeris menangis semenjak acara periasan tadi. Sudah berapa lembar tissue yang basah akibat air mata gadis ini. Altarel sudah sangat bosan mengelapi air mata Aeris.
"Diem lo!" Aeris membentak pelan, sambil mengusap kasar air matanya.
"Jangan nangis, Ris. Gue cape liat lo nangis."
"Lo aja cape apalagi gue?!" sahutnya galak.
"Yaa makannya jangan nangis."
"Gak bisa berhenti! Gimana caranya?! Ngerti gak sih lo?!" bentak Aeris masih dengan suara parau. Altarel hanya memaklumi karena ia tahu wanita disebelahnya ini sedang dalam emosi yang terbakar.
"Iya iya gue diem."
Teman teman Altarel datang menemui mereka beserta teman Aeris juga. Begitu melihat teman temannya. Aeris kembali menangis dengan keras ketika Abel memeluknya. Altarel langsung menoleh dengan khawatir walaupun disana posisinya ia sedang dibercandai dengan teman temannya.
"Its okay girl. Selamat ya udah jadi bagian hidup Altarel. Gue gak nyangka kalian yang biasanya berantem malah nikah," ujar Abel sambil mengusap punggung Aeris.
"Kan terpaksa Bel! Gue kan gak mau!" ujarnya sembari menangis semakin keras.
"Lo sih salah ngomong!!" bisik Luna.
"Iya iyaa... maksudnya tuh.. lo tenang aja. Masih ada kita. Lo masih punya squad buat ngelawan Altarel kalo tuh anak macem macem," sambung Luna.
"Bener tuh. Kita selalu ada sama lo. Jangan terlalu dipikirkan hal yang jelek jelek. Pasti berakhir bahagia. Gue sumpahin lo cinta mati sama Altarel biar lo gak sampe nyesel nikah sama dia," ujar Zea langsung mendapat pelototan dari Abel.
"Ze! Kok gitu sih?!" teriak Aeris namun tak terlalu keras.
"Loh iya. Biar gak nyesel kan?" ujar Zea dengan polos.
"Ya Allah Zea... mending lo balik sono!" omel Luna.
Disisi lain, Altarel terlihat gelisah memperhatikan Aeris yang masih belum berhenti menangis. Ia Ditarik begitu saja untuk mengambil foto dengan teman temannya. "Sabar bangsat!" maki Altarel ketika Dirga menariknya.
"Asik nih nanti malem..." bisik Haikal disambut suara tawa mereka.
"Mata lo?! Gue udah janji gak ngapa ngapain dia," ujar Altarel melirik Aeris.
"Selamanya?"
"Kecuali dia izinin. Belum ada niat kesana juga. Pikiran lo itu mulu Kal...sekolah yang bener!" Altarel menghantam lengan Haikal.
"Gaya lo Rel! Kaya kuat aja seatap sama cewe!" celetuk Rifki.
"Lo pikir mama gue bukan cewe selama ini?"
"Ya...maksudnya gak gitu bego!" ujar Dion.
Candaan mereka berhenti seketika seorang perempuan cantik bak bidadari dengan body yang indah datang menghampii mereka. Siapa lagi jika bukan Aeris. Aeris terlihat sudah tak menangis lagi.Ia mengadu pada Altarel bahwa dadanya sakit akibat baju yang menyesakkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!