Hari ini adalah hari kedua Altarel menjalani hukumannya. Cowok itu masih tidur tergulung didalam selimutnya adahal waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ia sebenarnya sudah bangun pukul 9 pagi tadi, namun 3 jam kemudian, ia kembali tertidur dikarenakan tidak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan.
Altarel tidur dengan posisi tengkurap, pipinya menempel dengan bantal putih yang ada diranjangnya. Cowok berbadan tegap itu tak mengenakan baju atasan ketika tidur, menurutnya menggunakan baju tipis membuatnya merasa seperti di neraka.
Pintu kamarnya terbuka. Seorang gadis yang membawa kotak berisikan makanan disambut oleh hawa dingin kamar Altarel. Ia melihat kearah tv yang dipasang disana, tv itu masih menyala dan memutar lagu dengan volume kecil.
Rachel meraih remote tv yang ada di pinggiran ranjang Altarel. Laki laki itu masih tidur didalam gulungan selimut dan dengan suhu kamar yang seperti kulkas. Rachel masih mengenakan seragam sekolah, selepas tahu berita Altarel di skors dari Aeris kemarin, ia memutuskan untuk mengunjungi Altarel dan membawakan makanan yang ia masak sendiri.
Tangan lentik gadis ini menarik selimut Altarel bertujuan agar Altarel mau bangun dari tidurnya. Sebelumnya, mama papa Altarel telah mengenalnya, mereka mengenal Rachel sebagai pribadi yang baik, ia juga sudah minta izin untuk naik ke kamar Altarel dan membangunkan putra dari mama Hanin.
"Kak! Bangun kak udah siang mau sore ini," ujar Rachel namun tak ada pergerakan yang terjadi.
Rachel meletakkan kotak makan yang ia bawa diatas nakas. Gadis cantik itu meletakkan tas nya disuatu sofa, ia menggulung rambutnya keatas. Rachel menggoyang goyangkan punggung Altarel bertujuan untuk membangunkan cowok yang kini ada disebelahnya.
Altarel bergumam kecil, ia menggeliat dari tidurnya. Hal itu membuat Rachel luar biasa senang ketika ia dapat menikmati waktu bersama Altarel walaupun hanya beberapa menit kedepan.
Altarel bergumam kecil. Laki laki itu mengusap rambut hingga wajahnya lalu menggeliat diatas ranjangnya. Tangannya meraba raba selimutnya namun tak menemukannya,ketika membuka matanya, Altarel langsung berteriak karenna terkejut dengan kehadiran Rachel yang duduk di pinggir ranjangnya.
Pewarna bibir yang digunakan Rachel yang menurut Altarel terlalu terang membuatnya bergidik ngeri. Altarel langsung terduduk diranjangnya. Ia mengusap wajahnya memastikan ia tak bermimpi.
"Ngapain lo disini?!" bentak Altarel.
"Aku bawain makanan, kak," ujar Rachel.
"Gak sopan lo masuk kamar gue!" bentak Altare, ngegas. Baru saja ia terbangun dari tidurnya, ia sudah emosi gara gara Rachel yang tiba tiba duduk disebelahnya ketika ia tertidur.
"Aku udah izin sama mama," ujar Rachel, ia melipat selimut Altarel lalu meletakkannya kembali di pinggiran ranjang.
Altarel bergerak turun dari ranjang. Ia membuka lemarinya dan mengambil satu baju kaos berwarna putih. "Itu mama gue! Bukan mama lo. Jadi berhenti panggil mama gue dengan sebutan mama," ujar Altarel tak terima, lebih tepatnya ia tak mau Rachel dekat dekat lagi dengan keluarganya. Selama ini, mama papanya mengenal Rachel sebagai pribadi yang baik.
Rachel mengangguk lalu tersenyum. "Makan kak, aku supain ya?" tawarnya lalu membuka kotak makannya.
"Gak."
"Keluar lo!" Altarel membukakan pintu kamarnya mempersilahkan Rachel untuk keluar dari kamarnya.
"Yaudah aku gak ganggu, diem nih diem," Rachel mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat bagian pojok kamar Altarel. Laki laki itu mengusap rambutnya frustasi, ia keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk melakukan protes kepada mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Genç KurguALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!