Tiga hari semenjak kejadian itu, Altarel nampak seperti menjauh dari Aeris. Bahkan tak mau saling tegus walaupun mereka ada dalam jarak dekat. Keakraban mereka dihari hari sebelumnya nampak hilang lenyap begitu saja. Aeris membawa satu map biru yang berisikan absen nama anggota yang mengikuti futsal untuk Liga Gapi yang dititipkan padanya. Ia sempat membaca terdapat nama Altarel disana untuk mewakili kelas 12 Mipa 5.Selepas menyelesaikan tugasnya itu, ia menyusul teman temannya menuju kantin. Aeris melirik jam tangannya, ada 10 menit lagi waktu istirahat untuknya.
Haikal menghampiri meja Zea dan kawan kawannya. Laki laki berpaaras tampan itu memberikan secup cilok yang ia pesan di kantin tadi. Zea sempat terkejut dengan kehadiran Haikal yang tiba tiba. Haikal menyerahkan cilok itu diatas meja dihadapan Zea.
"Kok gak makan? Nih gue beliin," ujar Haikal.
"Hah? Ohh gue udah makan tadi. Btw, makasi ya Kal," ujar Zea manis. Ia menerima cilok pemberian Haikal. Laki laki itu tersenyum membalas, Haikal bangkit dari kursi dan kembali mendekat gerombolan teman temannya. Aeris mlanjutkan kegiatan makannya tanpa menoleh kearah meja yang dihuni oleh Altarel dan para gadis gadisnya itu.
"Sini lawan panco sama aku, kalo aku menang kiss double. Kalo kamu memang kiss sekali aja di pipi," ujar Altarel sambil menunjuk pipinya.
Gadis itu malah tersipu malu dengan wajah merona. Altarel ikut tertawa melihat hal itu. Melihat para perempuan merona akibat ulahnya adalah suatu kebanggan bagi Altarel. "Argghhh senyumnyaa!" Altarel berteriak sambil memegangi dadanya, ia berpura pura salting karena ingin menggoda gadis ini. Teman teman Altarel refleks menyoraki Altarel.
Dirga melempar kacang kearah Altarel. "Sok iye lo buaya kali!" cibir Dirga.
Aeris memutar bola matanya malas ketika melihat Altarel. Aeris menyinyiri Altarel dalam hatinya. Gadis itu meminum es teh didekatnya untuk meredakan rasa pedas akibat makanan yang ia makan.
Altarel menggenggam tangan gadis itu diatas meja dan siap melakukan adu panco. Tangan kecil gadis itu tergenggam sempurna di tangan besar Altarel. Altarel hanya menahan kecil ketika gadis ini bersusah payah menjatuhkan tangannya. Bahkan gadis ini menggunakan dua tangan alias curang. Altarel tertawa kecil memperhatikan gadis dihadapannya, ia mengangkat alisnya pada teman temannya.
"Aduhh kalah tuh neng," ujar Rifki memanas manasi.
Altarel memberi kecupan jarak jauh sambil mengedipkan matanya kearah gadis itu. Gadis berambut pendek sebahu itu lantas langsung melemas dan Altarel berhasil menang. Laki laki tertawa puas karena sepertinya ia akan mendapatkan jackpot hari ini.
Altarel merendahkan badannya, didepan teman temannya, ia menunjuk nunjuk pipinya minta dicium sesuai kesepakatan tadi. Belum sempat mendekat, Altarel tertabrak dengan seseorang yang hendak menuju kedai, orang itu membawa secup es teh ditangannya. Otomatis es teh di tangannya tumpah mengenai seragam Altarel.
"Anjing!" maki Altarel ketika bajunya ketumpahan es teh cukup banyak.
Aeris dengan wajah santainya, ia bersikap biasa saja walau ia sudah dengan sengaja menyiram Altarel dengan es teh ditangannya.
"Omegat apa ini?!" tanya Dion mengompor ngompori.
"Ris? Oh may god Ris? Apa yang telah dinda lakukan pada saudara Altarel?" tanya Dirga dengan nada yang dilebih lebihkan.
"Aeris cantik manjalita gak salah kok, Altarel nih salah! Ngapain dia berdiri disitu," Dirga mendorong Altarel dan membela Aeris.
"Maksud lo apaan gini?!" bentak Altarel pada Aeris.
Aeris menatap kearah Altarel dengan wajah songong, perempuan ituu memajukan bibir bawahnya tanda mengejek Altarel. "Emang kurang ajar ya lo!" sentak Altarel pada Aeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!