Altarel bersorak bahagia dipinggir arena karena timnya berhasil mengejar kekalahan skor timnya. Ia berdecak ketika gadis dibelakangya terus saja menarik narik bajunya. Rachel turun dari tribun dan datang menghampirinya dengan satu botol minuman di tangannya.
"Ngapain sih lo?!" bentak Altarel.
"Munduran dikit kak, nanti ketabrak temennya," gadis cantik itu menyeret Altarel untuk mundur namun tangannya segera ditepis oleh Altarel.
"Lo ngapain nguntit gue sih? Gue gak ilang ya anjir! Sana!" usir Altarel.
Rachel dan segala kerasan kepalanya, ia menggeleng menyahuti permintaan Altarel yang menginginkannya pergi. Ia benar benar mengawasi Altarel kemanapun laki laki itu pergi. Ada untungnya juga bagi Altarel, ia seperti mempunyai asisten atau pembantu karena Rachel selalu mau saja disuruh suruh.
"Dek! Lo ngapain?!" bentak Altarel ketiika melihat Rachel memegangi baju bagian belakangnya.
"Hehe. Tadi ada lebah kak," ujarnya sambil tersenyum kecil.
"Mending lo sana ambilin gue minum biar berguna dikit lo disini," pintanya.
Babak kedua akan segera berakhir dalam beberapa menit. Tentu saja diakhir babak akan ada suguhan dari para pemain. Entah yang tebar pesona atau sengaja membuka baju mereka agar teriakan pemain semakin riuh.
......
Aeris dan teman temannya kini baru saja duduk disebuah warung didepan gedung olahraga. Hanya perlu menyebrang jalan untuk mencapainya. Warung penjual siomay ini terlihat sangat ramai dikunjungi akibat banyaknya siswa yang keluar gedung hanya untuk berbelanja.
Aeris sebenarnya baru saja makan banyak cemilan selama pertandingan berlangsung tetapi ia rasa ia sanggup jika hanya untuk memakan siomay ini lagi.
"Ris, Altarel udah lama putus sama Rachel kan?" tanya Luna.
"Kenapa lo nanya gue?"
"Yaa nanya aja sih. Akhir akhir ini mereka deket lagi kayanya," sahut Abel mengiyakan pernyataan Luna tadi. Aeris hanya mengangguk, "Ohh, gue gak peduli sih."
.....
Babak terakhir ini adalah babak penentuan piala akan jatuh untuk tim siapa. Altarel sudah memikirkan teknik teknik ataupun trategi yang harus mereka kuasai melihat dari evaluasi dua babak awal tadi. Altarel semakin semangat ketika melihat Aeris yang baru saja kembali memasuki gedung olahraga ketika ia berlari ke tengah lapangan. Tatapan mereka bertemu, walaupun Aeris selalu memalingkan wajahnya. Tiidak apa apa, Altarel menyukai itu.
"Woi udah babak 3? Cepetlah duduk!" seru Luna, ia menarik mereka agar berjalan lebih cepat.
Mereka kembali mengambil tempat saat semula mereka duduk tadi. Abel merasa sedikit tenang karena Aeris terlihat anteng sedari tadi. Rupanya anak itu hanya kekurangan makanan yang membuatnya rewel. Lihatlah? Sekarang Aeris membawa minuman dan jajan, sudah pasti gadis cantiik itu akan anteng selama pertandingan berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!