56. Ending (Tamat)

54.3K 4K 371
                                    

Akuu punya kejutan, ada di akhir part ini semoga kalian terkejut kalo engga ya pura pura kaget aja😊

****

Aeris sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah stabil. Kedua bayinya juga sehat setelah melalukan berbagai pengecekan. Altarel bagai mendapatkan jackpot ketika ia membawa kedua tuyul nya memasuki rumah.

Mereka disambut oleh kedua stroller bayi. Satunya berwarna hitam dengan gambaran tengkorak dan satunya berwarna pink dengan gambar boneka beruang. Aeris tengah menggendong bayi laki lakinya dalam gendongannya sementara mama Altarel menggendong bayi perempuannya. Altarel dan papa nya membawa barang barang untuk diangkut ke dalam rumah.

Begitu membuka pintu, Aeris langsung cengo melihat stroller bayi yang mengerikan itu. "Emm...kenapa gambarnya tengkorak ya, Rel?" tanya Aeris.

"Bagus sayang, itu aku yang custom. Biar lakik, masa dikasi yang warna warni gak lakik dong..." sahut Altarel dengan santai.

Aeris menghambuskan napasnya. Masih ada rasa kurang nyaman pada tubuhnya setelah melahirkan. Namun pengalaman ini sangat membekas di ingatannya ketika ia menghadirkan dua malaikat ini dalam hidup mereka. Aeris mencium pipi bayi laki lakinya menggunakan hidungnya.

Bayi laki laki mereka diberi nama Zeen Alzean Keyzielle. Zeen merupakan nama dari keluarga Altarel kemudian Alzean? Altarel mendapat inspirasi dari bentuk kata "Alzlan" dalam bahasa Arab yang memiliki arti singa. Ia berharap putranya akan menjadi laki laki yang tangguh dan berani seperti singa.

Bayi perempuan mereka diberi nama Zeen Altheia Zheanna. Ide nama tersebut awalnya muncul dari mama Aeris yang mencetuskan nama "Aleteia" yang berasal dari bahasa Yunani, yang kemudian di konversi oleh Altarel menjadi Altheia. Memiliki makna kejujuran dan kebenaran.

Bayi kembar tersebut memiliki perpaduan wajah kedua orang tua nya dengan sangat adil. Aeris belum bisa menggunakan kereta bayi karena anaknya masih rentan jadi, ia akan menyimpan kereta itu sampai usia mereka minimal 3 bulan.

****
Aeris sampai mengantuk mendengarkan ceramah mamanya ketika mengunjunginya tadi. Mamanya memberikan banyak tips dalam mengasuh bayi. Ia akui ia tak mendengarkan dengan saksama karena sangat mengantuk. Kini ia tak bisa tidur jika anak anaknya belum tenang, tak seperti dahulu ketika ia bisa tidur kapan saja.

Altarel keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya. Cowok itu hanya mengenakan boxer rumahan dan tak mengenakan baju atasan. Ia menghampiri istrinya yang tengah menyusui bayi perempuannya.

Altarel memegang leher bagian belakang Aeris dari arah depan agar dagu perempuan itu naik menatapnya. Dengan serangan cepat, ia mengecup singkat bibir perempuannya. "Masih sakit kalo nyusuin?" tanya Altarel.

"Perih dikit," sahut Aeris dengan nada kecil.

Altarel mengecup singkat dahi bayi perempuannya. Sangat wangi. Cowok itu beralih menggendong Teya dalam dekapannya. Sepertinya bayi bayi Altarel harus bersyukur karena bapak nya adalah seorang Altarel.

Aeris merebahkan dirinya sebentar sebelum telepon berdering mengganggu kesibukan mereka. Wanita itu memperhatikan layar ponsel mahal yang terus menyala. Ia merasa malas begitu membaca nama itu, banyak sekali nama perempuan yang menelepon suaminya, walaupun kebanyakan terdapat embel embel office di belakangnya.

"Ck! Itu tuh urusan kerjaan lagi!" ujar Aeris dengan malas.

Altarel mengambil ponselnya dan mengecek ternyata ada beberapa file laporan yang harus ia kerjakan. Namun ia tak bisa meninggalkan istrinya dengan kedua bayi nya yang cengeng ini. Altarel memilih untuk menunda hal itu dan kembali menimang anaknya.

"Dengerin papa ya nak, kamu cantik. Kulitnya bersih, pipinya chubby, bulu matanya lentik, jangan mau dimodusin sama cowok cowok ya? Ya minimal harus diatasi papa lah!" ujar Altarel dengan pede.

Aeris mendatarkan ekspresi wajahnya. "Masih bayi, Rel..." ujar Aeris. Altarel hanya tersenyum.

"Makasih ya, sayang. Makasih udah ngasih aku mereka buat pelengkap keluarga kita. I Love you," Altarel mengecup singkat bibir Aeris yang terlihat pucat tersebut.

"Aku boleh minta satu hal gak?"

Altarel mengangguk. "Anything. All for you babe..." sahutnya.

"Jangan pernah tinggalin aku sama mereka ya? Rel. Kalau nanti aku gak cantik lagi, udah mulai keriput terus kendor sana sini. Jangan tinggalin aku," Aeris memeluk tubuh kekar suaminya.

"Gak akan, sayang. Planning aku kedepan nanti cuma mau ngurusin anak anak sama bahagiain kamu. Orang tua kamu naruh kepercayaan besar waktu mereka ngasih kamu ke aku. Terlalu gak tau diri rasanya kalo sampe aku bikin kamu nangis."

"Yaaa....kecuali waktu di ranjang sih...kalau kamu nangis aku seneng."

Baru saja suasana romantis, namun celetukan itu kembali membuat bendera perang terangkat. Aeris menjambak rambut Altarel hingga suara tangisan bayi perempuan di gendongan Altarel terdengar. Mereka tertawa bersama dengan pipi Aeris yang kembali memerah karena malu.


.
.
.

*TAMAT*

Alzean & Altheia

Altarel & Aeris
zea
lunna
abel
haikal
dion
dirga
rifki
natha
rachel

thank for you all, makasih udah ramein altarel dari original story sampe revisi beberapa kali dan hadir versi 2 ini dann akhirnya sekarang altarel bakal di konversi menjadi NOVEL oleh Loveable.

siapa nih yang baca dari altarel vers 1 sebelum revisi? mau gaaa nanti ikut po kalo altarel di novelin???

ga kerasa ya udah sampe diujung aja. i will really miss you guys ❤️

 i will really miss you guys ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALTAREL versi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang