4k komentar for next!🦋
.....
Satu minggu sudah ia belajar di sekolah ini. Ia sungguh merindukan pengalamannya di sekolah lamanya. Ia belum sempat melakukan sesuatu yang gila di sekolah ini karena saat ini hanya fokus menjaga emosinya agar tak sampai bernasib seperti dulu. Ia telah mengenal banyak orang di sekolah ini. Altarel hanya dekat dengan Abdy serta Lana, hanya mereka grupnya disini. Sebagai orang baru, Altarel sangat menghargai mereka.
Mereka bertiga duduk di meja kantin dengan makanan mereka masing masing. Sesekali melirik sekitar memastikan keadaan aman. "Adriel takut sama lo ya, Na?" tanya Altarel kemudian tertawa.
Lana menghela napasnya. "Kita pernah hampir punya hubungan. Sebelum dia gila kayak sekarang. Gila aja kalo diinget, percaya nggak percaya, kita team dulu. Kayak deket aja gitu ngerjain apa bareng bareng," ujar Lana lalu tersenyum kecil. Gadis manis beramput pendek itu menyuapkan satu sendok makanannya.
Abdy tertawa sampai terbatuk batuk. "Gue mau tanya satu hal. Siapa yang ditakutin sama Adriel kecuali lo, Na?" tanya Altarel.
"Mahaputra Singarsa. Kak Arsa, cuma dia yang dihormati sama Adriel. Dia alumi 2 tahun lalu. Pernah berjasa buat Salva," ujar Abdy.
"Dia tau sekarang Salva jadi hancur gara gara tuh orang? Kalo dia ditakutin, kenapa dia nggak ngelakuin sesuatu buat memperbaiki semuanya?" tanya Altarel.
Lana menghela napasnya. "Nggak semudah itu. Jauh di hati terdalamnya, El masih punya hati buat menghormati orang yang menurutnya perlu dihormati. Lo ngerti nggak, kayak, dia menentang tapi di hatinya dia itu tersiksa. Dia dikelilingin iblis, lama kelamaan dia bakal jadi iblis juga."
"Dia takut ama Kak Arsa tapi Kak Arsa gak bisa ngehalangin dia. Why? Dia megang kontrol atas anak buahnya yang pada blagu itu," kata Lana.
Abdy memperhatikan gerombolan laki laki yang berjalan menghampiri mereka. Lana berdecak ketika Adriel ada di urutan paling depan. Ia harus menghentikan kekacauan ini atau itu akan berdampak buruk bagi Altarel sebagai image siswa baru. Lana segera berdiri lalu menyeret tangan Adriel menjauh sebelum keributan terjadi. Sayangnya, tubuhnya didorong pada bagian bahu oleh Daniel yang ada di sisi kiri.
Satu tendangan berhasil mengenai tangannya. Adriel sengaja menendang Daniel sebagai pertanggung jawaban karena ia mendorong Lana terlalu keras. "Lo nggak apa apa, Na? Gue ada urusan, sebaiknya lo nggak usah ikut campur," ujar Adriel kemudian kembali ke mendekat pada Altarel yang memandang mereka dengan tekjub.
"El! Lo gila apa gimana?! Lo selalu aja bikin masalah sama orang orang lo yang nggak ada otak ini!" teriaknya. Hal itu kembali mencuri perhatiannya, Adriel kembali berbalik lalu mendekati Lana yang terlihat emosi.
"Lo ngelindungin dia?" tanya nya.
"No. Gue nggak perlu dilindungin siapa pun," Altarel berjalan dengan santai sambil emmasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ia melewati beberapa orang yang terlihat berpihak pada Adriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!