47. Sahabat Lama

46.3K 6.5K 2K
                                    

[Visual nya diluar nalar🔥]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Visual nya diluar nalar🔥]

[Visual nya diluar nalar🔥]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Si cantik ygy]

••••

Ia telah menunggu Altarel pagi ini untuk menjemputnya ke sekolah namun harapannya pupus karena sampai pukul tujuh, cowok itu juga tak terlihat. Ponselnya tak aktif sama sekali. Ada rasa khawatir dalam dirinya ketika tak bisa menghubungi Altarel. Papanya memperhatikan Aeris yang masih terlihat cemas. Ia sampai terus mengulur waktu hingga Altarel tiba.

"Mau terlambat? Ayo cepet papa yang anter," ujar papanya.

Aeris mengetuk ngetukkan jarinya di meja mempertimbangkan semuanya. Altarel pasti marah padanya. Satu detik kemudian, Aeris bangun lalu mau untuk berangkat sekolah diantarkan papanya. "Papa tau kamu khawatir sama dia,tapi nggak harus disuruh milih antara kamu dan teman temannya. Keduanya itu punya tempat khusus di hidupnya Altarel. Dunia dia bukan kamu aja," ujar papanya. Jiwa muda papanya sangat mengerti akan kegelisahan Altarel ketika istrinya memintanya untuk memilih.

Aeris meremas ujung roknya. "Iya Eyis salah. Tapi dia nggak bisa dikasi tau! Baru seminggu yang lalu masuk rumah sakit sekarang mau berantem lagi. Udah kayak preman aja!" ujar Aeris dengan kesal.

Papanya tertawa pelan. "Sisi baiknya dia sayang banget sama Eyis. Pelan pelan nanti pasti berhenti. Semua ada masanya," ujar papanya.

Aeris menghela napasnya. Ia masuk ke dalam mobil dengan wajah ditekuk. Pagi ini, ia juga lupa membawa buku tugas biologinya, entah bagaimana nasibnya nanti. Aeris terlihat sangat frustasi di pagi hari.

......

Altarel menggulingkan dirinya di ranjang pada pukul 7 pagi ini. Ia sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Tangannya terasa sangat perih bila digerakkan begitu juga dengan badannya yang terasa akan remuk. Laki laki itu menggeser posisinya di ranjang yang luas ini. Ia memeriksa ponselnya, ternyata mati karena kehabisan baterai. Altarel berdecak lalu kembali menutup tubuhnya dengan selimut dan menutup matanya.

Tak terasa 30 menit berlalu, ia kembali terbangun akibat seseorang memukul punggungnya menggunakan bantal guling. "Aduh...ampun sayang!" ujarnya dengan lemah karena mengira Aeris yang memukulnya seperti biasanya. Detik berikutnya ia baru tersadar bahwa istrinya itu sedang minggat dari rumah. Altarel langsung membuka selimutnya untuk mengintip siapa yang memukulnya.

ALTAREL versi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang