Aeris duduk dengan keempat teman temannya sembari menunggu acara penutupan yakni penyerahan piala kepada pemenang pertandingan. Gadis cantik itu mendatarkan ekspresi wajahnya lantaran kesal dengan Altarel yang mengajak teman temannya untuk duduk dibelakangnya. Kini tempat duduk dibelakangnya sangat ribut bagaikan pasar. Ditambah dengan suara mereka yang keras terkadang membuatnya terkejut.
Altarel masih saja terfokus dengan ponselnya namun tangannya menyentuh nyentuh rambut Aeris yang terkepang satu. Ia memainkan rambut Aeris bahkan kadang menariknya hingga membuat Aeris menarik kembali rambutnya dari tangan Altarel.
"Ish! Rel!" bentak Aeris galak ketika Altarel menarik rambutnya.
Altarel hanya tertawa menanggapinya. Benci mengakuinya namun desas desus teman teman Altarel yang nampak menggoda mereka membuat pipi Aeris panas. Dirga salah satunya, ia mendorong dorong Altarel hanya karena tadi Aeris membentak Altarel. Gadis itu bahkan kini tak mempunyai nyali untuk menengok kebelakang lagi.
Altarel yang sudah bosan bermain ponsel akhirnya mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celananya. Altarel melirik jam tangan hitam yang melingkar ditangannya menunjukkan hampir pukul dua belas siang. Acara hiburan sebagai acara penutup akan segera berakhir. Bahkan sudah banyak siswa yang lebih dahulu meninggalkan gedung olahraga.
"Ntar yang maju perwakilan doang atau semua?" tanya Rifki.
"Semua. Kaya tahun lalu," balas Altarel.
Niat jahil muncul dipikirannya ketika lagi lagi Aeris tak sadar bahwa ia menyender di kaki Altarel. Cowok itu mengalungkan tangannya kedepan di leher Aeris, ia memencet kedua pipi Aeris dengan tangannya. Kini bibir Aeris berbentuk mengerucut seperti bebek. Altarel tertawa, ia memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Aeris. Jika orang lain melihatnya, pastinya mereka akan mengira jika Altarel dan Aeris adalah sepasang kekasih.
"REL!" bentak Aeris. Ia kembali menegakkan badannya ketika berhasil melepaskan tangan Altarel dari pipinya.
"Nyebelin banget lo Rel! Gue gak suka sama lo!" ujarnya. Sepertinya Aeris yang cantik sedang ngambek pada Altarel. Aeris mencubit bagian kaki Altarel dengan asal yang penting keras hingga membuat laki laki itu mengaduh kesakitan.
Altarel mengusap kakinya yang baru saja terkena cubitan. Jujur saja, cubitan Aeris tak main main sakitny. "Galak banget sih lo!"
"Berantem mulu lo berdua. Nikah aja sana langsung," celetuk Abel yang sudah muak mendengar perklahian mereka berdua sedari tadi.
"GAK!" ujar Altarel dan Aeris secara bersamaan.
Tepuk tangan meriah diberikan atas apresiasi pada anggota band sekolah. Mereka membawakan 3 lagu untuk acara penutupan hari ini. Acara terakhir akan ditampilkan penampilan dance dari kelas 12. Jika tadi kelas 10 dan 11 sudah tampil, maka sesi terakhir adalah giliran senior mereka. Durasi yang ditampilkan hanya sekitar 10 menit.
"Loh masih ada?" tanya Rifki.
"Dance kelas 12," sahut Haikal.
Altarel menangkap botol air mineral yang dilemparkan salah satu temannya padanya. Ia meneguk air yang sudah tersisa setengahnya itu hingga tandas. Cowok itu hanya mengangguk menanggapi interaksi teman temannya.
Ketika musik dihidupkan, sebagian teman temannya menerobos masuk dan berdiri dibagian belakang. Mereka rupanya telah mengetahui part paling ditunggu telah dimulai.
"Giliran dance pada maju semua!" ujar Haikal disertai tawanya.
"Giliran gini rebutan lo semua. Waterpak man!" tambah Dion.
Bahkan ada yang menerobos hingga terjadi tabrakan dan rusuh. Tubuh Altarel sampai sedikit terguncang. Ia mendorong seseorang yang hendak memaksa duduk disebelahnya, agar tak sampai mengenai Aeris yang duduk dibawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL versi 2
Teen FictionALTAREL versi 2. Tokoh, latar, alur, tema, serta garis besar cerita sama. Hanya beberapa bagian cerita yang ditambah dan yang kurang berguna dikurangi. happy reading!