51. Sandra

53.1K 6.6K 3.5K
                                    

Next setelah 16k views


••••

Aeris duduk di pinggiran ranjangnya dengan lesu. Ia membereskan seprai kasur mereka kemudian mengambil baju Altarel yang berantakan di sana lalu membawanya menuju keranjang kotor. Ia menghirup bagian dada baju putih itu yang terdapat kantong berisikan logo osis. "Ah kangen banget..dia dimana sih?" Aeris bermonolog sendiri.

Ia membereskan segala pakaian kotor dan membolak balikkannya. Aeris dan Altarel sudah sangat dekat. Aeris bahkan sudah terbiasa mencuci pakaian privasi suaminya dan Altarel sudah sering melihat pakaian dalam Aeris yang digantung di tempat jemuran baju. Mereka sudah terbiasa satu sama lain. "

Gadis itu membuka baju seragamnya. Ia berdiri di depan kaca kemudian membasuh wajahnya menggunakan facial wash yang ada disana. Setelah beberapa menit selesai dengan urusan bersih bersihnya, Aeris mengambil satu celana pendek berwarna hitam dan baju santai. Gadis itu terkejut dan langsung tersenyum ketika bel rumah berbunyi. Apakah itu Altarel?

Ia berlari menurni tangga lalu membukakan pintu. Senyumannya luntur seketika namun ia tetap tersenyum setelahnya. Mama Altarel datang mengunjungi mereka. Ia sungguh canggung karena ia sama sekali tak tahu dimana suaminya itu.

"Mama..? Ayo masuk, Ma. Eyiss baru pulang," ujar Aeris.

Mamanya memperhatikan sekeliling. IA datang kemari dengan membawa sebuah kejutan untuk membantu anak anaknya cepat berbaikan. "Altarel mana?" tanya mama Altarel.

Aeris terlihat bingung. Ia menunduk karena takut. "Altarel kemarin pulang pagi. Sekarang udah ilang lagi..gak tau kemana. Eyis coba telepon tapi gak dijawab sama sekali," sahut Aeris dengan wajah lesu.

Mama Altarel memeluk Aeris dengan lembut. Gadis itu tiba tiba saja kembali menangis karena ia sungguh terharu dengan perlakuan ini. "Altarel tuh harusnya diem dirumah bukannya kabur. Kalo gini terus gak bakal selesai dan malah jadi lebih buruk. Coba ceritain kalian tuh kenapa?" tanya mamanya.

Aeris terduduk di sofa bersamaan dengan mamanya. "Dia cemburu karena Eyis fotoan berdua sama temen cowok. Sekarang Eyis baru sadar kalo kita terlalu deket, aku salah."

Mama nya menghela napas. Ia sudah menduganya. "Iya salah. Udah punya pasangan sekarang. Bergaul boleh tapi jangan terlalu deket. Ada nggak ada Altarel di sebelah kamu, kamu harus tetep jaga jarak sama cowok lain. Bukan buat kamu aja, Altarel juga harus gitu."

"Tau sekarang salahnya dimana?"

Aeris menangguk dengan lucu. "Mau diulangin lagi?" Aeris sontak menggeleng. Hal tersebut membuaat mamanya tertawa. Wanita paruh baya itu mengeluarkan dua tiket dari tasnya. Aeris mengusap air matanya kemudian mengambil tiket tersebut.

"Besok pagi kita refreshing. Papanya Altarel udah sewa villa deket pantai. Bagus deh..." ujar mamanya dengan bahagia.

Aeris langsung syok dan kaget. "T-tapi besok sekolah, Ma. Altarel juga masih marah. Gak mungkin mau diajak liburan gini," ujar Aeris.

Mamanya langsung menepuk tangannya hingga membuat Aeris kaget. "Nah itu! Karena kalian marahan akhirnya mama paksa papanya Altarel buat booking villa. Biar kalian bisa baikan," ujar mamanya dengan antusias.

Aeris langsung tersenyum. "Iya juga ya...okee. Kalo gitu Eyis siapin barang barang terus Eyis sembunyiin. Besok tinggal tarik aja Altarelnya," ujar Aeris dengan senang. Ia memeluk kedua tiket pemberian mama Altarel tersebut. Jadi tugasnya malam ini adalah jangan membiarkan Altarel keluar rumah.

......

Altarel mengusap lehernya yang terasa pegal. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Laki laki itu tengah berkumpul bersama teman temannya di warung belakang sekolah. Dalam waktu beberapa jam ini, Altarel sudah menghabiskan hampir setengah kotak rokok. Ia tak mau memberitahu teman temannya tentang permasalahan tadi siang, ia hanya memberitahu bila ia dan Anggara sedang ada masalah.

ALTAREL versi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang