PIDADARIKU

296 30 13
                                    

Menunggu panggilan dari petugas rumah sakit untuk segera pengecek kesehatan Zoraida.

"Atas nama Zoraida asyafiah silahkan masuuk"panggilan dari sang suster.

"Ouh iya sus"Zoraida menurutinya.

"Lala jangan nangis yaa,kalo pas di suntik"pesan gus Alzam.

"Enggak kok Lala gk nangis,Lala kan hebat"ucap Zoraida.

"Iyaa pinter"gus Alzam langsung merangkul Zoraida.

Gus Alzam menemani Zoraida untuk pengambilan darah di ruang leb.




••••••••🌺🌺🌺🌺🌺•••••••••

Dalam beberapa menit pemeriksaan,gus Alzam dan juga Zoraida meninggalkn ruang leb, dan giliran mendatangi ruang USG untuk pengecekan menstruasi yang bermasalah.

Zoraida yang langsung di persilahkan masuk ke ruangan USG,karena kebetulan ia mendapatkan antrian paling cepat.

Usai di pertanyakan apa keluhannya oleh sang dokter,Zoraida pun di perintahkan oleh sang dokter untuk segera berbaring di atas brankar,karena akan segera di periksa.

Dokter yang terus mengotak-atik alat USG nya di bagian perut Zoraida,dan di situlah sangat di sayangkan sekali ternyata hasinya sangat mengecewakan,Zoraida mengalami penyakit kronis gangguan pada rahim sehingga sulit untuk hamil,namun mereka akan tetap berusaha, untuk tidak bersudzon kepada allah, dan tida akan terlalu mempercayai rancauan dokter,karena semua itu hanya allah yang tauu.

Seusai pemeriksaan dengan sendu,Zoraida dan juga gus Alzam berjalan dengan beriringan menuju tempat telpalkirnya mobil,keduanya sama-sama saling berdiam,dan tidak ada yang berucap satu pun.

Zoraida yang menoleh ke arah suaminya rasanya cannggung untuk mengajaknya berbicara,sedangkan gus Alzam terus terdiam dan tidak menoleh ke wajah istrinya sedikitpun.

Zoraida terus berclingak-clinguk ke arah suaminya,namun suaminya tetap fokus pandangannya ke arah depan memperhatikan jalanana,tanpa harus menoleh ke arah istrinya.











••••••••🌺🌺🌺🌺🌺•••••••••••

Setelah di kekediaman.

"Mass"panggil  sendu Zoraida.

"Iyaaaa,apa sayang?"jawab gus Alzam dengan halus,walaupun ia kecewa namun ia masih akan selalu bertahan untuk merangkul,dan mensuport Zoraida.

"Mas kecawa kah sama Lala?,mas pasti marah sama Lala kan?,mas juga pasti nyesel menikahi Lala?"ujarnya sudah berfikir negatif duluan kepada suaminya.

"Enggak sayang kata siapa mas marah,mas nggak marah kok"gus Alzam langsung memeluk Zoraida.

"Terus kenapa mas diem aja,pasti mas boong,mas marah kan?, udah bilang aja"

"Enggak Lalaaa,enggaaak kook"

"Terus kalo Lala gak bisa punya beby gemana?"tanyanya mulai berkaca-kaca.

"Enggak insyaallah Lala bisa punya beby kok,udah sabar aja ya"

Zoraida mengangguk

"Mmm mas kalo cari istri baru gak papa kok,biar mas punya istrii dua kan asiik"di sela-sela bersedih seketika Zoraida mengatakan kata menyebalkan itu,gampangnya zoraida mengucapkan kata itu,seperti tidak ada beban,dasar polos.

"Heh!"gus Alzam membulatkan matanya.

"Kenapa kan biar mas bisa punya baby kan nanti seruuu"

"Astagfirullah Lala gak boleh bilang begitu ah,nakal kamu tuh,mas maunya Lala ajaa"tolaknya sepontan.

Zoraida pilihan gus alzam  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang