PENYEMANGAT

120 22 13
                                    

Zoraida yang sedang duduk di atas ranjangnya,dengan kaki nya yang tergantung,pada saat dirinya sedang diam tiba-tiba ada penampakan lelaki bertubuh tinggi,dan kekar itu keluar dari dalam kamar mandi,seraya mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk.

m

"Sayang"panggil Zoraida.

Gus Alzam melirik cepat,dengan kepalanya yang masih di tumpuki handuk,dan wajahnya sedikit terhalangi handuk tersebut.

"Pagii"sapa Zoraida lagi.

"Dah siang , jam berapa ini?"sepontan.

"Ouh udah siang kirain masih pagi"canda Zoraida,dengan dirinya juga sudah tau bahwa waktu itu memang sudah siang pukul sembilanan.

"Sayang mandi yook"ajak gus Alzam.

"Gak mau ah,Lala males"

"Astagfirullah,muach!!,hih bau apek"usai mencium sekilas,gus Alzam langsung menutupi hidungnya,dengan berpura-pura mencium bebauan.

"Lala gak mandi juga masih cantik di mata pak jokowi"canda Zoraida.

Seketika wajah gus Alzma berubah masam.

"Mandi dulu yok,nanti habis mandi kita jalan-jalan"bujuk gus Alzam.

"Ayook"Zoraida terpancing.

"Yaudah"gus Alzam menggendong tubuh Zoraida,dengan gaya ala-koala,hingga sampai dalam kamar mandi,dan Zoraida di dudukan di atas wastafel.

"Sini bukak dulu"perllahan gus Alzam membukak kancing baju Zoraida.

Zoraida hanya nurut.

"Lala cantik banget sih"puji gus Alzam seketika.

Zoraida tersenyum seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Gus Alzam yang masih sibuk membukak pakaian Zoraida,dengan Zoraida yang mempelampiaskan kedua lengan tangannya di atas pundak gus Alzam.

Usai itu Zoraida memulai mandi.







🦋🦋🦋🦋🦋

Seusai semuanya siap,dan Zoraida yang sudah terhiasi kecantikannya,kini tinggal saatnya pergi jalan-jalan,menyesuaikan apa yang  di janjikan oleh gus Alzam tadi.

"Lala siap?"tanya gus Alzam.

"Siap"mengangguk.

Gus Alzam langsung mendorong kursi roda Zoraida hingga keluar dari apartemen.

Jalan-jalan pagi ini tidaklah memakai kendaraan,gus Alzam yang berjalan kaki seraya mendorong kursi roda istrinya.

Di tengah perjalanan yang sejuk,dan masih banyak kearamaiannya,di situ pun keadaannya lumayan asri,belum ada banyaknya kendaraan-kendaraan yang menginjak jalan tersebut.

Namun saat keduanya sedang asik berdiskusi,sekonyong-konyong ada pasangan suami istri yang sedang asik mendorong-dorong ke empat anak kembarnya dengan kereta bayi yang menyatu.

Seketika pandangan Zoraida,dan juga gus Alzam kompak melolo ke arah pasangan suami istri tersebut.

Pasangan suami istri itu sudah lewat menjauh ke jalan sana,lalau gus Alzam dan juga Zoraida berhenti memperhatikan pasangan tersebut di karenakan pasangan tersebut sudah lewat jauh,lalu Zoraida,dan juga gus Alzam pun saling menoleh dan berhadap-hadapan secara kompak,"banyak banget"lontaran kata gus Alzam seraya membulatkan kedua matanya, karena sempat terheran-heran dengan pasangan suami istri tersebut yang membawa empat anak kembar.

"Hemm"Zoraida meringis.

Gus Alzam melanjutkan jalanannya,dan kembali mendorong-dorong kursi roda istrinya.

"Lala mau punya baby"seketika Zoraida berucap seperti itu,inilah ucapan Zoraida yang selalau gus Alzam tunggu-tunggu,untuk di jadikan bahan kesempatan pada saat mengajak.

"Bikin yook"konyol gus Alzam.

"Iiih bikin terus tapi gak jadi-jadi"cloteh Zoraida,cemberut.

"Mungkin kecebongnya gak semangat,buat mancing bijinya"ucapan tengil gus Alzam,seraya tersenyum-senyum jahil.

"Kok kecebong?,apakah kalo mau punya baby harus nernak kecebong?"tanya polos Zoraida yang sangat bingung.

"Iya kecebongnya mas kan banyak"

"Mas sejak kapan punya peternakan kecebong,kok Lala gak pernah tau,emang mas nernak kecebong buat apa?"lagi-lagi Zoraida tidak peka.

"Bukan kecebong anak kodok itu lo deeek,tapi anak dady Alzam"pusing gus Alzam,lelah menjelaskannya.

"Lala gak paham lo mas"sungguh semakin membuat gus Alzam jengkel.

"Mmm gemana kalo nanti malem kita buat baby lagi"ajak gus Alzam terlalu pede.

Zoraida berfikir rasanya ingin menolak namun takut pada suaminya yang akan kecewa.

"Gemana?,nanti bakal mas tunjukin kecebong kece punya dady Alzam"

"Iya deh"Zoraida menyetujuinya.

"Yeees!!"Girang hati gus Alzam,dengan telapak tangannya yang di kepal,dan sikunya di dorong-dorong.

Mereka yang bersantai-santai di bawah pohon,dengan gus Alzam yang duduk di sebuah bangku kayu,dengan Zoraida yang masih terduduk di kursi rodanya.

Jangan lupa tinggalin vote,dan komennya.🙏

Maaf banget saya ganti alur ceritanya.





















 






 

 
























Zoraida pilihan gus alzam  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang