KELAM

95 20 15
                                    

Setelah beberapa jam lamanya,kini Zoraida yang sudah di tempatkan pada kekediamannya,dengan begitu juga gus Alzam yang katanya ingin segera berangkat bekerja dan tidak ingin membuat para kariyawannya jadi menunggu lama-lama.

Hanya menyiapkan isi tas kerjanya,di karenakan ia sudah bersiap memakai pakaian kerja dari sebelumnya,dan kini tinggal siap ia berangkat ke tempat perjanjiannya yang katanya ingin bertemu dengan kariyawannya.

"Mas pergi dulu ya sayang,insyallah cuma sebentar kok,muach!!"gus Alzam berpamitan kepada sang istri tercintanya,sembari memeluk dan menciumnya.

"Janji"ucapan sendu Zoraida dengan suaranya yang begitu kecil,dan seraya mengulurkan jari klingkinngnya,sungguh tak rela rupanya suaminya pergi.

"Insyaallah donk sayang,kalo janji takutnya mas gak bisa nepatin,dan siapa tau ternyata mas perginya gak cuma sebentar,ternyata lama"ucap gus Alzam.

"Mas harus janji kalo mas perginya cuma sebentar"hidung Zoraida mulai memerah dengan kedua matanya yang penuh berkaca-kaca,dengan tatapan sendu yang terus menatap mata gus Alzam.

"Ih Lala gak boleh sedih,kalo Lala sedih mas jadi gak tega ninggalinnya"gumam halus gus Alzam.

Kedua air mata Zoraida menetes secara kompak,dan juga langsung menderas.

"Kok gitu sih,katanya mas boleh kerja?,kok Lala malah nangis,gak boleh nangis donk,kan Lala anak baik"penenangan gus Alzam.

"Iya tapi Lala masih gak mau mas pergiii!!"Zoraida semakin terisak-isak,dengan dirinya yang langsung memeluk erat,dari sini seperti sudah ada firasat yang aneh dari dalam perasaan Zoraida.

"Ayook donk biarin mas pergi"bujuk gus Alzam.

Zoraida diam dan terseguk-seguk.

"Sayang,shalehah,yayangnya Alzam gak boleh cengeng"gus Alzam terus menenangkan,dan ia terus mengusap-usap punggung Zoraida.

Zoraida masih diam,dan berfikir-fikir.

"Boleh yaa"mohon gus Alzam dengan tatapan yang begitu memelas.

Dan tak lama kemudian ahirnya Zoraida pun mengangguk dan mengizinkannya.

"Ouh beneran boleh?, yaudah kalo gitu mas berangkat ya sayang"ujar gus Alzam.

Zoraida mengangguk,"Iya mas baik-baik di sana"tatapan sedih,dan juga air mata yang terus mengalir selalu saja tertampakan.

"Yaudah kalo gitu mas pergi dulu yaa"pamit gus Alzam.

"Iyaa"masih kurang ridho.

"Yaudah assalamualaikum"

"Waalaikum salam mas baik-baik di sana,hiks,hiks,hiks!!"malah semakin menjadi tangisannya.

Sebenarnya gus Alzam sudah tidak tega melihat istrinya terus menangis karena tak rela suaminya pergi,namun mau bagai mana pun juga ini sudah tanggung jawabnya,dan ia harus pergi.

"Jaga kesehatan sayang!!"teriak gus Alzam dari dalam mobil.

Zoraida mengangguk,dan terus menangis terseguk-seguk.

Zoraida pilihan gus alzam  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang