Gus Alzam yang kini belum siuman kembali,dan Zoraida pun harus tetap menunggunya lagi seperti hari-hari sebelumnya.
Mungkin jika hal ini bukan bukan karena Rahma sebagai pemicunya gus Alzam tidak akan kembali kritis seperti ini lagi..
Zoraida yang terus memeluk gus Alzam,dan menyandarkan kepanya di perut gus Alzam,begitu juga tangannya yang terus melilit pinggang gus Alzam.
"Nak gemana keadaan Alzam?!"umi Safira yang datang-datang langsung bertanya dengan gugup.
"Dia kembali kritis mi"jawab sendu Zoraida.
"Ya allaaah,kasiannya kamu Zam"turut mamih Nahla.
Umi Safira yang mendekati gus Alzam,dan ia terus mengusap-usap kening gus Alzam sekaligus menciuminya.
"Bagai mana keadaan Alzam?"tanya abi Hanafi.
"Iya bagai mana?"tanya ayah Fadil.
"Masih kritis"jawab mamih Nahla.
"Loh nak muka kamu kenapa kok banyak luka-lukanya begitu?"tanya umi Safira kepada Zoraida.
"Mmm ini jatoh kepleset,tapi nanti mau di obatin kok sama dokternya,tenang aja"alabinya berbohong.
"Loh hati-hati donk makanya,biar gak jatuh"ujar mamih Nahla.
Zoraida tersenyum.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Pada saat asik berdiskusi seketika dokter Bram memanggil Zoraida karena ingin mengobati luka-luka di wajah Zoraida.
"Maaf mba Zoraida,kata dokter Bram,mba di pintai suruh ke ruangan nya"penyampaian sang perawat.
"Ouh iya-iya sus"Zoraida akan segera menghampirinya.
Zoraida yang berjalab menuju ruangan dokter Bram,sungguh tidak jauh jarak ruangannya dengan ruangan pasien gus Alzam.
"Assalamualikum"salam Zoraida setelah sampai.
"Mmm oiya sini La"titah dokter Bram.
Zoraida di temani oleh sang perawat wanita.
"Mmm Lala bekas luka di bagian dagu kan parah ya,ini takun kena infeksi sebaiknya mas bersihkan dulu ya"ujar dokter Bram.
"T-tapi takut sakit"ketakutan Zoraida.
"Mmm iya sih perih tapi tahan yaa,kan mau sembuh,kalo mau sembuh harus mau di obatin"bujuk dokter Bram.
"Mmm i-iya deh,t-tapi nanti kalo Lala nangis gemana?"ucapan polosnya.
"Kalo mau nangis,nangis aja La"ucap dokter Bram,sembari tertawa sedikit.
"Mmmh nanti Lala malu donk"balas Zoraida lagi.
"Hahaha au ah"pusing dokter Bram.
Zoraida yang terus melirik ke suntikan,dan juga air anti biotik yang ingin di gunakan untuk membersihkan luka-lukanya.
"Mmm Lala takut"matanya yang sudah berkaca-kaca
"Udah-udah siap yaa ini mau di obatin"gumam dokter Bram semakin membuat Zoraida tegang karena takut akan sakit,dan perih.
"Joba dengalin kepalanya"titah dokter Bram,dan Zoraida pun menurutinya,"Iyaps pinter"ujar dokter Bram.
Dokter Bram segera memembersihkan luka-lukanya dengan perlahan,sedangkan Zoraida sudah menangis-nangis kesakita.
"Sakit yaa?maaf yaa"lembut dokter Bram.
"Iiih gak mau sakiiit!!,aaaa,hiks,hiks,hiks!!"keluh Zoraida,dan masih menangis-nangis.
"Iya tahan yaa,maaf yaa"dokter Bram berusaha secepat mungkin mengobatinya,agar tidak berlama-lama.
"Iya tahan mba,biar sembuh"dukung sang prawat.
"Cewek itu jahat ya sama Lala"gumam dokter Bram kepada Zoraida.
"Iya dia nakal bangeet,dia udah jahatin Lala terus,hiks,hiks,hiks!!"kasihan sekali Zoraida.
"Mmh kacian amat"melas dokter Bram,dengan tangannya yang masih mengotak-atik luka parah Zoraida yang berada di dagunya dengan obat-obatannya.
Zoraida yang dengan nurutnya ia terus mendengalkan kepalanya ke belakang,hingga dokter Bram yang tidak berani melirik ke arah mata Zoraida,dan dokter Bram akan terus sedikit menundukan kepalanya sampai tidak menatap Zoraida,karena Zoraida itu milik sahabatnya,jadi ia jangan seenaknya berkesempatan pada jati diri gadis milik sahabatnya itu.
Usai beberapa Lamanya Zoraida di obati,dan semuanya sudah selesai,kini saatnya Zoraida kembali pulang ke ruangan gus Alzam.
"Yaps udah selesai,Lala silahkan boleh kembali ke ruangan mas Alzam"dengan sopan dokter Bram mempersilahkannya.
Lalu Zoraida kembali ke ruangan suaminya,akan di antar seperti sebelumnya dengan sang perawat itu.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Setelah sampai ke ruangan di situlah Zoraida kembali menemani gus Alzam hingga kapan gus Alzam akan kembali terbangun.
"Udah nak di obatinnya?"tanya umi Safira.
"Udah mi"
"Alhamdulillah"
Umi Safira yang terus mengusap-usap kepala Zoraida dengan halus, dengan posisi Zoraida yang sedang bersandar di perut gus Alzam.
"Sabar ya nak,surga menanti mu di sana,demi allah kamu rela menemani suamimu dengan sepenuh hati,hingga sampai saat ini suamimu sakit pun kamu masih rela menunggunya"ungkap umi Safira.
Zoraida mengangguk,dan tersenyum tipis.
Keluarga Zoraida,dan juga gus Alzam semakin berdatangan hingga ada beberapa orang yang tidak kebagian tempat untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoraida pilihan gus alzam (SELESAI)
General FictionDi ambil dari kisah nyata percaya gk sih?gadis berumur 15 tahun sudah harus menikah dan menjadi seorang istri di masa nya yang masih belum cukup umur,gadis ini yang di jodohkan dengan lelaki berumur dua puluh tahun. seorang lelaki yang memiliki jaba...