“sampai sini pelajaran kita hari ini ya adik-adik. Tugas nya jangan sampai lupa di kerjakan ya” ucap Kia pada muridnya.
“iya bu guru” jawab semua murid dengan kompak.
“oke sampai ketemu minggu depan” Kia berjalan keluar kelas sambil tersenyum lebar pada semua muridnya.
Azkia Leta Leteshia yang dikenal dengan nama panggilan Kia adalah seorang tutor bahasa Inggris yang mengajar di salah satu tempat kursus bahasa asing yang ada di kota Bogor. Kia lahir dan besar di kota Bogor. Setelah lulus sekolah menengah saat Kia berusia 18 tahun, Kia melanjutkan studinya di Berkeley, California. Lima tahun Kia berkuliah di Berkeley, Kia kembali ke Indonesia dan langsung bekerja sebagai tutor bahasa Inggris. Tempat kursus dimana Kia bekerja adalah milik om dan tantenya. Sebenarnya Kia mendapatkan tawaran untuk mengajar di sebuah sekolah dasar, namun Kia menolak tawaran itu. Kia lebih suka menjadi tutor dibandingkan guru di sekolah.
“kak Kia, ada orang tua murid yang mau bertemu kak Kia” ucap Ana seorang supervisor di tempat kursus itu.
“oh iya kak Ana. Dimana orang tua murid nya?” tanya Kia.
“saya suruh tunggu di ruang rapat kak” jawab Ana.
“baik. Terimakasih kak Ana” Kia berjalan melewati koridor menuju ruang rapat yang di maksud Ana. Sesampainya di depan ruang rapat, Kia mengetuk dan membuka pintu ruang rapat itu.
“selamat sore bu” Kia tersenyum sambil mengulurkan tangan kanan nya kepada orang tua murid yang sudah menunggu Kia itu.
“selamat sore bu Kia” jawab wali murid tersebut sambil berdiri dan mengulurkan tangannya hingga tangannya dan tangan Kia saling berjabat.
“mari silahkan duduk bu” Kia mempersilahkan wali murid tersebut untuk duduk.
“dengan ibu siapa mohon maaf” tanya Kia.
“saya Wulan, ibu dari Bayu” jawab wali murid tersebut.
“jadi, apa yang perlu saya bantu bu?” tanya Kia yang tak pernah meninggalkan senyum ramahnya.
“gak ada bu Kia. Saya hanya ingin berterimakasih secara langsung pada bu Kia. Nilai anak saya benar-benar naik drastis dalam waktu 3 bulan ini” ucap bu Wulan sambil mengambil sesuatu dari dalam tas nya.
“ini mungkin gak seberapa tapi ini adalah ungkapan terimakasih saya untuk bu Kia” bu Wulan menyerahkan sebuah amplop. Kia tahu bahwa di dalam amplop itu terdapat sejumlah uang.
“waduh. Tugas saya sebagai tutor adalah membantu anak didik saya untuk semakin memahami pelajaran dan goal nya adalah mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Saya tidak bermaksud sombong, tapi mohon maaf saya tidak bisa menerima ini” Kia mendorong perlahan amplop yang di sodorkan bu Wulan.
“tapi saya ikhlas ngasih ini untuk bu Kia. Saya benar-benar berterimakasih karena sudah sekian lama anak saya itu gak pernah masuk ke otaknya pelajaran bahasa Inggris. Tapi semenjak sama bu Kia, anak saya jadi lebih ngerti bahasa Inggris” ucap bu Wulan.
“bukan saya bu, tapi memang sebenarnya anak ibu sudah pintar kok. Saya hanya membantu anak ibu agar lebih percaya diri dalam bahasa Inggris” ucap Kia.
“iya sama aja bu. Pokoknya ini tolong di terima sebagai ucapan terimakasih saya” bu Wulan kembali menyodorkan amplop kepada Kia.
“gini aja bu. Gimana kalau uang ini ibu gunakan untuk membeli buku baru dan ibu sumbangkan ke perpustakaan kecil kami. Saya lebih senang uang ini ibu gunakan untuk membantu perpustakaan kecil kami” ucap Kia.
“bu Kia beneran gak mau ambil uang ini untuk bu Kia sendiri?” tanya bu Wulan.
“iya bu saya yakin gak ada niat ambil uang ini untuk saya pribadi” jawab Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)
Romance"kamu kuliah di Berkeley bukan karena saya kan?" tanya Gavin. Pertanyaan itu membuat Azkia kembali mengingat masa-masa SMA nya. Banyak orang bilang kita tak akan bisa melupakan cinta pertama kita. Tapi, bagaimana jika cinta pertama kita adalah guru...