Chapter 7

604 107 37
                                    

Jeongyeon pov

Sudah jam 5 sore ketika aku kembali ke rumah keluarga Park. Setelah memastikan nona momo, sana dan mina aman sampai rumah, tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari kapten taecyeon untuk menemuinya segera di markas kami. Aku pun dengan terpaksa haru pergi kesana untuk menemui kapten ku itu.

Tubuhku terasa sudah sangat lelah karena harus bolak balik mengemudikan motorku dan juga mengganti penampilanku lagi.

Karena cuaca yang bagus, aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang keluarga Park.

Aku pun menikmati pemandangan yang ada di depanku saat ini, melihat bunga-bunga yang indah dan udara sejuk yang membuat pikiranku menjadi lebih tenang.

Ah tugas ini tidak semudah yang ku pikirkan. Semuanya menjadi semakin rumit dari hari ke hari. Belum lagi jika aku bertemu dengan ke lima putri nyonya Park.

Bisa-bisa aku menjadi gila kalau lama-lama tinggal di sini. Mereka semua memang cantik tapi sayangnya mereka semua aneh dan mengerikan.

Agghhhhh...aku harus segera menemukan file itu agar aku bisa kembali dan pergi meninggalkan negara ini.

Tapi dimana tuan Park menyimpan file itu. Aku bahkan sudah memeriksa semua ruangan yang ada di rumah ini dan hasilnya tetap nihil.

T-tunggu...apa mungkin dia mempunyai ruang rahasia di rumah ini. Ah kenapa aku tidak memikirkan hal ini.

Iya mungkin saja, dia mempunyai ruang rahasia di rumahnya. Atau apa mungkin dia menyimpannya di salah satu kamar putrinya? Sebaiknya aku langsung menanyakan hal ini pada nyonya Park.

"Hei, ada air liur di mulut mu..."

Setelah mendengar kata-kata itu, aku menyeka mulutku dengan refleks hanya untuk mengetahui bahwa orang itu berbohong padaku.

"Hahahahaha...kalau saja kau bisa melihat betapa lucunya wajahmu...hahahaha!"

Aku berbalik dan melihat Tzuyu sedang berdiri di belakangku dengan suara tawanya yang terdengar begitu menggemaskan. Aku sempat terpesona ketika melihat rupa wajahnya yang begitu cantik.

"Hei, apa oppa baik-baik saja?" katanya sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Hah? Uh...uhm...ya nona, aku baik-baik saja..."aku langsung mengalihkan pandanganku untuk menghindari tatapannya.

"Maaf, apa aku mengganggu mu, oppa?" tanyanya lagi saat duduk di sampingku.

"T-tidak nona..." jawabku masih fokus melihat bunga yang ada di sekitar taman.

"Bisakah oppa memanggil ku dengan nama ku saja? Aku tidak suka oppa memanggilku dengan embel-embel begitu..." ucapnya dengan cemberut.

Ya tuhan, kenapa dia terlihat sangat lucu.

"T-tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian...mulai sekarang oppa harus memanggilku dengan namaku, bukan dengan nona lagi. Apa oppa mengerti?" potongnya sebelum aku selesai bicara.

"Ne....tzuyu..."

"Good..."

Dia langsung tersenyum saat aku memanggilnya dengan namanya. Aku perhatikan dia melihat ke langit dan kemudian ke arlojinya.

"Hei oppa...ikut aku, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu..."dia kemudian meraih lenganku dan berlari menuju ke arah balkon mansion.

Setelah kami sampai di sana, dia terlihat melihat sekeliling rumah sebelum menekan dinding di sudut balkon. Aku sungguh tercengang saat melihat dinding itu terbuka dengan otomatis saat tzuyu menekan dinding itu.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang