Chapter 12

628 89 26
                                    

Mina pov

Aku terbangun saat merasakan sinar matahari yang menusuk melalui celah gorden jendela kamar ini. Setelah menggeliat dan mengumpulkan nyawa, aku pun bangun dari posisi tidurku.

Ku lihat saudaraku yang lain masih asik dalam dunia mimpi mereka. Kami semua tidur bersama tadi malam dan membicarakan banyak hal hingga kami tidur sampai larut malam.

Aku juga merasakan lelah dan masih mengantuk seperti mereka, tapi entah kenapa mataku ini tidak ingin terpejam lagi.

Aku pun bangun dan bergerak secara perlahan menuruni ranjang agar saudaraku yang lain tidak terbangun. Setelah berhasi menuruni ranjang, aku pun bergegas ke arah kamar mandi untuk menyegarkan wajah dan menyikat gigiku.

Setelah melakukan ritual pagi, aku pun beranjak menuju sofa saat melihat jeongyeon sedang duduk di sana.

Ah...ku pikir dia kelelahan dengan tugasnya karena sekarang aku melihat dirinya tengah tertidur dengan posisi yang menurutku jauh dari kata nyaman. Ia tertidur dalam posisi duduk tegak sambil memegang gelas di tangannya.

Aku yang penasaran pun mendekat kearahnya dan memperhatikan wajahnya dari dekat.

Ku telusuri dari ujung rambutnya, dahi dan alisnya yang sedikit ditutupi rambut halusnya, hidungnya yang mancung, hingga bibir yang sangat lembut dan manis itu.

"Aigooo...mina! Apa yang kau pikirkan hah?" ucapku dalam hati.

Tapi memang tidak bisa di pungkiri bahwa wajah ini memang teramat sangat sempurna. Walaupun dia mencoba menutupinya tapi tetap saja semua itu tampak sangat sempurna bagiku.

Aku masih tidak habis pikir kenapa dengan wajah sempurnanya, ia malah memilih pekerjaan berbahaya seperti ini. Padahal dia bisa saja terkenal bila menjadi model ataupun idol.

Rasa penasaran dan kagumku akan wajah sempurnanya ini membuat tanganku bergerak menuju rambutnya secara otomatis.

Kubenarkan posisi rambutnya yang hampir menutupi wajahnya. Kemudian tanganku bergerak menuju dahi dan terus turun kebawah menuju bibir seksinya.

Sebelum tanganku sampai dibibirnya, tiba-tiba tanganku di cengkram dengan keras olehnya.

"Ah, nona...maafkan aku. Aku pikir orang lain..."katanya panik sambil melepaskan cengkramannya.

"Tsk...kenapa kau tidur disaat kau bekerja? Apa kau lupa tugasmu di rumah ini?" ucapku pura-pura kesal agar dia tidak berpikir yang aneh-aneh padaku karena sudah menyentuh wajahnya.

Aku meringis kesakitan saat menggerakkan tanganku yang di cengkramnya tadi.

"Maafkan aku, nona. Berikan tanganmu, biar aku lihat..."ucapnya sambil memegang tanganku.

Ia pun memeriksa tanganku yang ternyata ada bekas cengkraman tangannya. Aku baru sadar, ternyata aku begitu mengagetkannya hingga ia refleks mencengkram tanganku dengan sangat kuat.

"Maafkan aku sekali lagi, nona. Aku tadi refleks saat nona menyentuh wajahku..."sesalnya sambil memijat tanganku.

"I-itu...i-itu karena...aku hanya ingin membangunkanmu karena kau tidur di saat kau bekerja..." aku tiba-tiba tergagap saat membalas perkataannya.

"Maaf nona..." jawabnya.

"Hmmm...." gumamku menyembunyikan senyum di wajahku saat melihat tangannya masih memijat tanganku.

"Ehemmm...apa yang sedang kalian lakukan? " aku terlonjak kaget saat mendengar suara di belakangku.

"Ahh...sana unnie, kau sudah bangun?" aku langsung menarik tanganku dari tangan jeongyeon.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang