Chapter 20

505 93 192
                                    

Pukul 07. 15 am

Mina terbangun saat merasakan sinar matahari yang menusuk melalui celah gorden jendela kamar momo.

Setelah menggeliat dan mengumpulkan nyawa, dia pun bangun dari posisi tidurnya.

Dia melihat ke empat saudaranya masih sibuk di dalam dunia mimpi mereka. Mina memang merasakan lelah seperti mereka tapi entah kenapa matanya tidak ingin terpejam lagi.

Mina pun mulai bangun dan bergerak secara perlahan menuruni ranjang agar saudaranya yang lain tidak terbangun.

Setelah berhasil menuruni ranjang, dia pun bergegas ke arah kamar mandi yang ada di kamar momo untuk menyegarkan wajah dan menyikat giginya.

Saat keluar dari kamar mandi, mina mengingat sesuatu yang penting. Dia kembali melihat ke empat saudaranya sebelum buru-buru keluar kamar, menuju tempat dimana jeongyeon berjaga.

Mina melihat jeongyeon tengah tertidur dengan posisi duduk dan tangan yang masih memegang senjata.

Dia melangkahkan kakinya sepelan mungkin saat mendekati jeongyeon. Mina lalu memperhatikan wajah pria itu dari dekat.

Alisnya yang tebal, rambut yang berantakan tapi membuatnya semakin menarik, dahinya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang seksi dan bekas luka di pipinya tadi malam.

"Ya tuhan...apa yang sedang aku pikirkan?" ujar mina dalam hati menepis pikiran negatifnya.

Mina menggelengkan kepalanya berulang kali, dia merutuki dirinya sendiri karena begitu lemah dengan pria yang sedang tidur itu.

Tapi rasa penasaran dan kagum mina akan wajah sempurna itu membuat tangannya bergerak menuju pipi jeongyeon yang terluka.

Hanya tinggal sedikit lagi, tangan mina hampir menyentuh kulit itu sampai dia mendengar suara yang begitu keras dari belakangnya.

"MINAAAAA...."

"SIAL!"

Jeongyeon yang kaget melompat dari tidurnya dan mengarahkan senjatanya ke depan dengan posisi waspada.

"Jihyo unnie, aku mengagetkan ku saja!" kesal mina yang tak kalah kaget nya dari jeongyeon.

"Dan jeongyeon, jauhkan senjatamu itu dari wajahku!" lanjut mina dengan tegang saat senjata jeongyeon tepat berada di depan wajahnya.

Pikiran jeongyeon masih kabur, tapi saat mendengar dan melihat jihyo dan mina, dia pun mulai sadar.

"Maaf nona..."katanya menurunkan senjatanya dan membungkuk hormat pada mina.

"Apa yang terjadi disini?" tiba-tiba sana datang dengan mata mengantuknya.

"Tidak ada..." jawab jihyo dengan tenang lalu menarik mina agar menjauh dari jeongyeon.

"Kau sengaja bergerak disaat kami semua sedang tidur ya...dasar licik!" bisik jihyo dengan wajah tersenyum saat melihat jeongyeon.

"Aku tidak licik, tapi aku hanya terlalu pintar dan mempunyai banyak akal dibandingkan kalian semua..." balas mina dengan sombong.

"Oh pagi jeongyeon-ah..." suara sana berhasil memecahkan perdebatan kecil mina dan jihyo.

Entah sejak kapan, tapi sana ternyata sudah berdiri di depan jeongyeon dan memulai aksinya.

"Pagi nona sana..."jeongyeon balik menyapa.

"Apa tidurmu nyenyak?" tanya sana dengan nada yang begitu centil sambil memainkan rambut panjangnya.

"Y-ya..." gagap jeongyeon.

"Sana unnie, sebaiknya kau melihat penampilanmu saat ini dan setelah itu cuci wajahmu..." tzuyu tiba-tiba keluar dan menyerang sana dengan kata-katanya.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang